Mentari memberikan kehangatan sinarnya di pagi hari. Menggantikan Rembulan di gelapnya malam.
Berhasil membebaskan kesadaranku dari alam mimpi.
Akupun terbangun, kemudian membersihkan diri. Setelahnya duduk melamun di meja rias.Ingin sekali melihat diriku didepan cermin, dan hanya kegelapan yang kudapat.
Terdengar ketukan pintu kemudian akupun membukanya.
"Neng kata ibu waktunya sarapan, ayo bibi antar." Kata bibi Asih.
"Ayo bi." Ucapku sembari bibi Asih membantuku berjalan menuju meja makan. Dan kemudian membantu aku duduk di kursi di hadapan ibuku.
"Makasih bibi."
"Sama - sama neng Kamel." Ucap bibi Asih sembari menyiapkan makanan untukku.
"Nanti ibu berangkat kerja, tidak apa - apa kan?."
"Iya bu. "
"Bibi saya minta jagain Kamel ya. " Kata ibu kepada bi Asih.
"Iya bu, neng Kamel saya jaga. " Jawab bibi Asih.
Setelah selesai makan akupun mengantar ibu sampai halaman rumah dengan bibi Asih.
"Ibu berangkat dulu ya nak, jangan lupa minum obatnya biar cepat sembuh. "
Akupun mengangguk, dan kemudian ibu berangkat menggunakan mobil nya.
"Bibi bisa antar Kamel ke kamar?. "
"Ayo bibi antar. " Ajaknya.
Kemudian aku duduk di kursi yang tersedia di balkon minimalis kamarku, setelah bibi Asih turun untuk membereskan meja makan tadi.
Dingin rasanya di pagi hari ini, diam dan melamun kemudian teringat kecelakaan yang terjadi beberapa tahun yang lalu.
Merasa bersalah karena memaksa ayah untuk mengantarkanku pergi sekolah, dan senang ketika ayah baru datang dari pekerjaannya.
Mengganggunya dengan terus bercerita hingga tak menyadari truk di depannya. Dan kemudian kesadaranpun hilang.
Ketika kesadaran datang kembali dengan kegelapan, juga rasa sakit karena Tuhan lebih sayang kepada ayahku dan mengambilnya.
Merasa bersalah dan tidak adil tapi takdir memang tidak bisa di ubah.
Air matapun turun tanpa disadari, dan kesalahanpun masih terasa juga rasa rindu hingga saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny
Teen FictionTakdir setiap orang memang berberbeda. Jalani, syukuri dan nikmati prosesnya maka raihlah kebahagiaannya. ... Happy Reading