4. Halu yang kenyataan

447 90 10
                                    

"Sah."

Bruk.

Juna terjatuh dari tempat tidurnya setelah bermimpi menikah dengan Shasa. "Aduh siapa yang bangunin gue."

"Lagi enak-enak nya ijab kabul eh malah jatuh dari kasur." Dumel Juna kemudian berjalan ke arah kamar mandi yang ada di dalam kamarnya.

"Lho kalian kan emang udah nikah gimana sih. Baru juga tadi malem ijab kabul." Sahut Sucipto yang berada ditengah pintu kamar Juna.

Juna terbelalak baru mengingatnya bahwa dirinya sudah berstatus menjadi suami Shasa sejak insiden bulan lalu yang pernyataan cintanya diterima oleh Shasa kemudian setelah menjalani tes wawancara dan kesehatan untuk menikah keduanya langsung menikah dengan acara ijab kabul saja tidak ada resepsi. Mengapa Shasa menerima menjadi istri polisi bawel ini? Dikarenakan ayahnya terus menuntutnya untuk segera menikah jika tidak maka dia akan diancam untuk dinikahkan oleh komandan yang sudah tua.

Tentu pria tua bukan tipe Shasa.

"Pake jalur sat set sat set jadi lupa soalnya tadi malem habis ijab kabul langsung tidur nggak malem pertama." Keluh Juna dengan menempelkan dahinya ke pintu kamar mandi.

"Janeeta aja pernikahannya diundur dua bulan lagi." Ujar Sucipto tiba-tiba membuat Juna terbelalak.

"Lho kenapa bukannya acaranya habis Juna nikah?"

Sucipto menggelengkan kepalanya kasihan terhadap nasib Janeeta yang pernikahannya terus diundur, "Tio nya mundurin tanggal mulu alasan dia masih dinas di Manado."

"Bang Tio mencurigakan kudu digeprek." Ujar Juna langsung masuk ke dalam kamar mandinya.

Sedangkan anggota keluarga Sucipto yang lain sedang melakukan sarapan bersama sebelum berangkat bekerja. Personil keluarga Sucipto sekarang bertambah dikarenakan ada Shasa yang ikut tinggal di dalamnya, "Ekhem tadi malem gimana?" Dehem Valent menanyakan maksud malam pertama kepada Shasa yang sedang makan.

Shasa tidak menjawab dikarenakan itu adalah hal yang sangat privasi tidak boleh sembarang dibagikan, "Harus kepo gitu ya?"

"Nggak boleh kepo om nanti pantatnya bisulan." Kata Hafizh yang sedang berada disamping Indra.

"Tuh anak kecil aja tau masa yang gede nggak tau." Balas Shasa kemudian menyelesaikan makanannya untuk bersiap berangkat ke Kostrad. Juna dan Shasa memang tidak mengambil cuti pernikahan dikarenakan mereka berencana akan mengambil cutinya nanti akhir tahun supaya dapat berlibur ke Bali lebih panjang.

"Pasutri baru jadi sensi." Kata Maulana diangguki yang lain.

Sedangkan Janeeta murung dikarenakan tunangannya terus mengundurkan tanggal pernikahannya, "Mau diundur sampe kapan coba." Gumamnya dengan mengaduk-aduk makanannya yang berada di dalam piring.

"Sabar sama ikhtiar mbak pasti nanti cepet." Balas Rosella dengan menguatkan pundak Janeeta.

"Curiga deh pasti Tio punya selingkuhan." Janeeta lesu dengan menggembungkan pipinya.

"Kalau selingkuh kita geprek bersama." Balas Valent.

"Juna aja cepet banget nikahnya walaupun ditolak berkali-kali."

"Ya gimana ya namanya juga jodoh meskipun sering berantem kalo ditakdirkan bersatu pasti bakal cepet nikah." Kata Jamal disetujui istrinya.

"Jodoh juga nggak akan kemana."

Maulana mengingat insiden ijab kabul kemarin malam, "Mana Juna kemarin hebat sekali tarikan nafas doang ijab Kabul-nya."

"Juna kalo niat serius ya gitu cuman malu-maluin nya pas wawancara ditanya, udah pernah berhubungan badan? Dijawab udah njir sarap itu bocah." Balas Jamal yang sempat mendengar cerita dari si wawancara dari kantor tentara.

ABDI NEGARA FAM'S Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang