07

186 31 6
                                    


Ares masuk kelas seperti biasa, dia agak menikmati dirinya kembali ke tahun 2002 karena kehidupan dewasa jelas lebih melahkan dibanding kehidupan remaja, ya walaupun dia harus mengulang mata pelajaran tapi anggap saja sebagai perbaikan rapot.

Ares itu duduk sebangku dengan Januar, lelaki yang masih menjadi sahabatnya sampai mereka dewasa, bahkan di tahun 2022 Januar sudah jadi ayah, peran yang sesungguhya sangat Ares ingin kan.

Wajah teman sebangkunya itu tertekuk pagi-pagi begini, hmm apa jangan-jangan karena akan ada mata pelajaran Matematika di jam pertama, karena sejak dulu Januar memang maling malas jika ada mata pelajaran Matematika.

"Res, gue kurang apa sih?" Tiba-tiba lelaki itu bertanya dengan raut memelas, bikin alis Ares menyergit merasa kaget dengan pertanyaan temannya tapi sebagai teman yang baik Ares tetap menjawab.

"Kurang di matematika, ceroboh soalnya barang apapun yang lo pegang pasti rusak, utang lo di kantin juga udah gede banget kan, terus-"

"Ah kok lo malah jelekin gue sih?" Januar memotong ucapan Ares dengan muka kesal.

"Dih lo yang tanya lo yang sewot, gue kan jawab jujur." Balas Ares hampir kebawa emosi juga soalnya kini Januar malah menidurkan kepalanya di meja.

"Kenapa sih?" Tanya Ares akhirnya, lama-lama dia jengah juga melihat tingkah kekanakan Januar.

"Lilyana nolak gue." Jawab Januar pendek, lelaki itu kemudian menegakan badan dan kembali menatap Ares dengan raut sedih yang tidak bisa ditutupi, "Gue tuh sayang banget sama dia, kemarin gue bahkan minta kesempatan tapi dia bilang dia gak bisa, dia bilang dia gak mau nyakitin gue karena dia memang gak ada perasaan lebih, padahal gue siap nunggu, gue akan bantu dia jadi sayang juga ke gue tapi dia nolak."

Akhirnya Januar menceritakan semua resahnya yang membuat Ares terkejut. Ares kira Lily benar-benar akan mencoba dengan Januar seperti bagaimana Ares mencoba dengan perempuan lain, bahkan gadis itu bilang secara tersirat hidupnya mungkin akan lebih bahagia jika menerima Januar mengingat Selly-teman istrinya- sangat bahagia karena menikah dengan lelaki itu, beda dengan Lily.

Tapi Lily menolak Januar seperti seharusnya, perempuan itu tetap memberi jalan kepada Januar dan Selly untuk tetap bersama.

"Cinta tuh gak bisa dipaksa, lo move on aja dan coba sama perempuan lain, Lily mungkin bukan buat lo." Soalnya dia buat gue dan akan selalu jadi milik gue, lanjut Ares dalam hati.

.

Ares melihat Lily selesai makan lebih dulu daripada teman-temannya, gadis itu terlihat berjalan ke arah kelasnya dan tanpa membuang waktu Ares langsung menghadang langkah gadis itu.

Lily memandang Ares tidak senang karena kelakuannya itu, "Kenapa sih?" Tanyanya judes, tipikal Lily sekali jika merasa terganggu.

"Aku mau ngomong." Jawab Ares, lalu lelaki itu menarik tangan Lily sampai di pinggir lapangan barat alias lapangan yang biasanya digunakan untuk volly karena dipinggir lapangan ada kursi beton.

Mereka duduk disana.

"Mau ngomong apa?" Tanya Lily tak sabaran, tampaknya Lily memang sangat terganggu oleh Ares.

"Aku mau minta maaf untuk semuanya Ly, untuk sikapku yang berubah jadi kasar, untuk sikapku yang gak bisa berperan sebagai suami yang baik buat kamu selama ini, aku minta maaf. Aku sayang kamu, aku mau kita kembali bersama, memperbaiki yang sebelumnya rusak, dan aku udah gak berniat untuk merubah takdir Ly."

Semua kata-kata yang Ares katakan dengan sunggung-sungguh itu membuat Lily heran dan tidak mengerti.

"Gak berniat untuk merubah takdir? Kita kembali ke masa lalu karena Tuhan ngasih kesempatan untuk merubah takdir, dan kamu fikir aku mau nyia-nyiain begitu aja?" Balasan Lily itu tentu membuat Ares sedih.

"Ly, aku rasa kita kembali ke masa lalu bukan untuk merubah takdir tapi untuk kembali melihat masa bahagia kita, untuk membuatku sadar bahwa aku harusnya memperbaiki hubungan kita, awalnya kita bersama dengan bahagia Ly dan hubungan berantakan kita masih bisa diperbaiki."

"Dua tahun, Res. Dua tahun terakhir ini kamu berubah, kamu jadi kasar, kamu jadi gak peduli sama aku, dan tiba-tiba hari ini mau berubah? Kasih tau alasan yang jelas kenapa aku harus mau kembali sama kamu setelah aku diberi kesempatan untuk menghindari rasa sakit!"

"Aku udah ketemu Alisa-"

"Aku gak tertarik dengan kisah kamu sama orang lain." Potong Lily cepat, bikin Ares menghela nafas.

Lelaki itu menggegam tangan istrinya dan mengusapnya dengan lembut, "Denger dulu ya." Pinta Ares dengan lembut, Lily tidak menjawab apapun tapi Ares mengerti bahwa Lily memintanya melanjutkan ucapannya.

"Aku kemarin ketemu perempuan lain, tapi aku ngerasa gak cocok dan gak bisa sama dia, Ly bahkan saat dengan orang lain aku selalu memikirkan kamu, aku juga selalu membandingkan dia dengan kamu. Aku gak akan pernah bisa sama perempuan lain, akan selalu kamu, jadi aku pikir lebih aku memperbaiki semuanya, aku akan berubah, aku janji Ly, kasih aku kesempatan ya." Pinta Ares dengan sungguh-sungguh.

Lily belum menjawab apapun tapi ia melepas tangannya yang digenggam Ares. Membuat hati Ares mencelos karena tindakan Lily itu.

Apa dia benar-benar tidak diberi kesempatan?

"Telat Res, aku bakal nyoba sama Kak Kiki, dia ngajak aku ngedate malam minggu ini, aku udah nerima." Setelah mengatakan itu Lily langsung pergi meninggalkan Ares sendiri.

Hati lelaki itu sakit ketika mengetahui istrinya mencoba memberi kesempatan untuk laki-laki lain.

Jadi ini yang Lily rasakan saat mendengar Ares akan ngedate dengan perempuan lain?

.

Aa Januar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aa Januar

Maaf banget kai di buku aku gak akan pernah bisa bersanding samaa ital wkwkwk

Hmm jangan lupa vote dan komen yorobunnn❤️❤️

BackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang