08

127 28 2
                                    

Lily sejujurnya merasa aneh saat Kiki memintanya untuk ngedate, sesuatu telah berubah karena dimasa lalu Kiki tidak pernah mengajaknya berkencan, lelaki itu hanya sekedar menyapa dirinya ketika mereka tidak sengaja berpapasan. Lily berspekulasi Kiki mengajaknya ngedate karena Ares yang menerima ajakan kencan Alisa, karena dimasa lalu yang sesungguhnya dua hal itu tidak terjadi.

Satu kejadian akan mempengaruhi kejadian lainnya.

Ares, lagi-lagi nama lelaki itu muncul di kepala Lily. Tapi untuk kali ini Lily ingin bodo amat, dalam kegiatan ia bersiap-siap hatinya memajatkan doa agar segalanya berjalan dengan baik dan semoga Kiki lah orangnya.

Akhirnya setelah menggunakan baju kasual dan berdandan seperlunya Lily pergi menggunakan taksi menuju salah satu mall, rumahnya dan Kiki tidak satu arah sehingga mereka sepakat untuk bertemu di tempat saja kemudian pulangnya Kiki akan mengantar Lily pulang. Selain merasa excited, Lily juga merasakan debar aneh karena walau secara teknis Kiki ini satu tahun lebih tua darinya tetapi tetap aja jiwanya berusia 37 tahun, dan bukan kah sangat aneh melakukan kencan dengan seseorang yang lebih muda 19 tahun?

Tapi sekali lagi, bodo amat lah.

Perjalanan tidak membutuhkan waktu lama karena jarak yang tidak begitu jauh, Lily langsung turun dan menuju foodcourt di lantai atas, untungnya Kiki sudah sampai duluan, dan duduk di tempat yang mudah Lily temukan.

"Hi, sudah lama kak?" Tanya Lily ramah begitu ia duduk.

"Gue baru sampe kok." Balas Kiki dengan menyisipkan senyum lembut.

Lelaki itu lalu pergi untuk memesan makanan setelah mereka berdua sepakat mengenai menu makanan. Kiki ingin makan nasi goreng kambing dan Lily memesan nasi goreng seafood.

Sambil menatap meja yang kosong dihadapannya Lily mendesah, kenapa saat-saat seperti ini malah mengingat Ares? Lelaki yang sudah bersamanya selama 19 tahun itu tidak pernah bertanya mengenai apa yang ia mau, apa yang ia suka, apa yang tidak Lily suka dan berhadapan dengan seseorang yang tidak mengetahui dirinya serta harus memulai segalanya lagi dari awal ternyata cukup melelahkan.

Lamunannya pecah begitu suara kursi yang bergeser membuat Lily mendongkak dan menemukan Kiki yang sudah kembali, "Antriannya lumayan panjang, lo lapar banget gak?" Kiki bertanya sembari ia duduk ke kursinya kembali.

"Nggak lapar banget kok." Jawab gadis itu dengan jujur, lagi pula jam 5 sore begini bukan jam makan Lily.

"Bagus deh. Ohiya lo kan sudah kelas 11, abis lulus mau ngapain?" Kiki mencoba mencairkan suasana yang masih agak canggung.

Lily sangat menghargai apa yang dilakukan lelaki itu lalu membalasnya dengan excited, "Mau kuliah, kemungkinan ambil Sastra Inggris."

Kiki tersenyum kecil, "Serius mau kuliah?"

"Iya dong, memangnya kalau gak kuliah mau ngapain?" Tanya Lily begitu menemukan nada tidak enak dari nada bicara lawan bicaranya tersebut.

"Lo kan perempuan, mau sekolah setinggi apapun bakal balik ke dapur, daripada buang-buang uang buat sekolah mending langsung nikah aja." Ucap Kiki entang. Tapi membuat Lily terkejut dan membelak, tidak percaya pada pikiran kolot lelaki itu.

Baru aja Lily ingin mengkonfrontasi ucapan laki-laki itu, seorang perempuan yang umurnya lebih muda di bawah Lily  menghampiri mereka sambil membawa dua kresek besar di tangannya.

"Kak Kiki, kenapa gak bilang mau ke mall ini? Kalau tau gitu adek kan nebeng, huft, kalau gitu baliknya aja deh ya adek nebeng ini hari ini belanjaan Mama banyak banget, berat, susah kalau naik angkot." Ekspresi lega adik lelaki itu berbanding terbalik dengan ekspresi jengkel Kiki.

"Apaan sih? Berangkat sendiri ya balik sendiri lah lo gak liat gue lagi sibuk?!" Jawabnya keras, membuat adiknya dan Lily tersentak kaget.

"Kakak ini berat banget sumpah, sekali-kali lah bantu adek." Mohon si adik yang ternyata sama sekali itu membuat Kiki luluh.

"Balik sono, Mama nyuruh lo yang belanja ngapa gue yang repot? Lagian belanja kan memang sudah tugas lo." Ujar Kiki ketus, membuat adiknya tidak ada pilihan lain dan pergi begitu aja setelah tersenyum kecil pada Lily. Berbarengan dengan itu makanan dan minuman mereka datang.

"Adek lo kasian banget, kenapa nggak ditebengin aja?" Tanya Lily dengan berusaha menutupi kekesalannya.

"Itu udah tugas belanja dari Mama, ngapain juga gue ngerjain sesuatu yang bukan tugas gue? Udah ah mending lo makan aja, mumpung masih anget." Kiki lalu mulai makan, dengan Lily yang masih diam, gadis itu terlalu terkejut.

"Balik lagi ke masalah sekolah, mending lo gak perlu deh sekolah tinggi-tinggi, lo punya adek cowok kan? Biarian dia aja yang sekolah bahkan sampai S3 sekalian, nah kalau lo abis lulus sekolah mending di rumah dan nunggu gue selesai kuliah untuk kemudian nikah sama gue."

Demi Tuhan, Lily sangat dongkol, dia jadi gak nafsu makan.

"Denger ya, perempuan juga berhak dapet kesempatan buat sekolah, gapai mimpi, dan tugasnya gak hanya di dapur seperti yang ada dalam kelapa lo. Kerjaan dapur mah kerjaan semua manusia, bukan urusan gender. Terus orangtua gue mampu untuk menyekolahkan gue dan adik gue tanpa harus mengorbankan salah satu lagian yang berhak dapet pendidikan gak cuman cowok." Lily beneran dongkol sampai tenggorokannya seret. Dia menyempatkan minum jus jeruk dingin miliknya.

"Dan gue ogah banget nungguin lo lulus kuliah sementara gue harus diem aja di rumah, gue gak mau menikah sama cowok modelan lo yang mandang perempuan gak boleh berpendidikan. Gue juga berharap adek lo dapat cowok super baik, kasian banget sumpah dia jadi adek lo."

Kiki terlihat sudah naik pitam dan Lily tidak peduli, gadis itu merogoh uang di dompetnya lalu meletakan uang itu di meja.

"Ini buat bayar makanan gue, makasih!"

Lily lalu berjalan dengan cepat sambil terus mendumel, Ares gak pernah kayak gitu, Ares selalu mendukung semua yang gue mau, mendukung pendidikan dan karir gue, dan gue harus downgrade dengan memilih cowok modelan Kiki? Ogah, mending balik ke Ares sekalian. 

.

.

Kangen Ares Lily gakk?

Dah lama gak update work ini karena aku baru ada feelnya lagi skrg, intinya cowok kayak Kiki ini masih ada dan aku pernah dibilangin begitu, sayangnya aku gak bisa bales kayak Lily disini  karena jujur syok banget. 

Ohiya kalau lupa jalan ceritanya bisa baca ulang wkwkwk.  Daaaan antara satu atau dua chap lagi Back bakal end hehehehe


BackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang