10. Bagian Sepuluh

2.2K 262 109
                                    

Nosung🦋

__________________________________________________

Keesokan harinya, terlihat Jisung yang kini sedang duduk di ranjangnya. Dengan hati-hati, Soojin menyuapi Jisung bubur Yang telah dia buat sejak pagi tadi.

Semalam Jisung pingsan, dengan keadaan tubuh panas dan beberapa memar diwajahnya.

Soojin hampir saja berteriak, sebelum pelayan lain mengatakan jika Jeno lah yang telah membuat tuan mudanya seperti itu. Tanpa menunggu waktu lama Soojin segera meminta penjaga untuk membawa Jisung masuk ke dalam kamar tamu di lantai satu. Dan setelahnya, dia langsung menelpon dokter pribadi keluarga Jeno.

Beruntung Jisung hanya mengalami kelelahan, karena itu dia pingsan. Dokter hanya menyuruh agar Jisung beristirahat selama dua hari ke depan, dan mengompres luka memarnya menggunakan Es batu. Lalu memberikan salep pereda nyeri untuk mengobati sudut bibir jisung yang terluka.

"Soojin, aku tidak ingin makan lagi" Ucap jisung, menahan tangan soojin yang hendak menyuapinya lagi.

"Satu suap lagi tuan muda. Setidaknya, kata dokter anda harus makan lebih dari dua sendok, atau penyakit lambung anda akan terasa semakin sakit."

Namun Jisung tetap menolak, dan terlihat tidak suka dengan bubur buatan Soojin.

"Aku sudah kenyang soojin, lagi pula perutku sudah terasa Lebih baik" Ucap Jisung, sambil mengelus perutnya yang sadar atau tidak telah sedikit lebih buncit dari biasanya.

Soojin melihatnya, dan menatap Jisung dengan tatapan yang tidak bisa di jelaskan.

"Tuan?" Panggil Soojin ragu, namun Jisung sudah menoleh dan balas menatap Soojin dengan mata sayu nya.

"Kenapa?"

"Emm, sebenarnya,. kemarin malam dokter menyarankan agar anda memeriksakan diri anda lebih lanjut ke rumah sakit. Maksud saya,. dokter menyarankan anda untuk melakukan USG" Terlihat Jisung mengerutkan alisnya bingung.

"USG? untuk apa? Aku bahkan bukan seorang wanita hamil," ucap Jisung terdengar seperti memprotes.

Soojin menunduk, setelah mendengar penuturan Jisung, sebetulnya Soojin juga tidak paham dengan maksud dokter. Dia hanya mencoba untuk menyampaikan apa yang di sarankan oleh dokter untuk tuan mudanya.

"Aku tau perutku sedikit lebih berisi, tapi itu bukan berarti aku hamil. Lagi pula aku laki-laki, dan tidak memiliki rahim sama seperti istri kakak laki-laki ku. Jadi berhentilah membuat aku semakin berharap tentang seorang anak, aku selalu merasa terluka jika harus menyinggung tentang kehamilan" Jisung langsung berbalik dan mengambil hoodie nya dari dalam lemari.

"Tuan muda, anda jangan dulu pergi kemana-mana. Dokter bilang-"

"Persetan dengan dokter, aku akan bosan jika harus terus berada di rumah. Sebaiknya kau coba hubungi Karina Noona. Suruh dia pulang sebelum Jeno kembali ke rumah," perintah Jisung sambil membenarkan tataan rambutnya.

"Semalam saya dengar nyonya pergi menyusul tuan Jeno entah kemana."

"Kalau begitu lupakan."

Jisung mengambil kunci motornya, dan bergegas keluar dari kamar, di susul Soojin yang mengikutinya dari belakang.

Hari ini Jisung sedang ingin memakai motornya, jadi dia berjalan ke garasi dan mulai memanaskan motornya.

"Tuan muda, apa anda akan membawa motor hari ini?"

"Iya, cuaca sedang bagus."

Soojin tidak mengatakan apa-apa lagi. Jisung meliriknya, lalu memakai helmnya.

A wound in marriage | NosungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang