07. I Saw The Dimples First and Then I Heard The Rumor

391 27 28
                                    

🐺🐺

-

Brak!

Dewa tersentak dan terbangun dari alam mimpinya, mata elang nya bisa melihat seorang guru matematika yang berada di hadapan nya.

Wajah guru itu sangat tidak bersahabat, "enak tidur nya?" sindir guru mata pelajaran nya, Dewa menegakkan tubuhnya "bisa-bisa nya tidur saat saya lagi menjelaskan materi" dumel sang guru "emang kamu udah bisa?"

"Nilai ulangan harian kemarin aja masih remedi" Dewa berusaha acuh dengan sindiran guru matematika nya.

"Maaf bu" ucap Dewa yang sedikit merasa bersalah.

"Sekarang kamu kerjakan soal di papan tulis itu" pinta sang guru "buruan! Kok malah bengong sih" Dewa pun akhirnya bangkit dari tempat duduk nya.

Dewa terdiam sejenak, manik gelap nya berusaha mencerna rentetan angka di depan nya.

"Hayo di kerjakan Dewa" seru sang guru dari belakang "jangan cuma bisanya tidur doang kamu"

Jika boleh jujur Dewa sama sekali tidak mengerti soal yang berada di papan tulis saat ini, ia hanya bisa menggaruk rambutnya yang tidak gatal sama sekali.

Dewa menoleh ke belakang, pandangannya bertemu dengan Gael yang tampak bahagia saat ini.

"Saya gak tau bu" perkataan Dewa membuat guru matematika itu mengerling "makanya kalau guru lagi ngejelasin tuh perhatiin bukannya tidur" guru matematika itu berjalan menghampiri Dewa

"Sana balik ke tempat kamu, awas aja sampe saya liat kamu tidur pas jam pelajaran saya lagi, langsung saya keluarin."

Dewa mengangguk kecil kemudian kembali duduk di tempat nya.

Dewa bisa mendengar suara tawa kecil dari pemuda di sebelah nya, "seneng banget kayanya kalau aku kena hukum" celetuk Dewa "iya dong aku paling seneng kalau kamu menderita tau" gurau Gael.

"Apes banget lagi asik tidur malah disuruh maju" bisik Dewa saat guru matematika nya sudah menjelaskan materi kembali "salah sendiri malah tidur pas jam pelajaran" sahut Gael

Dewa mendengus, "diem deh kamu" Gael menoleh kearah nya dengan tatapan sinis

Tapi Dewa tampak acuh dan mulai menulis materi yang diberikan guru nya.

Tidak terasa jam istirahat pun datang, saat bell berbunyi semua anak berlari menuju ke kantin sekolah.

Dewa baru saja selesai merapikan buku di atas meja tetapi Gael berlalu begitu saja, tampak seperti tidak menganggap Dewa ada.

Dewa mendengus, "kenapa lagi itu dia?" lirih Dewa kepada diri sendiri.

Saat Dewa berniat untuk mengejar kepergian Gael tetapi sebuah suara dari arah toilet sekolah mencuri perhatian nya.

Dewa pun berjalan mendekati suara kegaduhan itu yang ternyata berasal dari ruang ganti pria.

"Ihh aku gak mau!"

Dewa mengerutkan dahinya, jelas suara itu terlalu cempreng untuk laki-laki.

"Dikit doang yang, gak bakal aku masukin" sahut suara yang lebih berat.

Saat mendengar sahutan itu Dewa langsung berani untuk bergerak lebih maju, mencari dari bilik mana sumber suara itu berasal.

"Gak, gak aku gak mau, kamu ngerti gak sih?!"

"Ahh bentar doang sayang"

Pandangan Dewa jatuh kepada pintu bilik yang berada di paling ujung, ia langsung mendekati bilik itu dan mendobrak paksa pintu bilik itu.

NISKALATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang