THREE

524 36 0
                                    

Mobil yang sedang melaju menyusuri ruas jalan Seoul tampak menegangkan. Woyoung, sang Manajer, tidak mengatakan satu patah kata pun. Sedangkan S.Coups yang sudah penasaran dari tadi pun tidak tahan lagi.

"Hyung, Myeongho... Tidak apa-apa kan?"

".... "

"Hyunggg... Kenapa kau diam sajaa? Jawab pertanyaan Coups. Aku mohon. Kami bertiga bisa mati penasaran." Tambah Jeonghan.

"Kau fikir aku tahu? Aku juga belum tahu apapun! ", jawab Woyoung.

" Bagaimana bis-"

"Dokter bilang kita harus menunggu hasil pemeriksaan. Tolong jangan memaksaku untuk menjawabnya. Aku pun juga belum tahu. Bisakah kalian diam sampai kita tiba di rumah sakit? Aku juga butuh berpikir untuk kalian."

Ketiganya menghela napas dan segera diam. Mereka hanya bisa berdoa semoga sesuatu yang buruk tidak terjadi pada adik mereka.

°°°

Sesampainya di Rumah sakit, keempatnya langsung menuju kamar Myeongho. Jeonghan langsung duduk di kursi sebelah brangkar Myeongho dan memegang tangan adiknya itu. Sungguh Jeonghan tidak tega melihat kondisi adiknya. Tubuh yang semakin kurus dan muka yang pucat yang terbaring lemah lengkap dengan selang infus dan juga masker oksigen yang menempel di bagian tubuhnya.

"Myeongho-ya. Kenapa malah seperti ini? Kau jika demam juga segera sembuh. Tapi sekarang kau malah sampai di rumah sakit.", kata Jeonghan sambil memegang tangan kurus myeongho.

Joshua dan S. Coups hanya memandangi Jeonghan dan juga Myeongho dari belakang.

"Taesun hyung, myeongho tadi sempat sadar?" tanya Joshua sambil berbalik menatap manajernya.

"Belum. Ia seperti ini dari tadi selama 4 jam."

Joshua merasa janggal, perasaannya tidak enak. Bukankah itu terlalu lama? Mengapa tidak melaporkannya pada perawat atau dokter? Sungguh Joshua sangat tidak tenang. Beberapa detik setelah itu, jeonghan merasakan tangan myeongho bergerak.

"Myeongho-ya? Gwenchanna? Bagaimana perasaanmu?"

Myeongho membuka matanya dengan pelan. Tetapi tiba tiba ia merasakan sesak yang amat sangat. Ia merasa dadanya terbakar.

"Myeongho-ya! Ada apa?! Apa yang sakit?!", tanya Joshua panik.

"H h hy-hyu-nnggg.. S-s-ssse-saak.."

Jeonghan panik dan berusaha menenangkan Myeongho. Sedangkan S.Coups segera menekan tombol di sebelah brangkar myeongho berkali-kali berharap dokter segera datang.

"Bertahan lah sebentar myeongho! Dokter segera kemari."

Dokter segera memasuki kamar dan segera memeriksa Myeongho. Sedangkan perawat mencoba membujuk semua orang disitu untuk keluar.

"Tuan-tuan tolong keluar dari ruangan dahulu. Kami akan memeriksa pasien."

Jeonghan sebenarnya tidak tega meninggalkan myeongho tapi Taesun segera menariknya untuk keluar. Mereka semua menunggu diluar kamar myeongho dengan perasaan cemas. Pikiran buruk menghampiri mereka.

*kamar Myeongho

Dokter segera memeriksa keadaan Myeongho dan menyuntikkan beberapa obat melalui infus myeongho sehingga myeongho lebih tenang.

HOME (SEVENTEEN FAN FICTION) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang