Jaechan, it's not your fault

308 34 7
                                    

Warn! most of jaechan's POV

"duduklah hyung"

Jaechan menanti seoham yang tengah menata sepatunya, ia menatap letih box cupcake yang ia belikan untuk seoham.

Seoham yang masih merasa bersalah duduk di depan jaechan tanpa mengucapkan sepatah kata, tidak ada satupun dari mereka yang ingin memulai pembicaraan.

"Tidak perlu merasa risau" kalian pikir siapa yang akan mengatakan ini? Seoham? Nyatanya jaechan lah yang menenangkan seoham walaupun ia rasanya perlahan hancur dari dalam.

"Ini semua hanya untuk drama.... Kan??" Walaupun ada kemungkinan seoham berpikiran lain, jaechan mencoba untuk tetap positif.

"Apa yang terjadi pada dagu-mu?"

"Untuk drama kan??" Dengan cepat jaechan mengalihkan topik kembali.

"Park jaechan."

"Aku terjatuh, tolong jawab pertanyaanku"

"Kenapa kau begitu terobsesi? Kau hsrusnya tau tempat dan waktu. Bukankah kau selalu mengingatkanku akan hal itu?"

Emosi seoham membuat mulut seoham asal ceplas - ceplos, jaechan yang mendengar hanya mengangguk lalu berjalan cepat ke kamarnya.

Di balik pintu jaechan setengah berteriak.

"Pulanglah"

Seoham mendecak lalu mengikuti jaechan ke kamar, disana ia melihat jaechan sudah berbaring memunggunginya. Lekas seoham mengambil peralatan kompres di dapur lalu mendekati jaechan.

"Jika kau marah padaku, setidaknya izinkan aku untuk mengobatinya"

"Ini hanya luka kecil, lusa akan memudar"

"Lebih cepat dari lusa jika kuobati sekarang"

Seoham memposisikan dirinya berlutut menghadap ke wajah jaechan yang menutup matanya. Jaechan hanya menutupnya, belum tertidur.

Sudut pandang jaechan (jaechan's pov)

Hyung mengobati lukaku dengan perlahan, ia masih saja mengalihkan topik jadi aku memilih untuk pura pura tidur. Sebenarnya aktingku payah, tidak sepertinya jadi kurasa ia tau. Andai saja aktingku bagus pasti dia sudah bermonolog...

Beginilah setelah hari itu, kita juga tidak begitu romantis.. namun terlalu romantis untuk menjadi kolega

Selama syuting karir hyung memuncak dan aku selalu berdiri di belakang punggungnya. Drama yang ia perankan sukses besar membuatku dan dia jarang merayakan mensive setiap bulan.

Aku tidak apa - apa sungguh, toh aku harus profesional sebagai managernya kan?? Aku harus tetap berada di sisinya walau rasanya aku ingin berteriak bahwa kita berpacaran.

Namun di antara kepopuleran ada emosi dan tekanan datang ke hyung, aku tidak bisa berbuat apa-apa kecuali menenangkannya. Kadang ia bisa kasar namun ku maklumi.

5 bulan setelah hubungan

Aku tengah berbenah barang - barang hyung yang berantakan, namun pintu ruangan terbuka kasar dan kini hanya kita berdua ada di ruangan.

Seoham mengunci pintu dan melempar kamera cctv dengan sesuatu yang keras entah itu apa.

"H-hyung" aku memundurkan langkah ketika ia mendorongku dengan kasar, menaikkan badanku ke meja, memegang erat badanku, lalu menciumku dengan emosi.

"Mmmmhyung apa yang-"

Bibirku digigit, tandanya hyung tidak ingin diganggu, baiklah. Mungkin hyung butuh pelampiasan.

Manager-nim, may i? [SUAMCHAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang