11. Pengakuan🦊

334 35 20
                                    

Jantung Beomgyu terus berdebar kencang sejak tadi. Dia merasa gelisah, karna hari ini dia akan mengungkapkan perasaanya pada Yeonjun sahabatnya itu.

Dia sudah duduk disova ruangan Yeonjun untuk menunggu sang pujaan hati.

Selang beberapa menit, pintu ruangan terbuka. Dan pelakunya tak lain adalah Yeonjun.

Klek

"P-pagi Yeonjun" sapa Beomgyu dengan nada gugupnya.

Yeonjun menoleh dengan ekspresi sedikit terkejut,
"Pagi Gyu, kamu udah dateng aja. Rapatnya masih nanti kan?" tanya nya sambil berjalan menghampiri Beomgyu.

Beomgyu mengangguk kaku, dia tambah gugup apalagi saat Yeonjun duduk disampingnya. Aroma maskulin yang langsung menguar itu membuatnya makin terpesona.

"Kamu kenapa? Sakit?" tanya Yeonjun merasa aneh dengan sikap Beomgyu hari ini. Dia menaruh tanganya didahi Beomgyu untuk mengecek suhu si manis. Dan itu malah membuat wajah Beomgyu makin memerah.

"Loh wajah kamu merah, tapi ngga panas. Kenapa hm?" dia mengangkat dagu Beomgyu yang sedari tadi menunduk.

Sial, jangan bikin baper anak orang kalau tidak mau tanggung jawab!😊

Beomgyu menghela nafas dan memberanikan diri menatap Yeonjun,
"Yeonjun, aku mau bilang sesuatu penting sama kamu"

"Silahkan"

"Tapi aku mau nanya dulu, kamu jawab jujur ya Jun.." nada Beomgyu terdengar sedikit ragu. Membuat Yeonjun merasa aneh.

"Sure"

"Yeonjun...sebenarnya kamu nganggap aku apa?"

"Kita sahabat, kan?"

Tatapan Beomgyu yang tadinya berharap kini berubah menjadi sendu. Bahkan sebelum confess saja dia sudah merasa ditolak. Yeonjun benar benar hanya menganggapnya sebagai sahabat. Dan ciuman waktu itu tidak berarti sama sekali. Padahal itu hal yang sangat membahagiakan dihidup Beomgyu.

"Sahabat ya..." Beomgyu menunduk, suaranya bergetar. Dia menggigit bibir bawahnya untuk menahan isakan yang mencoba keluar. Seketika dadanya terasa sesak begitu saja.

"Gyu? Kamu kenapa?" tanya Yeonjun khawatir saat menyadari perubahan Beomgyu.

Sial, Beomgyu memaki dalam hati. Bisa bisanya dia mencintai seseorang yang bahkan tidak sedikitpun peka terhadap perasaanya. Dia sudah beberapa kali memberi sinyal perhatian pada Yeonjun, namun itu sia sia saja.

Beomgyu kembali mendongakan kepalanya dengan air mata yang sudah mengalir, dan sialnya dia tidak bisa menahan itu.
"J-jun..kita cuma sahabat ya? Kita ngga bisa lebih dari itu?"

Yeonjun terkejut dengan pertanyaan Beomgyu, apalagi saat dia melihat tatapan yang menyirat penuh kesedihan itu. Entah kenapa melihat air mata Beomgyu membuatnya merasa tak enak hati.

"Apa..hiks...apa aku ngga berarti dimata kamu Jun? Selama ini... kamu ngga ngerasain apapun buat aku? Hiks..jadi cuma..cuma aku yang ngerasain perasaan ini sendiri?"

Yeonjun tau...dia brengsek karna dengan mudah mengatakan bahwa dia hanya menganggap Beomgyu sebagai sahabat setelah sengaja mencium Beomgyu waktu itu. Dia sudah tau arah pembicaraan ini. Namun dia berpura pura tak peduli, karna dia juga bingung dengan perasaanya sendiri.
"Gyu maaf-"

Grepp..

Belum sempat Yeonjun melanjutkan ucapanya, Beomgyu lebih dulu memeluknya dengan erat dan menangis keras disana.
"Yeonjun hiks...aku tau kamu bakal nolak aku..hiks tapi aku mohon jangan bilang sekarang..jangan Jun.. aku ngga siap buat sakit hati"

Om yeonjun! |YEONBINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang