- R 4 : Colleague -

13.4K 1.1K 50
                                    

"Tiga ratus ribu dolar untukmu, Esme."

"Dua ratus ribu dolar untukmu, Finn."

Dior menyerahkan bergantian setumpuk uang pada Esme dan Finn-anak laki-laki berumur 10 tahun yang memiliki headphone mengelilingi lehernya. Kedua orang itu berdiri di samping sofa besar yang tengah dibaringkan oleh Dior.

"200?" Finn mengambil segepok dolar itu dari Dior yang tengah mengenakan bathrobe dengan handuk mengelilingi rambutnya. "Kau bercanda?"

Dior mengangkat sedikit tangannya. "Ada yang lucu, Finn?"

Finn memutar netranya, sembari menyimpan dolar itu ke balik saku hoodie hitam yang ia pakai.

"Finn benar, kenapa bagian kami sangat sedikit? Kau selalu melakukan pembagian tak adil, bagilah sama rata sekali-kali!" Esme ikut terlihat kesal.

"Empat juta dolar, 12,5 persen sangat adil untuk kalian yang kepalanya tidak dijual untuk ditangkap orang-orang?" ucap Dior dengan tersenyum miring sembari melipat kedua tangannya di depan dada.

Perempuan berumur 27 tahun itu menumpu kaki mulus dan jenjangnya satu sama lain yang tak terbalut apa pun sebab ia baru mandi.

Finn berlalu dari sisi Dior dengan melipat kedua tangannya di depan dada, duduk di sofa dekat TV selebar 88 inch dengan mengambil stik Play Station di meja. "Kalian bukan tokoh utama, aku yang melakukan aksinya, wajahku yang dikenal orang-orang, nyawakulah buronannya," ulang Finn dengan nada datar, setiap Esme dan dirinya memberi komentar tentang pembagian.

Vila tengah laut yang mereka tempati itu berada di satu pulau privat yang dikelilingi oleh lautan dengan pohon-pohon kelapa. Tak heran suara ombak menjadi musik mereka tiap detiknya.

"Exactly." Dior tersenyum simpul menoleh ke arah Finn yang dengan gesit memainkan stik di tangannya.

Kalimat yang diulang bocah laki-laki itulah yang akan dilontarkan olehnya ketika mereka berdua mengomel tentang pembagian. Dan fakta tentang apa yang ia bicarakanlah yang bisa membuat mereka bungkam walau harus diulang ketika mereka mengomel.

Finn adalah bagian penting dari aksinya sejak empat tahun lalu, tepat di umur Finn yang keenam tahun membuat ia takjub dengan kemampuan anak itu yang sangat mengerti tentang sistem jaringan di laptop yang sudah seperti menjadi jantung untuk anak itu.

Kemampuannya untuk meretas dan membobol keamanan orang lain membuat Dior bisa melakukan aksi kriminal lebih besar sejak kehadiran Finn.

"Kami juga melakukan hal penting, Dior," titah Esme menatap datar pada perempuan itu.

"Sebab kepentingan itulah kalian mendapat bagian," balas Dior yang juga diucapkan oleh Finn, seolah anak itu sudah hafal betul.

Dior menoleh sekali lagi pada Finn yang masih menggerakkan tangannya gesit di stik tanpa menatap ke arah lain kecuali layar.

"Pintar sekali, Finn, aku menyayangimu," ucap Dior penuh manipulatif dengan senyumannya.

Pemuda itu selalu membawa laptop, ia juga terus mengenakan headphone di mana pun ia berada kecuali ketika tidur. Anak itu memiliki sikap dingin dan tak banyak bicara jika tak diperlukan. Bahkan ia tak banyak tingkah dengan kelebihan yang ia punya.

"Kepentingan itu yang harusnya membawa kami pada kekayaan," ucap Finn datar tanpa menaruh perhatian matanya selain layar. Nada khas datar yang terkesan tak peduli kecuali dirinya sendiri itulah yang selalu dikeluarkan olehnya.

"Kau ingin sekaya apa lagi, Finn? Kau bahkan tidak memberitahuku seberapa uang yang kau punya. Bagaimana aku ingin menambahnya jika saja kau tak jujur padaku?" Dior berucap sembari tersenyum miring dengan tipu daya, ciri khas perempuan itu.

REDRUM [TERBIT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang