11 Agustus 2022, 08.16 WIB
Motto tooku made iku kimi ni,Untuk orang yang pergi semakin jauh. Kutulis demikian bukan tanpa alasan. Oke, biarkan aku menarik napas sejenak dahulu. Well, cepat ya? Sudah hampir 5 tahun usai sejak saat itu.
Dari hari di mana aku sadar kalau langkahku bakal tertinggal jauh.
Maksudku, meski kita punya pace masing-masing. Aku gak bisa lagi berjalan di jalan yang sama denganmu. Karena enggak lagi di tempat yang sama kayak biasanya kau berkeliaran dulu. Bahkan aku ragu dengan apa yang sempat kukatakan hari itu.Sampai jumpa 5 tahun yang akan datang.
Terlalu impulsif. Nyatanya aku gak tahu itu bisa terjadi atau nggak. Dan ya, sepertinya akan demikian. Kalaupun kau sempat pulang tahun ini. Belum tentu kita bisa jumpa. Belum tentu kau mau bertemu denganku.
Well, sebenarnya kemarin malam, aku habis dengar dari seseorang kalau kau sudah diterima S2 di kota lain di sana. Sungguh, aku senang dengarnya. Bahkan gak mampu berkata apapun lagi. Rasa khawatir di hari-hari yang lalu sudah nggak meluap berlebihan lagi. Kau bukan anak kecil lagi―memang dari dulu sebenarnya demikian. Tapi kau yang sekarang, kau yang sudah melalui banyak hal, bisa sedikit membuatku tenang. Lantas bisa kupercaya seutuhnya. Kau yang dulu soalnya suka bikin was-was. Entah karena aku yang tidak rela kalau kita sudah nggak lagi ada di jalan yang sama. Sekarang? bukannya rela. Hanya saja ya ... kalau bisa aku masih ingin melihatmu, tapi aku nggak tahu―salah. Aku tahu, harusnya aku nggak boleh seegois itu. Kalau enggak, semua perasaan yang masih ada sampai sekarang ini akan bikin kau kesulitan―aku pun.
Kau sendiri pun mungkin sudah punya orang yang ingin kaulindungi, bukan? Aku nggak akan kaget kalau itu benar adanya. Itu benar-benar lumrah. Lingkunganmu juga bagus dan aku percaya banyak perempuan lain yang baik banget di sana. Yang salah satunya mungkin juga khawatir dan sering nolong kau saat di sana. Atau orang yang mungkin selalu dan jauh lebih percaya padamu. Setauku, laki-laki suka saat diandalkan.
Nggak, aku bicara gini bukan karena aku sudah gak punya hal terakhir yang kusampaikan padamu. Bukan juga ingin berhenti. Kalau bisa, kalau boleh, kalau aku dapat izin. Aku ingin terus jalan di sini. Hanya saja, aku tahu kalau aku harus selalu siap dengan apa yang akan terjadi nanti. Iya, kan? Sungguh, maaf karena jadi bahas hal ini. Tapi, aku benar-benar senang dengar kabar itu. Meski saat itu kami lagi bahas soal kuliah dan tiba-tiba anak yang bicara denganku itu bahas soal dirimu.
Selamat buat kelulusannya. Selamat juga sudah diterima S2 di tempat baru. Sungguh, bangga dan senang bisa tahu itu. Andai aku bisa menyampaikannya secara langsung. Meski ya, selama 5 tahun ini aku tak tahu apa-apa soal dirimu. Nggak bisa bantu saat kau lagi sedih atau drop. Hanya berharap kalau kau bisa melewati itu dengan penuh kebaikan, lantas diakhiri senyum yang mungkin kausembunyikan. Paling banter dengan orang-orang terdekatmu. Terima kasih masih sehat sampai detik ini. Semoga S2-nya lancar. Dan ... aku senang dengar kalau kau masih nonton anime tiap musim. Kukira sudah nggak hehe. Entah kenapa, mungkin hanya hal seperti itu yang tersisa dalam hubungan ini. Kaulihat eighty six? Kalau bisa, ingin sekali kuracuni itu! Tapi katanya, mungkin kau sudah nonton hehe.
Sudah, ya. Sampai jumpa! Sehat selalu ^^
Best Regards
Firza
KAMU SEDANG MEMBACA
AFTEARS [END]
Short StoryKupersembahkan kata-kata yang tak pernah bisa kuucapkan di sini.... *** Klasik. Terlalu klasik. Aku jatuh cinta pada teman sekelasku, satu klub dan satu ekskul, satu hobi, dan hal lainnya yang tanpa sadar terus-menerus mempertemukan kami. P...