🐺🐺
-
"Harus sekarang banget?" pemuda di sebelah nya memberi anggukan "harus Dew, soalnya besok deadline nya" Gael menambahkan penjelasannya
"Kenapa lo gak bilang dari kemarin?" tanyanya, Dewa bisa melihat raut wajah gondok milik Gael "gue udah bilang ya Dewa" nadanya tidak santai
"Tapi lo selalu bilang nanti nanti mulu tiap gue ajak" dumel pemuda itu "pokoknya gue gak mau tau pulang sekolah kita harus bikin tugas itu"
Dewa akhirnya hanya bisa mengangguk pasrah, toh salahnya juga karena mengulur ngulur waktu.
"Ehh tapi gue belum nemu lokasi foto nya yang bagus" ungkap Gael "lo ada saran gak tempat di Bandung yang bagus buat jadi objek foto?" teman sebangku nya itu menatap lurus kearah Dewa.
Ia terdiam sejenak, matanya mengedar ke sekitar, terlihat sedang berpikir.
"Tau" ungkap nya tidak lama kemudian "dimana?" Gael tampak penasaran "nanti pulang sekolah gue tunjuk in" ujar Dewa.
Kerutan di alis Dewa bertambah banyak setelah Gael tidak merespon apapun.
"Tumben gak ngotot pengen tau" celetuk Dewa "nanti juga gue tau" jawab Gael "kenapa, lo pengen liat gue emosi ya?" Dewa mengangguk tanpa ragu
"Sialan lo"
-
Tepat setelah bel pulang berkumandang Gael langsung menarik dirinya keluar dari kelas. Pemuda itu bahkan tidak membiarkan Dewa untuk bernafas sejenak
"Santai El gue gak bakal kabur kok" perkataan nya tidak Gael dengarkan, "gue gak yakin sama tampang lo" Dewa geleng-geleng mendengar jawaban Gael
"Lagian semakin cepet kita ke sana, semakin cepet juga kan tugas nya selesai?" tutur Gael "dan semakin cepet juga gue temu kangen sama kasur gue" ternyata Gael punya maksud terselubung juga
Dewa mengeluarkan motornya dari jejeran motor lainnya,
"Ayo naik"
Ia memberhentikan motornya di hadapan Gael, pemuda itu mengangguk dan langsung naik keatas motornya.
"Pegangan" ucap Dewa "gak usah modus" balas Gael "bukan modus tapi gue bakal bawa motor ini kenceng" jelas Dewa "gue gak tanggung jawab kalau lo jatoh" lanjut nya.
Dari kaca spion nya Dewa bisa melihat raut mengkerut milik Gael, pemuda itu tampak sebal namun akhirnya kedua tangan pemuda itu berada di sisi pinggang nya
Dewa geleng-geleng kepala, kemudian menarik kedua tangan Gael untuk memeluk pinggang nya.
"Gini baru bener"
"Berisik, udah jalan cepet!"
Dewa pun tidak berbicara banyak, ia langsung mengendarai motor nya keluar dari area sekolah.
Pandangan yang fokus dengan jalan raya di depan terpecah akan satu objek di pinggiran jalan.
"Dew, itu yang rame rame lagi apan sih?" suara Gael terdengar di samping nya, laju motor nya dia pelan kan untuk bisa melihat lebih jelas
"Mereka tauran gak si itu?" mereka masih memperhatikan keributan di depan sana, dari posisinya Dewa bisa melihat wajah tiap masing-masing orang di sana
Terlihat lima orang berseragam sama dengannya sedang adu kekuatan dengan pemuda lainnya yang seragam nya tidak Dewa ketahui
"Itu anak sekolah kita anjir Dew!" seru Gael dari belakang, Dewa mengangguk setuju "lo tau gak itu siapa aja?"
'Shaka'
KAMU SEDANG MEMBACA
NISKALA
RomanceBagaimana jika hadirnya seseorang teman baru malah membuat hatimu berantakan, bahkan mungkin hadirnya orang itu adalah badai bagi beberapa insan lainnya. Tetapi malam itu kamu mengerti tentang satu hal yang selalu ibumu ucapkan sewaktu belia. "Ban...