5. Penggrebekan

591 100 21
                                    

"Ekhem." Dehem Juna tiba-tiba saat melihat Shasa yang baru saja pulang dari dinas luar kota.

Shasa menaikkan satu alisnya ada apa dengan suaminya yang freak itu, "Kenapa? Ada yang salah sama aku?"

"Nggak ada, kenapa nggak minta jemput? Padahal udah malem ini."

"Tadi ditebengin Brian jadi aku nggak nolak rezeki dari ngerepotin kamu, lagian malem Minggu pasti kamu patroli." Balas Shasa enteng membuat Juna mendengus.

"Aku kan suami kamu bukan Brian."

"Iya tau terus nggak boleh gitu temenan sama Brian?"

Juna menggelengkan kepalanya dengan bersedekap tangan di dada, "Nggak boleh."

Shasa mendekati suaminya yang sedang merajuk, "Kenapa nggak boleh junaaa?"

"Ya nggak boleh soalnya dia cowok, aku cemburu." Balas Juna.

"Iya-iya maaf beneran aku tadi nggak mau ngerepotin kamu makanya Nerima tawaran bonceng Brian."

"Janji jangan diulang lagi ya?"

Shasa menganggukkan kepalanya dengan mengusak sekilas rambut suaminya, "Janji, aku bawa oleh-oleh kesukaan kamu nih kripik pisang khas Madura."

"Lama banget dinas kamu seminggu di Madura aku aja kalo dinas paling lama tiga hari." Juna memeluk istrinya dengan manja.

"Ya maaf kan udah tugas aku."

"Ayo." Pinta Juna melirihkan suaranya.

"Ayo kemana?" Tanya Shasa.

"Sekarang boleh ya? Udah empat bulan berumah tangga masa belum itu." Ujar Juna dengan raut memelas.

Shasa paham dan mengerti akan tetapi dia sebenarnya masih ragu untuk melakukan hubungan suami istri secara intim. Apalagi dia tipe-tipe perempuan yang tidak feminim. Akan tetapi katanya jika menolak dia bisa terkena laknat dari malaikat. Jadi lebih baik ditunda atau ditolak secara halus?

"Udah bangun ini..."

Shasa menghela nafas panjang, "Yaudah ayo tapi jangan disini."

"Mau dimana?" Tanya Juna mengeratkan pelukannya.

"Disini banyak orang Juna jadi cari solusinya dimana yang privasinya aman. Apalagi bang Valent suka ngintip sama nguping."

"Di hutan sepi."

Tak!

Shasa menjitak kepala suaminya tersebut, "Ya jangan di hutan juga Juna! Yang lain kek."

"Ke red doors aja sekalian awasin para kupu-kupu malam yang ilegal." Ajak Juna membuat Shasa terbelalak.

"Kamu nih niat kerja atau niat anu."

"Kalau bisa dua langsung dikerjain kenapa nggak langsung dikerjain?" Balas Juna kemudian menggendong istrinya untuk ke luar kamar menuju tempat yang dia inginkan.

"Request anak pertama cowok ya." Sambung Juna dengan tersenyum miring.

"Nggak mau! Aku maunya cewek dul—." Balas Shasa.

"AAAAA ROSELLA MAU LAHIRAN!!!" Teriak Janeeta dari arah dapur membuat Juna dan Shasa langsung menuju ke dapur.

"Jamal mana Jamal." Panik Sucipto melihat salah satu menantunya yang akan lahiran di dapur. Sedangkan Setiawan langsung menghubungi ambulans untuk menjemput Rosella yang terengah-engah seperti akan melahirkan.

"Jamal belum pulang kayaknya jadwalnya patroli."

"Argh..." Runtuh Rosella dengan memegang perutnya.

ABDI NEGARA FAM'S Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang