Setetes demi setetes cairan masuk ke dalam nadi yang sedang terlelap menikmati mimpi indah sampai lupa untuk melihat kembali dunianya.
Tetesan air mata dan lantunan do'a yang hanya bisa mereka berikan agar ia mampu mengakhiri tidur panjangnya.
Berhari - hari sampai satu minggu lamanya menunggu ia untuk membuka mata dan mau menghentikan tidur panjang tersebut.
Hey, aku hanya tidur untuk mengurangi rasa sakit yang selama ini aku rasakan!
Tiga tahun kemarin, sangat sulit meniti hari - hari nya, sulit untuk bangkit kembali. Menjalani rawat inap satu bulan lamanya.
Butiran bening terasa membosankan meski baru terlihat oleh panca indra.
Sakit, dengan diwakili tetesan air mata. Lelah, jika harus diungkapkan melalui kata. Entah sampai kapan, hanya bisa berharap.
Maha adilnya tuhan memang terasa nyata. Tiga tahun lamanya sakit itu senantiasa menemani. Sabar, berusaha menjauhi keluh kesah yang dirasa. Hingga tak terasa sakit itu perlahan menjauh dan hilang.
Tertawa bahkan saat merasa terlalu sakit ataupun lelah. Tersenyum, meski sedang berusaha untuk tidak menangis dan air mata membakar penglihatan.
Berjuang untuk sehat seperti hari sebelumnya tidaklah mudah bagiku. Kebanyakan orang mungkin bisa mengerti tapi tidak untuk memahami.
Bersyukurlah kalian, karena sakit itu melelahkan sekaligus menyiksa batin.
Takdir dan jalan hidup setiap orang pasti berbeda. Ada pepatah mengatakan, tuhan tidak mungkin memberikan ujian diluar batas kemampuan umatnya.
Maka dari itu terpikir untuk mengobati diri sendiri, mungkin aku sebagian dari orang yang masih kuat menghadapi ujiannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny
Teen FictionTakdir setiap orang memang berberbeda. Jalani, syukuri dan nikmati prosesnya maka raihlah kebahagiaannya. ... Happy Reading