5

26 4 0
                                    

Lembayung senja menghiasi luasnya langit sore. Bisingnya suara kendaraan memenuhi padatnya jalanan ibu kota.

Dua sejoli yang masih anteng duduk di atas motor vespa menunggu usainya kemacetan. Hijaunya lampu membuat setiap kendaraan kembali melaju untuk sampai ke tujuan.

Pelukan hangat terasa dari tangan yang melingkar di pinggang. Hingga tak terasa perjalanan pun telah sampai.

"Makasih Bhilal. "Ucap Inara sembari mengembalikan helm kepada Bhilal.

"Sama - sama, aku pulang. " jawab Bhilal.

"Gak masuk dulu? "

"Udah sore Nara." Inara pun mengangguk sebagai jawaban.

Dan perjalanan pun dilanjutkan kembali setelah mengantar Inara sampai ke rumahnya.

Selepas menjejaki perjalanan untuk pulang, kini sampailah di depan rumah besar dan megah. Kemudian iapun menuju garasi untuk menyimpan motor kesayangannya.

Tidak tahu kenapa ia lebih memilih motor vespa daripada motor Ninja, hadiah ulang tahun dari ayahnya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah dari garasi, kemudian ia masuk kedalam rumah dan hanya kesunyian yang ia dapatkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Setelah dari garasi, kemudian ia masuk kedalam rumah dan hanya kesunyian yang ia dapatkan. Tak ada yang menyambut kedatangannya, itu sudah menjadi hal yang biasa untuknya.

Kedua orang tuanya hanya sibuk dan lebih memprioritaskan pekerjaan juga uang daripada anaknya.

"Bhilal udah pulang nak, ayo makan bibi udah siapin. " Ucap bi Inah ibu kedua Bhilal, bila di bandingkan Bhilal lebih mendapatkan kasih sayang dan pengertian dari bi Inah dibandingkan ibunya.

"Iya bi nanti Bhilal nyusul, ke kamar dulu mau mandi" jawab Bhilal.

"Iyah sok atuh"

Kemudian Bhilalpun pergi ke kamarnya yang berada di lantai dua untuk mandi. Setelahnya ia turun untuk makan bersama bi Inah.

°°°

Memandang jalanan ibu kota dengan duduk di kursi meja belajar. Teringat kembali gadis yang ia lihat di halaman rumah ibu Lina.

Trlihat cantik dengan bulu mata lentik, bibir tipis, hidungnya yang mancung, juga pipinya yang cabi.

Ketika tatapan mata ia bertemu seperti kekosongan yang ia dapatkan. Dan rasa penasaran pun akhirnya muncul.

Suara ketukan pintu merusak lamunannya.

"Masuk." ucap Bhilal

Terlihat wajah tak bersahabat Bhilal saat melihat ibunya.

"Bhilal belum tidur, sudah malam nak" kata ibunya sembari mengusap halus rambut Bhilal. Kemudian ia menepis tangan ibu nya dan beranjak untuk tidur.

"Ngantuk." hanya itu jawaban yang ia berikan.

Ibunya menghampiri saat melihat Bhilal sudah terlelap dalam tidurnya.

"Maaf nak. " ucap ibunya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang