Setelah semua kejadian yang terjadi akhir-akhir ini antara aku dan kamu.
Salahkah aku merindukanmu (lagi)?
Salahkah aku mengharapkan kita bisa terus berbincang-bincang (lagi)?
Salahkah aku mengharapkan adanya kita (lagi)?Mungkin terlalu jauh jika aku mengharapkan adanya kita (lagi), setidaknya mendengar suaramu, tertawa bersamamu, itu bahkan sudah lebih dari cukup.
Ingin rasanya terus menghubungimu, tapi aku sadar aku tak mungkin seperti itu.
Yang ada, aku hanya akan membuatmu risih, apalagi, sejujurnya terkadang aku sampai tak tahu mau bahas apa bersamamu.
Sebab hanya diam bersamamu atau melihatmu tersenyum atau mendengar tawamu, itu sudah membuatku sangat bahagia.
Ingin rasanya mengungkapkan semuanya kepadamu, tapi rasanya tak nyaman bila aku harus mengungkapkan semuanya padamu.
Aku siapa buatmu?
Walau kamu terus katakan kepadaku,
Jika tak apa bila aku ingin bercerita padamu,
kamu akan mendengarkan.Sudahlah, lagi lagi aku hanya ingin bilang.
Aku merindukan mu (lagi).
Jangan salahkan aku ya.
-29 Mei 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
My heart(breaker)
PoetryPatah hati terdahsyatku adalah pada dia yang membuatku percaya (untuk pertama kalinya) dia yang aku inginkan di masa depan. Buatku Kamu tepat, tetapi buatmu Aku tidak pernah tepat.