"Mau eskrim Bhilal. " Rengek Inara ketika melihat gerobak eskrim di taman.
Dan Bhilal pun langsung menghampiri penjual eskrim. Kemudian Inara duduk di kursi taman menunggu pesanannya datang.
Setelah mendapatkan eskrimnya Bhilal kembali menghampiri Inara. Kemudian ia melihat gadis yang sedang duduk seorang diri di bangku dekat danau kecil di taman itu.
Sepertinya dia gadis yang ia lihat di halaman ibu Lina. Dengan tongkat putih dalam genggaman tangannya. Kemudian Bhilal pun menghampirinya.
"Siapa? " tanya Kamel karena mendengar langkah kaki seseorang yang mendekati.
"Eh..hai maaf ganggu. " Ucap Bhilal, tidak tahu kenapa ia menjadi gugup seperti ini. Sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal sekalipun, hanya bingung dengan tingkahnya saat ini.
"Gak papa kak. " Ucap Kamel.
"Aku boleh duduk? " kata Bhilal dengan sedikit ragu. Kemudian Kamel mengangguk karena ia yakin dia orang baik.
"Kamu ke sini sendirian? " tanya Bhilal.
"Nggak Amel ke sini sama bibi tapi tadi bilangnya beli minum dulu. " jawab Kamel.
"Kamu mau ini? " sembari menyodorkan eskrim di hadapan Kamel.
"Apa kak? " tanya Kamel.
"Neng Kamel maaf bibi lama. " Ucap bibi Asih yang baru saja datang dan langsung menghampiri Kamel juga Bhilal.
"Eh ini siapa? " tanya bi Asih.
"Saya Bhilal bu. " ucap Bhilal yang langsung mencium tangan bi Asih.
"Makasih nak udah jagain neng Kamel. " ucap bi Asih.
"Sama-sama bu ini eskrim buat Amel. " kata Bhilal sembari memberikan eskrimnya ke bi Asih.
"Makasih kak. " ucap Kamel dengan senyum manisnya. Saling bertatapan dan hanya pandangan kosong yang terlihat oleh Bhilal.
"Aku pulang dulu Amel, bu Assalamu'alaikum" ucap Bhilal yang kemudian pergi karena baru teringat Inara menunggunya.
"Wa'alaikumsalam" jawab Kamel dan bi Asih.
"Sampai ketemu lagi kak Bhilal. " bisik Kamel dengan sedikit senyum di bibirnya.
°°°
"Kemana sih lama beli eskrim juga dari tadi. " ucap Inara, sembari terus melihat sekelilingnya mencari Bhilal.
"Udah abis eskrim nya juga. " kata Bhilal yang tiba-tiba muncul di belakang Inara.
"Ih ngagetin!"
"Pulang yu" ajak Bhilal.
"Yaudah." ucap Inara dengan sedikit kesalnya. Dan merekapun pulang dengan vespa kesayangan Bhilal.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny
Teen FictionTakdir setiap orang memang berberbeda. Jalani, syukuri dan nikmati prosesnya maka raihlah kebahagiaannya. ... Happy Reading