Jaechan terduduk di pojok ruangan dan melipat kakinya, matanya menunduk meratapi lantai layaknya ada hal berharga disana namun ketika ditelisik tatapan itu kosong.
Tidak disini, seoham tidak disini. Seoham pergi keluar setiap malam setelah kenyataan pahit menimpanya bertubi-tubi. Banyak job seoham yang diputus secara sepihak, bahkan perlakuan dari agensi yang menjadi-jadi. Jaechan pikir ini semua salahnya.
"Apakah harus sampai disini... Seoham" gumaman tersebut terasa lirih dan menyakitkan.
Tidak ada lagi air mata yang keluar dari mata jaechan dan sebenarnya untuk apa juga?? Toh, mau dia menangis sejadi jadinya tidak membatalkan kejadian konferensi itu.
Hp itu bergetar di atas nakas, jaechan meliriknya malas lalu mengangkatnya tanpa melihat sang pengirim.
"Ya.."
"Sayang, jaechan, aku akan pulang pagi nanti tolong jangan tidur larut malam"
"Baiklah"
Telepon terputus dari pihak Seoham, jaechan tau bahwa Seoham memalsukan semua emosinya. Siapa yang tidak marah ketika karir yang dirintis bertahun-tahun akan hancur karena ia tidak berakhir dengan seseorang yang dipilih oleh fans-nya?
Dengan lunglai jaechan bangkit lalu beranjak ke tempat tidur untuk memejamkan matanya sejenak.
Sementara Seoham kini berada di sebuah bar yang jauh dari jarak apartemen jaechan, ia meminum apapun yang ada di depan matanya hingga bisa dibilang ia tak lagi sober sekarang.
"Fuck!"
Pria tinggi itu berjalan tertatih, pemandangan hiruk pikuk penuh musik bervolume tinggi itu mulai berkabur, kaki jenjangnya lunglai ke kanan dan ke kiri mencari sebuah pegangan.
"Pak, apakah anda baik-baik saja?" Tanya salah satu staff bar yang menopang tubuh seoham
Seoham hanya menunduk lalu mengusap air matanya dan mengangguk melewati staff itu namun staff itu terus mengikuti seoham karena tentu saja siapa yang tidak mengenal seoham? Aktor kontroversial yang saat ini sedang diliput di media manapun.
"Pak anda sudah terlalu mabuk biarkan saya-" tangan staff tersebut dihempaskan secara kasar oleh seoham hingga staff tersebut jatuh ke pinggiran sofa.
"Diam"
Ditorehnya keadaan di sekitar, staff itu menyadari bahwa semua mata kini menuju ke arah Seoham. Mau tidak mau ia harus membujuk lelaki jangkung itu untuk segera meninggalkan bar sebelum keadaan memburuk.
"Permisi, anda benar-benar harus pulang sekarang" sang staff tidak bisa bersikap halus sekarang, ia dengan cepat mengambil handphone seoham dari sakunya dan memencet nomor teratas yaitu nomor jaechan.
"Kumohon segera datang ke bar ini manager aku akan memberimu lokasinya, seoham salah satu artis naunganmu sedang dalam keadaan tidak baik-baik saja"
Telepon diputus sepihak tanpa menunggu balasan dari jaechan, kini tugasnya hanyalah membopong seoham untuk masuk ke dalam mobil hingga hal tidak terduga terjadi.
"MINGGIRLAH SIALAN" seoham mendorong kasar staff tersebut lebih kasar dari yang sebelumnya hingga punggungnya tertabrak rak kaca, tidak ada pergerakan datang setelah itu hanya terduduk menahan sakit di punggungnya.
Keadaan bar semakin riuh dan berpusat ke arah seoham, dapat dijumpai pula beberapa orang kini mengambil foto atas tindakan tak sadar seoham tersebut dan sisanya menelpon kepolisian.
Di sisi lain kini jaechan tengah mengebut kesetanan menuju bar dimana tempat seoham berada.
"Hyung- seoham" ya, hanya nama seoham yang keluar dari mulut jaechan karena ia begitu hancur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Manager-nim, may i? [SUAMCHAN]
Fiksi PenggemarDi usia kepala 2 nya jaechan harus serba bisa sebagai seorang manager yang mengurus aktor menyebalkan seperti seoham!! Namun di samping itu, ia tidak pernah melepas matanya terhadap apapun yang seoham lakukan.. dengan kata lain, ia sungguh peduli pa...