FIVE

427 40 2
                                    

Malam semakin larut tetapi Hoshi, sang leader performance ternyata masih setia berdiri di gedung agensi tepatnya di rooftop,  berharap akan ada inspirasi yang masuk ke otaknya, sungguh pikirannya buntu.

*Hoshi POV

Aku sudah tidak tahu sudah berapa lama aku berdiri di rooftop gedung. Ternyata ini tidak membantu sama sekali dan aku malah menghabiskan waktuku. Aku melihat jam di HPku, angka 1 terpapar dengan jelas disana, ya, aku harus pulang,  jika tidak bisa habis aku diomeli Jeonghan Hyung.
Aku melangkah keluar dan menuruni tangga darurat. Kenapa tidak menggunakan elevator? Jawabannya aku malas karena jarak pintu rooftop dan elevator sangat jauh, lagipula hitung-hitung olahraga lah ya.
Tinggal beberapa lantai dan aku baru ingat bahwa airpods ku tertinggal di ruang vokal. Aisshh menyebalkan, walau hanya jarak 1 lantai tapi aku jadi harus kembali bukan? Aku pun segera kembali.
Saat perjalanan kembali setelah mengambil airpods, aku melewati ruang latihan dance yang masih terang. Apakah masih ada member yang latihan? Setahuku Nu'est hyungdeul sedang liburan selama 4 hari. Aku menghampiri ruangan latihan itu dan tampaklah orang berhoodie oversized yang sangat familiar di mataku. Ya, mau dilihat bagaimanapun itu Myeongho. Kenapa ia masih berlatih? Ahh aku lupa bahwa kemarin ia ada jadwal individu di China mungkin ia ingin mengejar materi. Aku mengawasinya dari luar dan tidak ada niatan ingin masuk, aku tak ingin mengganggunya.
Sudah 10 menit aku berdiri mengamati Myeongho hingga musik di dalam terhenti menandakan gerakan itu sudah usai. Tidak ada yang aneh, ia benar-benar cepat dalam mengejar, bahkan detail-detailnya pun benar. Tapi ada yang janggal, kenapa ia terlihat kehabisan nafas dan kesakitan? Tidak bisa, aku harus masuk. Aku memegang knop pintu hingga perhatianku teralihkan dengan getaran yang terasa di tangan satunya. Wonwoo? Kenapa ia menelpon?

"Halo? ”

" Ya! Kwon Hoshi! Dimana charger hpku?! Jangan bilang kau membawanya!"

Aku menjauhkan HPku dari telingaku. Suaranya seperti memekakan telingaku.

"Ya! Jangan menuduhku!"

"Bagaimana aku tidak menuduhmu?! Hanya kau yang memakai chargerku selama 2 hari ini!”

" Ya! Kau melupakan Vernon?! Dia juga menggunakannya tadi pagi!"

"Ahh iya jugaa baiklah akan aku tanyakan. Dan kau! Beli lah charger mu sendiri! Aku sudah tidak mau meminjamkannya!"

"Arraseo! Aku tutup!"

Aku menutup telpon Wonwoo dengan perasaan jengkel. Aku emosi dan tanpa sadar aku berjalan  meninggalkan ruang latihan  langsung menuju dorm. Tanpa sadar aku melupakan tujuanku sebelumnya.

°°°

Aku menyesal, sangat. Jika saja saat itu aku tidak larut dalam emosi kekanak-kanakan,  aku mungkin bisa menolong myeongho lebih awal. Maafkan aku. Aku sungguh tidak bisa membendung air mataku. Hingga tiba tiba aku merasakan sebuah benda mengelus kepala ku.

*Hoshi POV end

Myeongho mengerjapkan matanya. Tubuhnya serasa remuk, nafasnya terasa pendek, bersuarapun rasanya tidak bisa, otaknya baru mengingat kalau dia masih di rumah sakit. Dia ingin bangun tapi merasakan tangannya basah dan sedang digenggam oleh seseorang, Ia menoleh ke samping dan mendapati salah satu membernya menangis dan terus mengatakan permintaan maaf. Myeongho bingung, setaunya  tidak ada yang melakukan kesalahan padanya. Myeongho hanya bisa mengangkat tangannya sedikit untuk mengelus kepala Hoshi perlahan. Tiba-tiba dadanya terasa sakit dan nafasnya makin terasa pendek.

Hoshi terkejut. Ia mengangkat kepalanya dan mendapati Myeongho sudah bangun dan meringis kesakitan dengan nafas yang pendek. Ia pun segera memencet tombol di sebelah ranjang myeongho.

HOME (SEVENTEEN FAN FICTION) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang