12. Obin cedih🥺

522 38 28
                                    

Hari menjelang pagi, dan Yeonjun baru pulang kerumahnya. Semalam dia menginap di apartmen Beomgyu  karna tidak tega meninggalkanya sendirian. Dan sekarang dia juga membawa Beomgyu untuk menginap dirumahnya sementara, sampai Beomgyu mendapatkan apartmen baru yang lebih aman.

Lalu bagaimana dengan sibocil? Yeonjun juga baru teringat saat bangun tidur tadi. Dia langsung buru buru mengajak Beomgyu pulang untuk menjemput sibocil yang dititipkan dirumah tetangganya.

"Gyu ini kamar kamu, kamu istirahat dulu aja ya. Aku mau jemput Soobin dirumah tetangga"

"Iya Jun, makasih ya udah nolongin sama ngizinin aku nginep disini..maaf ngerepotin, aku ngga tau kalo semalem kamu ngga dateng..aku pasti udah-"

"Sst..udah ya? Jangan dibahas lagi. Aku ngga mau hal buruk terjadi sama kamu Gyu. Kamu bakal aman disini" Yeonjun tersenyum sambil mengelus surai Beomgyu dengan lembut. Hal itu membuat Beomgyu malu dan tersenyum salting.

"Aku sayang kamu Jun" Beomgyu memeluk tubuh atletis dihadapanya itu dan menyandarkan kepalanya disana.

Hm..agak serakah ya pemirsa🤗

"Iya, aku tau. Aku jemput Soobin dulu ya?" Yeonjun membalas pelukan Beomgyu sebentar dan melepaskanya.

"Hu.um..hati hati" Beomgyu tersenyum melihat kepergian Yeonjun. Lalu dia berjalan ke kamar sambil memegangi dadanya yang berdebar kencang.

"Uhh..malu banget~"


















"Selamat pagi Bibi, maaf mengganggu.. saya dateng mau jemput Soobin"

"Yeonjun, akhirnya kamu dateng juga. Ayo masuk dulu"

Bibi Ni mengajak Yeonjun duduk diruang tamu.

"Maaf bi ngerepotin terus, Soobin ngga nakal kan semalem?" tanya Yeonjun merasa tak enak. Dia takut jika bocilnya berulah dirumah tetangga.

Bibi Ni menggeleng cepat, raut wajahnya berubah menjadi sedih membuat Yeonjun bertanya tanya.
"Ngga kok. Soobin ngga nakal Jun. Bibi malah kasian sama Soobin, semalem dia nungguin kamu sampe larut diteras. Bibi udah bujuk dia buat masuk dan bilang kalo kamu masih ada urusan, tapi dia tetep mau nunggu diluar. Bibi ngga tega ngeliatnya. Untung Riki bisa ngebujukin Soobin, bibi lega banget"

Perasaan bersalah langsung menyerang Yeonjun. Dia tidak akan menduga jika sibocil akan menunggunya sampai selarut itu. Bagaimana bisa dia tega membiarkan bocilnya menunggu lagi? Ini sudah kedua kalinya, dan dia sangat menyesal.

"Kalo kamu mau jemput Soobin, dia ada dikamar. Semalem tidur sama Riki. Meski sempet nangis, katanya dia bilang gabisa tidur kalo ngga dipeluk om nya"

Yeonjun hanya bisa tersenyum tipis meratapi kebodohanya.
"Makasih banyak bi udah jagain Soobin. Saya ambil Soobin ya"

"Iya sama sama"

Yeonjun pun membawa Soobin pulang dalam keadaan masih tidur. Dia berjalan pelan agar bocilnya tidak terbangun, karna pasti semalam sangat sulit bagi Soobin untuk tidur saat tak ada dirinya.

Dia membaringkan Soobin dikasur dengan lembut dan menyelimuti kesayanganya itu. Lalu dia berbaring disamping sibocil dan memeluknya erat.
"Maafin om sayang...maaf...kamu nangis terus ya semalem? Sampe bengkak gini"

Yeonjun merasa prihatin melihat kondisi sibocil, wajahnya begitu sembab dan merah. Dia mengecup lama kening sibocil sambil mengucapkan maaf, hingga tak sadar ikut tertidur menemani sibocil.
























"Om Yeonjun..hiks jangan tinggalin Obin hiks"

Yeonjun terbangun mendengar isakan sibocil. Dia mengerjap pelan dan menengok kearah sibocil yang tengah mengigau didekapanya. Apa sibocil bermimpi?
"Obin sayang...bangun..hei om disini" dia menepuk lembut pipi bulat sibocil agar terbangun, dan tak lama kemudian sibocil pun benar benar bangun.

Om yeonjun! |YEONBINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang