.
.
.Nama mereka Yessica Callisto atau biasa dipanggil Chika dan Christy Callisto, dua bersaudara yang sedang menatap hampa langit-langit kamar yang dipenuhi oleh stiker bintang yang bercahaya.
Keduanya berusaha menulikan telinga masing-masing dari suara teriakan yang saling bersahutan dari lantai bawah rumah mereka.
Seakan sudah terbiasa mendengarkan suara keras dari kedua orang tuanya yang saling merasa paling benar.
"Kak, Chika?" Suara yang memasuki indra pendengaran perlahan berganti Chika berganti.
"Hm? Ada apa?" Sahutnya lembut ia taruh penuh perhatiannya pada adik semata wayangnya itu.
Matanya menatap wajah Christy yang samar, karna satu-satunya cahaya yang berasal dalam kamar itu hanya dari stiker yang bertaburan di atas langit kamar.
"Janji ya, jangan pernah pergi tanpa Kiti."
.
.Saat itu umurnya masih berusia 13 tahun dan adiknya berusia 7 tahun.
Gadis dengan mata coklat cerah itu tengah berdiri di depan pagar sekolahnya, seperti biasa menunggu mobul jemputannya.
Tak lama senyumnya mengembang, dengan riang kaki melangkah memasuki mobil jemputannya, tak lupa juga pamit pada teman-temannya yang juga sedang melakukan hal sama dengannya.
Jalanan saat itu sangat padat ditambah suasana siang yang sangat panas dan riuh akibat suara klakson yang tak berhenti-berhenti. Seakan mengerti gadis muda yang duduk di sampingnya itu terlihat kelelahan, supirnya segera memberi ia botol minum kemasan yang langsung disambut senyum cerah oleh gadis itu, meminumnya hingga mengahabiskan setengah isinya.
Yessica pikir ia merasa kelelahan karna terlalu banyak bermain saat di sekolah, sehingga ia mulai merasa mengantuk, dan mulai memejamkan matanya.
Tidak pernah sedikitpun hal seperti ini terlintas dibenaknya, ketika mata tajamnya terbuka, sebuah pemandangan yang tak pernah dilihatnya terpampang nyata di hadapannya.
Matanya dengan cepat bergerak menyusuri sekelilingnya, membaca nama petunjuk maupun toko-toko yang sedang ia lewati, hingga akhirnya mata coklatnya mendapati Papanya yang juga tengah memandang keluar jendela mobil yang saat ini mereka naiki.
Hatinya bergemuruh, dadanya sesak bukan main.
Disaat itu pula, janji yang pernah ia sanggupi dengan tidak sengaja terkhianati.
Otaknya dengan cepat memahami keadaan yang sedang terjadi.
Perpisahan mendadak dari orang tuanya, membuat Yessica tak bisa memilih.
Bahkan hanya sekedar untuk berpamitanpun, ia tidak sempat.
.
.Di sisi lain Christy masih betah memeluk boneka pemberian sang kakak di dalam kamarnya.
Karna biasanya sepulang sekolah setelah berganti baju kakak satu-satunya itu akan langsung berlari kearahnya.
Memeluknya, lalu menghujaninya dengan banyak ciuman di seluruh wajahnya. Ungkapan rindu karna tak bertemu beberapa jam kata sang kakak.
Chisty juga tak pernah protes, ia justru sangat menyukainya. Bahkan akan cemberut jika Chika tak sengaja lupa melakukan ritual khusus itu.
Hingga akhirnya, anak kurus itu kesal karna sang kakak tak kunjung pulang, dengan sekuat tenaganya Christy melempar keras boneka kesayangannya itu ke kasurnya. Ia berteriak kencang, sampai tak terasa ia tertidur dalam kekesalannya.
Bahkan saat terbangun pun, mata bulatnya tak menemukan kehadiran sang kakak, ia bahkan sudah mencari ke segala sudut rumahnya yang besar.
Tak ia temukan keberadaan kakaknya tersebut. Sampai akhirnya menjelang malam, ketika pintu rumahnya terbuka, harapannya pupus.
Mama-nya masuk dengan wajah yang sedikit kusut.
Christy berlari kecil, memeluk sepasang kaki jenjang yang dibaluti dengan pakaian kantornya, "Ma, kenapa Kak Chika belum pulang ya dari tadi? Kak Chika kemana?"
Pertanyaan itu, membuat sang Mama segera menyamakan tingginya dengan sang anak bungsu.
"Kakakmu udah ngga tinggal di sini, sayang. Kakamu pergi ikut sama Papamu. Sekarang hanya ada kita berdua di sini. Jadi Mama mohon sama Christy. Christy harus menjadi anak yang manis dan penurut sekarang, Christy pahamkan, sayang?"
.
.Yosh! Cerita baru 🤭🤭
![](https://img.wattpad.com/cover/317623634-288-k899785.jpg)