02. Bad Habit

808 58 3
                                    

🐺🐺

-

Flashback on

Suara ketukan pintu yang terus berbunyi mampu mengusik tidur seseorang. Selimut yang menutupi tubuh pemuda itu, pada akhirnya terbuka memperlihatkan wajah seseorang tanpa atasan.

"Dewa ayok bangun udah jam berapa ini!" seruan dari luar kamarnya membuat Dewa terduduk, sejenak memperhatikan jam weker berwarna putih di meja kecil yang berada di sebelah ranjangnya.

"Iya mah Dewa udah bangun" Dewa kemudian bangkit berdiri, berjalan masuk kedalam kamar mandi yang berada di dalam kamarnya.

Setelah lima belas menit berlalu Dewa sudah berdiri tegak di depan cermin kamarnya. Dewa memperhatikan dirinya dengan seksama sebelum sebuah senyum kecil merekah dari bibirnya

Mungkin orang akan mengira saat ini dirinya sedang bangga terhadap wajah tampannya tapi sebenarnya ada hal lain yang membuat senyuman Dewa merekah

"I got you.."

Dewa kemudian berlalu keluar dari kamarnya, berjalan turun menuju meja makan yang sudah di isi oleh anggota keluarnya yang lain.

"Pagi mah" Dewa mencium pipi namanya "pagi sayang, ayok sarapan dulu biar ada tenaga sekolahnya" Dewa mengangguk kemudian duduk di kursi kosong sebelah sang mama.

"Dewa" panggil papahnya.

Dewa menatap kearah kepala keluarga "kamu yakin ingin pindah ke sekolah tersebut?" tanya papa Dewa, ia mengangguk dengan mantap "yakin pah" jawab Dewa

"Papa memang tidak tahu alasan kamu sebenarnya ingin pindah kesana apa tapi papa hanya minta satu hal" ada jeda dalam ucapan pria itu "jadi anak baik di sekolah Syailendra, kalau bisa kamu harus sumbang piala"

"Papa gak mau malah dapet surat cinta dari guru kamu lagi ya Dew"

Dewa mendengus kemudian mengangguki permintaan papa nya. "Bener Dewa kamu udah kelas akhir loh ingat" tambah mamanya "iyaa mah pah Dewa paham"

"Ya udah di makan dulu ini sarapannya" si mama menyerahkan satu piring roti bakar untuk Dewa yang langsung di santap habis oleh pemuda itu.

Dewa melirik jam di tangan kirinya. Kemudian pemuda itu bangkit dari duduk "Dewa berangkat dulu pah mah udah siang" kedua orang tua Dewa mengangguk, Dewa mencium pipi mama nya sebentar "jangan nakal loh ya Dew, kamu nanti cari temennya yang bener"

"Iya mah" kata Dewa "pah Dewa berangkat" Dewa bisa melihat anggukan singkat yang papa nya berikan setelah itu ia benar-benar berlalu pergi dari rumah.

Mengendari motor Ninja nya yang sudah di bersihkan oleh salah satu pekerja di rumah nya.

Ia sudah cukup cepat mengendarai motornya di jalanan kota yang cukup padat pagi ini tetapi nasib baik tidak sedang bersama Dewa

Motor pemuda itu harus berhenti tepat di depan sekolah SMA Syailendra karena pagar sekolah yang sudah di tutup.

Seorang satpam menghampiri dirinya "kok udah di tutup pak?" tanya Dewa "atuh iya coba kamu lihat jam berapa sekarang" Dewa melirik jam tangannya "baru jam tujuh pak" jawab Dewa

"Ya kan kalau upacara masuknya jam tujuh dek"

Dewa memejamkan matanya sejenak, ia lupa bahwa hari ini adalah hari senin dan jam masuk yang jelas berbeda.

NISKALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang