Kedua laki-laki itu masuk ke kafe di seberang jalan. Bel berdenting pelan ketika pintu kaca dibuka, dan aroma kopi kesukaan Chanyeol menyerbu indra penciumannya seketika.
"Aku tiba di sini dua hari yang lalu," Do Kyungsoo membuka pembicaraan setelah mereka selesai memesan minuman dan duduk berhadapan di meja nomor sembilan yang posisinya tepat di sebelah kaca jendela. "Tadinya aku mau menemuimu lebih awal, tapi yeah, jetlag," katanya dan terkekeh.
Chanyeol menyengir lebar. "Apa yang kaulakukan di sini?" tanyanya.
Kyungsoo mengernyitkan dahi. "Bercanda, ya?"
Chanyeol mengerjap-ngerjap dengan tampang polos sungguhan. "Apanya?"
Kyungsoo memutar bola matanya yang besar. "Aku datang untuk mengurus debutku, tentu saja," balasnya. "Kau yang menyusun materi albumnya. Astaga, aku tidak menyangka pernikahan bisa membuat pikiran orang-orang jadi kabur. Dan omong-omong tentang itu, bagaimana kabar Danbi?"
Debut? Materi album? Butuh beberapa saat sampai Chanyeol akhirnya teringat map yang diserahkan Choi Sojung padanya sekitar dua minggu yang lalu. Ia benar-benar sudah melupakannya. Masalah pribadinya saat ini menyedot sebanyak mungkin perhatian dan kepeduliannya pada hal lain.
Di malam berkemah itu, setelah acara api unggun dan semua orang pergi tidur, Chanyeol hanya berdua dengan Kyungsoo di dalam tenda karena dua teman mereka yang lain-Baekhyun dan Jongin-masih keluyuran entah ke mana. Saat itu Kyungsoo menceritakan tentang statusnya sebagai trainee di sebuah manajemen ternama selama setahun terakhir. Kyungsoo ingin merahasiakan ini sampai debutnya dapat dipastikan, jadi Chanyeol adalah satu-satunya yang tahu saat itu. Hal itulah yang membuat Chanyeol mulai berpikir untuk ikut mencoba peruntungannya di dunia hiburan di masa depan, dan ia menceritakannya pada Danbi ketika mereka berdua pergi ke minimarket...
"Halo?" Kyungsoo melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Chanyeol. "Kau mendengarku?"
Chanyeol berdeham dan kembali fokus. "Ya, aku baik-baik saja. Bagaimana denganmu?"
"Aku baik, terima kasih. Tapi bukan itu yang kutanya tadi," kata Kyungsoo. "Aku menanyakan kabar istrimu. Ya ampun, sepertinya pikiranmu berada di dunia lain hari ini. Aku tidak menyangka kemunculanku yang lebih awal dari rencana ternyata begitu mengejutkan."
Chanyeol mendengus. "Danbi baik-baik saja," katanya. Bohong. Ia tidak benar-benar tahu keadaan Danbi meski mereka berbagi tempat tinggal. Hari-hari ini, mereka bahkan jarang bertemu muka. Chanyeol sengaja pulang terlambat-tinggal di kantor, menjelajahi kota tanpa tujuan, apa saja selain apartemen-dan Danbi sepertinya juga sengaja tidur lebih awal setiap malam.
Obrolan mereka disela pesanan yang diantarkan ke meja. Setelah pelayan itu berbalik, Chanyeol mengganti topik pembicaraan, "Jadi, akhirnya setelah berhasil debut di Korea... kau akan debut di sini."
"Yeah."
Chanyeol ingin bertanya lebih jauh tentang hal itu, tapi tidak yakin apakah itu akan membuatnya terlihat bodoh, jadi ia menanyakan hal lain, "Bagaimana Seoul?"
"Tidak banyak berita baru," kata Kyungsoo dan menyeruput pelan americano dari cangkir putihnya. "Oh ya, aku sempat bertemu Baekhyun dan Jongdae sebelum berangkat ke sini," ia tiba-tiba teringat. "Mereka punya hadiah untukmu dan Danbi. Karena tidak tahu alamatmu di sini, mereka menitipkannya padaku. Tapi kurasa kau tidak akan mau melihatnya. Aku bersumpah ada lingerie di antaranya. Pasti kerjaan Jongdae."
Chanyeol hampir menyemburkan cappucino panas di dalam mulutnya. Bayangan Danbi memakai pakaian seksi serta-merta muncul di benaknya begitu saja. Astaga, ia merutuki dirinya sendiri, singkirkan pikiran itu dari kepalamu!
KAMU SEDANG MEMBACA
Ten Years Forwarded
FanfictionRyu Danbi belum mencapai usia tiga puluh, tidak pernah tinggal di luar negeri, dan terutama tidak pernah menikah dengan siapapun. Tapi, itu dulu. Saat ini, ia terjebak di masa mendatang tanpa ingatan apa pun mengenai kehidupannya selama sepuluh tahu...