Badan seoham meregang, matanya menelisik sekitar kamar. Di sebelahnya tidak ada jaechan seperti biasanya. Sinar matahari masuk menyinari seisi kamar namun bagi seoham, hari ini redup.
Pintu terbuka, seoham melihat jaechan yang kini tidur tengkurap di kasur.
"Jaechan" ia menggoyangkan badannya pelan
"Aku minta maaf masalah kemarin malam"
Tidak ada respon.
"Jaechan" keluhnya lagi
Lalu seoham membalikkan badan jaechan, matanya terbelalak ketika wajah jaechan penuh dengan keringat, dahinya panas, dan kekasihnya itu memeluk foto adiknya.
"..c-chan?!?"
Dengan sigap seoham menepuk pipi jaechan lalu mengambil obat-obatan di nakas.
"Hyung..." Jaechan mengigau
"Iya hyung disini" tangan jaechan merasa lebih baik ketika seoham menggenggamnya lantas, hal itu membuat jaechan tersenyum sembari mengigau.
"Jangan tinggalkan aku hyung"
"Hm? Tidak ada. Aku tetap disini, semalam aku terlalu bodoh untuk melakukan hal itu" seoham memberikan bisikan penenang kepada jaechan sebelum ia beranjak kembali mengambil kompres.
Seoham tidak membuka handphonenya sama sekali, tidak sedikitpun. Ia sudah tau beritanya dengan sana sudah pasti tersebar luas hari ini namun ia tidak bisa berbuat apa-apa selain klarifikasi.
Perasaannya sedikit numb, ia mengompres jaechan sembari mengamati muka cantik kekasihnya satu persatu dengan detil.
"Jaechan, maaf kau harus berurusan denganku"
Jaechan tertidur lelap, seharusnya ia tidak mendengar ucapan seoham.
"Kau sangat merindukannya?" Seoham kembali bermonolog, ia menatap sebuah bingkai berisi kebersamaan jaechan dan adiknya.
"Adikku, begitu berharga untukku hyung... Dan juga tadi malam aku takut kehilangan dirimu juga"
Seoham terdiam merenungkan kesalahannya
"Kau ada selalu ada di sisiku, sepertinya... bahkan kejadian tadi malam, tidak bisa membuatku membencimu begitu saja"
Jaechan terus bermonolog, kerongkongannya rasanya kering. Ia tersenyum, tapi senyuman itu adalah senyuman terpedih yang ia rasakan.
Seoham mengecup dahi jaechan dan mengelus rambutnya, ia lanjut mengecup semua inti wajah jaechan dan membisikkan kalimat memuji kepada pasangannya itu.
"Aku tidak pernah malu memilikimu, aku merasa berharga ketika kau ada denganku"
Lalu seoham menjauhi tubuh jaechan dan beralih ke kamarnya, tangannya berkeringat dan bergetar, bibirnya mengucapkan kalimat memohon agar berita tersebut tidak terblow up sangat jauh..
"Sial"
Sudah terlambat
Berita tersebut tersebar kemana mana dan kini seoham harus memberikan klarifikasi.
Ada yang bersorak bahagia,
Dan aja juga yang marah.
Telepon berdering, seoham sudah menebak darimana datangnya ini.
"Konferensi pers diadakan sore ini, tolong bersiap. Kami harap apa yang kau pilih adalah yang terbaik untukmu tapi ingat, kode etik disini"
Diputusnya telepon itu secara pihak dari seoham lalu terdengar suara benturan keras, seoham membanting hpnya ke lantai lalu menjambak rambutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Manager-nim, may i? [SUAMCHAN]
FanfictionDi usia kepala 2 nya jaechan harus serba bisa sebagai seorang manager yang mengurus aktor menyebalkan seperti seoham!! Namun di samping itu, ia tidak pernah melepas matanya terhadap apapun yang seoham lakukan.. dengan kata lain, ia sungguh peduli pa...