Malam ini Danbi sulit tidur.
Perkataannya pagi tadi, tentang ia yang tidak ingin kembali, Danbi sudah mengakhirinya dengan baik. Ia terbahak dan berkata pada Chanyeol, "Kenapa wajahmu serius begitu? Aku hanya bercanda."
Dan Chanyeol juga ikut tertawa saat itu.
Tapi, kenapa hal itu mengganggunya sekarang?
Danbi memutar posisi tidurnya menghadap jendela. Tempat tidur ini terasa jauh lebih luas sekarang, saat ia menempatinya untuk dirinya sendiri, tapi juga semakin terasa asing dan dingin. Danbi bolak-balik beberapa kali lagi di dalam selimut sampai memutuskan untuk bangun sebentar dan mengintip keluar.
Chanyeol berbaring telentang dan menyandarkan kepalanya di lengan sofa. Danbi bisa melihat rambut hitamnya bergeming, tapi ia yakin laki-laki itu juga belum tidur. Mereka memang sudah sepakat hidup seperti biasa, tapi beradaptasi dengan tempat dan keadaan ini—atau setidaknya menerima—tentu saja tidak semudah kata-kata.
Danbi menutup pintu kamar tanpa menimbulkan suara dan kembali berbaring telentang di tempat tidur. Ia menatap langit-langit kamar yang tampak remang-remang tertimpa cahaya lampu tidur di atas nakas. Hari ini hari yang panjang dan melelahkan.
***
Rasanya Chanyeol baru terlelap selama lima detik, tapi begitu membuka mata, ia tidak bisa tidur lagi. Maka ia bangun dengan tubuh pegal-pegal dan menyibakkan tirai jendela. Langit fajar kota New York tampak kelabu pagi ini, berbeda dengan kemarin yang terang benderang. Mungkin hari ini akan turun hujan.
Chanyeol sempat berharap semalam, ketika ia bangun pagi ini, ia akan kembali berada di dalam tendanya. Chanyeol akan memaafkan Baekhyun jika sahabatnya itu menampar mukanya saat tidur. Ia bahkan akan senang hati ditendang-tendang oleh Kyungsoo. Tapi ternyata Chanyeol terbangun di sofa asing yang sama, di tempat tinggal yang tidak familiar, di belahan dunia lain yang ribuan kilometer jauhnya dari rumah.
Chanyeol memikirkan Baek Jinhye. Di mana gadis itu? Apakah Jinhye terlempar ke masa ini seperti dirinya, atau ini hanya terjadi padanya saja? Apakah akhirnya mereka berdua benar-benar berpisah? Apa yang gadis itu lakukan tanpanya sekarang?
Chanyeol melamun beberapa saat lamanya menghadap jendela, menatap jalan raya jauh di bawah sana—apartemen ini terletak lumayan tinggi, mungkin sekitar lantai 8—dan mengucap wajahnya dengan kedua tangan. Cincin di jari manis kirinya terasa dingin ketika menyentuh hidungnya. Chanyeol melepas benda itu dan memerhatikannya baik-baik. Cincin putih mengkilat dengan sebuah permata mungil, di lingkaran dalamnya terukir nama Ryu Danbi dalam hangul. Ia buru-buru memakainya lagi dan meletakkan tangannya di atas dadanya yang berdebar-debar tidak wajar.
Keadaan ini terlalu tidak masuk akal untuk dicerna otak. Satu-satunya cara menyelamatkan kewarasannya sebelum terlambat adalah menemukan jalan kembali.
Chanyeol beranjak menuju kamar tidur dan hati-hati membuka pintunya agar tidak membangunkan Danbi, tapi sepertinya itu tidak perlu, karena ketika ia melihatnya, Danbi tampak tertidur nyenyak di dalam selimut. Hanya puncak kepalanya yang menyembul. Chanyeol tidak mengusiknya dan berjalan ke arah komputer. Ia tidak tahu apa yang bisa ditemukannya di sana, tapi setidaknya ia ingin melakukan sesuatu.
Ternyata ada banyak hal yang disimpan di sana, termasuk ratusan file-file lagu dan data-data penting dari perusahaan rekaman internasional yang namanya tidak asing. Kemudian Chanyeol melihat keyboard musik dan headphone yang disambungkan ke perangkat komputer. Ia memasang headphone dan membuka aplikasi penggubah lagu, lantas mulai mendengarkan satu persatu file temuannya dengan perasaan puas yang janggal. Ia mengerti musik karena itu adalah mata kuliah yang dipilihnya, dan ia jelas merasa apa yang didengarnya ini adalah hasil kerja keras. Tapi memikirkan bahwa ia mungkin sedang memuji dirinya sendiri terasa menggelikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ten Years Forwarded
FanfictionRyu Danbi belum mencapai usia tiga puluh, tidak pernah tinggal di luar negeri, dan terutama tidak pernah menikah dengan siapapun. Tapi, itu dulu. Saat ini, ia terjebak di masa mendatang tanpa ingatan apa pun mengenai kehidupannya selama sepuluh tahu...