18. Bagian Delapanbelas

2K 276 133
                                    

Nosung🦋

___________________________________________

Srek..

Kertas putih itu kini melayang tepat di hadapan wajahnya. Jisung masih terdiam, memikirkan kalimat yang sekiranya akan diterima oleh logika Jeno.

"Masih diam saja Park jisung? Kau tidak ingin menjawab pertanyaan suamimu?" Tanya Jeno, merunduk mensejajarkan wajah dengan wajah jisung.

Jantung jisung bertalu, menghalau segala bentuk kepanikan yang tiba-tiba saja memenuhi hatinya.

Sret.

Jeno menarik dagu jisung, membuat lelaki manis itu terpaksa menatap mata suaminya.

"Kau hamil?" Tanya Jeno lagi.

Deg

Deg

Bibir jisung kaku, tubuhnya membantu, dengan mata yang mulai bergetar karena takut.

"I-itu -" gumam jisung panik..

"Itu?"

"Itu, h-hasil pemeriksaan dari dokter.." jawab Jisung sembari menutup matanya pasrah. Jisung tidak bisa mengelak kali ini, karna bukti sudah jelas berada di tangan suaminya.

Jeno tersenyum, menarik sudut bibirnya sambil melepaskan wajah jisung.

"Kau selingkuh, dan sekarang kau hamil. Ya.. itu sangat masuk akal Park jisung" sambung Jeno sambil menatap jisung di depannya.

Ini lah yang jisung takutkan.

"Berapa lama kau menyembunyikan ini dariku?" Tanya Jeno terdengar datar.

Jisung mengigit bibirnya pelan, lalu menatap Jeno dengan sisa-sisa keberaniannya.

"A-aku juga baru tahu kemarin saat dokter park memberitahuku" jawab jisung pelan.

"Kau yakin?"

"Y-yaa"

Jeno menghela nafasnya dalam, sebelum akhirnya ia memungut kembali kertas itu di kasur. Alisnya berkerut tajam, tatkala ia mulai membaca kata demi kata di dalam kertas itu.

"Apa itu anakku?" Tanya Jeno pada akhirnya. Wajahnya terlihat datar, dengan rahang mengatup rapat.

Andai saja jisung bisa, dia ingin sekali menampar wajah suaminya itu. Kalimat tanya, 'Apa itu anak ku?' Sudah cukup membuat hati jisung terasa sakit. Jisung merunduk lelah, dan meremas tangannya kuat, hatinya sudah hancur sekarang. Jisung lelah, sungguh. Bolehkah ia benar-benar menyerah, setidaknya setelah berpisah pun ia tidak akan kesepian lagi karna bayinya nanti? Jisung pikir rasanya tidak akan sesakit ini di saat jeno tidak mempercayainya, tapi ternyata itu jauh lebih sakit dari saat Jeno mengatakan jika dia akan menikah lagi.

"Jisung jawab aku, apa itu anakku?" Tanya Jeno setengah memaksanya.

"Haruskah kau masih bertanya?" Tanya jisung berucap kelu. Hingga Jeno menatapnya dan kembali menghela nafas dalam.

"Hanya jawab saja! dan semuanya akan selesai! Kau mengerti?"

Puk.

Dengan sengaja, Jeno menepuk kan kertas ditangannya ke wajah jisung. Masih beruntung dia tidak menampar atau memukul jisung kali ini, karna Jeno juga belum yakin jika itu anaknya atau justru anak orang lain.

"Ini anakku" jawab jisung lirih.

"Anakmu, hanya anakmu?" Tanya Jeno.

Jisung mengangguk, namun ia masih belum berani menatap suaminya.

A wound in marriage | NosungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang