Seminggu telah berlalu, Myeongho masih absen dari jadwal-jadwal Seventeen yang cukup padat tetapi itu sepadan, karena ia merasa kalau kesehatannya makin membaik. Ia sudah bisa beraktivitas seperti sebelumnya dan tidak ada rasa sakit lagi. Senyum terukir di bibirnya setelah ia mendengar jika ia diperbolehkan pulang besok.
"Jeonghan hyung aku sudah kenyang!", protes Myeongho karena ia terus menerus di sodori buah.
"Ayolah... ini hanya sepotong persik tidak akan membuatmu kenyang! Ya? Biar kau sembuh.", tetap kekeh menyuapi satu potong terakhir buah persik.
"Aku sudah sembuh hyung!", protesnya lagi.
"Mana sembuh? buktinya kau masih pakai infus, ya kan?", Ledek Jeonghan.
"Ini kan yang terakhir hyung... nanti juga pulang..", melas Myeongho.
Jeonghan hanya bisa terkekeh kecil. Ia merasa bahwa menggoda Myeongho biasanya tidak terlalu mengasyikan tidak seperti Seungkwan ataupun Dokyeom, tetapi sejak di rumah sakit, Myeongho menjadi lebih manja dan menggemaskan, tentunya ia sangat menyukainya.
"Oke okee.. tapi makanlah ini dulu, biar setelah ini aku bantu sedikit membereskan barangmu, okee?", Sembari menyodori kembali buah persik ke Myeongho.
"Okee hyung", Myeongho melahap potongan terakhir. "Hyung, apa kalian tidak ada schedule? kau terlihat santai."
"Menurutmu kalau aku berada disini, apakah aku ada jadwal?", tanya Jeonghan Kembali.
"Aku kan tanya hyung, kalau memang kau tidak ada jadwal, kenapa tidak kau pakai untuk istirahat saja seperti yang lain? kau tak lelah?"
"Aku 2 hari sebelumnya tidak ada jadwal apapun tapi yang lain punya jadi aku bisa beristirahat kemarin. kenapa? kau khawatir sekali sepertinya?", jawab Jeonghan dengan wajah yang songong.
"Idih males banget", jawabnya.
"Hahaha, aku habis ini ada meeting dengan pihak komersial untuk schedule ku yang lain. kebetulan memang dekat dari sini jadi aku minta manager hyung untuk mengantarku kesini dulu menjengukmu!", Jelas Jeonghan.
"Tuh kan! Mending tadi di dorm saja hyung. nanti malah kau kelelahan."
"Aku datang kesini karena nanti aku tidak bisa ikut menjemputmu pulang, bodoh.", Jeonghan mulai kesal. "Lagipula apa kau tidak bosan sendirian?"
"Tidak juga. Aku suka. Bisa membaca dengan tenang. Hanya sedikit kesepian saja sih."
"Makanya aku kesini, bodoh" saut Jeonghan sambil merapikan bekas buah persik.
"iyaa iyaa", Myeongho sudah malas menjawab lagi.
Jeonghan mulai membereskan barang-barang Myeongho mulai dari baju, buku, dan yang lainnya, sedangkan Myengho hanya memperhatikan Hyung-nya mondar-mandir.
"Nanti Wooyoung hyung akan datang jam 2 dan kemungkinan member akan ikut.", ucap Jeonghan masih sibuk merapikan.
"ne hyung. aku tahu."
"Baguslah. sebentar lagi Taesun hyung akan menjemputku, dan masih ada satu jam lagi waktu untuk kau menunggu Wooyoung hyung, tidak apa-apa kan?", katanya sambil duduk kembali disebelah ranjang Myeongho.
"iyaa hyung tidak apa-apa. Aku juga sudah biasa sendiri", jawabnya.
Tiba-tiba HP Jeonghan berdering, Jeonghan segera mengakatnya.
" Ya hyung? Baiklah aku akan turun."
"Iyaaa aku akan berhati-hati hingga semut sana mungkin tidak bisa melihatku"
"Okee hyung"Segera Jeonghan menutup panggilannya, meraih tasnya, dan menghampiri Myeongho.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOME (SEVENTEEN FAN FICTION)
Fanfiction"Hyung, sebentar saja ya.. " "Eisa~jangan seperti itu! Kamu pasti bisa! " Aku ingin berpikir demikian, tetapi kenyataan selalu berbanding terbalik dengan keinginan. Apakah aku bisa bertahan? Apakah aku akan tetap di samping mereka? Aku takut. Discl...