Part 3

26.7K 2.6K 113
                                    

Kritik dan saran kalian sangat berarti untuk Author pemula seperti saya.

Pagi-pagi sekali Nial sudah bangun lebih dulu.secara perlahan bergerak keluar dari rumah kardus yang biasa mereka pasang saat malam hari.menatap wajah anak-anak yang selama beberapa hari ini menemani diri nya disini.

Berjalan keluar,melihat kanan dan juga kiri memastikan tidak ada orang yang lewat supaya bisa mandi dengan bebas,dan ternyata tidak ada. disini masih sepi mungkin karena jembatan ini jarang dilewatin orang maka nya sampai sekarang masih sepi.mungkin siang sedikit lagi pasti bakalan ramai pikir Nial.

Setelah mandi,sikat gigi,pakai sabun semua nya.Nial langsung memakai pakaian yang dia beli kamarin.hoodie berwarna hitam yang tidak terlalu tebal karena ya harga nya juga murah,serta celana selutut warna hitam yang membuat kesan cantik terlihat pada diri nya.

Mengambil pecahan kaca yang di dapat dipinggir jalan kemarin,menatap wajah nya di cermin sambil tersenyum sehingga kedua lesung pipi nya terlihat,alis yang tidak terlalu tebal,hidung kecil,kedua pipi yang menggembung,serta bibir mungil berwarna pink alami.

"Em udah bagus sih,mending aku langsung keluar dulu sebentar buat beli makanan,setelah itu baru berangkat."Guman Nial pada diri nya sendiri,sambil berjalan keluar dari bawah jembatan menuju tempat makan yang biasa dia membeli.

Setelah sampai Nial langsung mengatakan apa yang ingin dia beli.

"Bik,beli nasi sama tahu aja empat bungkus ya."Ucap Nial,membuat penjual yang biasa melihat Nial disini tersenyum dan langsung membuatkan makan yang di mau.

Pesanan ada ditangan,memberikan uang seratus ribu sisa kemarin pada Ibu penjual,kembalian nya delapan puluh ribu. berjalan untuk kembali pulang,sambil berhenti untuk membeli air aq*a botol yang besar.

______

Nial sampai kembali dijembatan,disana anak-anak sudah pada bangun serta mandi.mereka menatap Nial yang baru saja sampai dengan senyuman seperti biasa.

"Hari ini kita sarapan pakai tahu lagi!"Ucap Nial sambil duduk dihadapan anak-anak,terlihat mereka juga tersenyum,sampai yang paling kecil tertawa.mereka baru kali ini bisa makan dua hari berturut-turut

Setelah selesai,Nial memberikan uang dua puluh lima ribu pada Rama anak paling besar diantara anak-anak yang lain.

"Ini uang nya untuk kalian makan siang nanti ya.sore nya bakalan kaka bawain lagi makanan nya.inget harus diam disini jangan kemana kemana ya?."Ucap Nial dengan mengusap satu persatu kepala anak-anak dengan sayang.

"Iya kak,makasih uang nya sama semangat kerja nya ya!"Ucap anak yang paling kecil Adit.

"Siap!"

_________

Setelah pamitan pada anak-anak,Nial segera berangkat karena sekarang sudah lumayan siang.berjalan seperti biasa.kaki kecil itu tidak pernah merasa lelah.

Ditempat lain,tepat nya dirumah Ivander.

Pria itu sedang duduk di meja makan,dengan Xander yang sedang asik makan sarapan nya sesekali berceloteh tentang betapa tidak sabar nya ia ikut ke kantor,karena sekarang pertama kali nya Xander ikut ke kantor.

"Pacti dicana nanti banat banet olang- olang nya!"Ucap Xander dengan penuh semangat membuat Ivander tersenyum.

_______

Sampai di kantor nya,Ivander langsung menggandeng tangan kecil anak nya untuk membawa nya masuk kedalam,banyak tatapan karyawan nya ada yang bisik bisik,ada juga yang terlihat menahan rasa gemas nya saat melihat Xander.

"Daddy,meleka tenapa?"Tanya Xander dengan suara yang terdengar berbisik- bisik juga,sambil menatap semua orang dengan mata bulat nya yang terlihat bertanya-tanya.

"Mereka semua pengen menculik kamu sayang,jadi kamu harus diam saja di ruangan Daddy nanti. tidak boleh keluyuran keluar,bisa-bisa kamu kena culik."jawab Ivander dengan suara yang keras membuat semua karyawan nya terdiam.

Ivander mengajak Xander mamasuk lift menekan angka 15 tepat ruangan nya berada,diperusahaan Ivander ada 15 lantai sampai ruangan nya yang paling atas.

"Daddy dicana nanti pacti tinggi banet!"Ucap Xander dengan senang tidak lupa kedua kaki kecil nya bergerak gerak,rusuh ingin turun.

Sampai di ruangan Ivander,Xander langsung berlari menuju jendela besar yang ada disana,menatap gedung-gedung tinggi dengan kedua mata berbinar.

"Sayang."

Mendengar sang daddy menanggil, Xander mengalihkan perhatian nya dari jendela kaca besar pada Ivander.

"Daddy mau rapat sebentar.Ander tunggu disini hm? Ingat jangan keluar dari ruangan daddy, Sampai daddy kembali lagi.mengerti?."Ucap Ivander sambil mengelus kepala Xander dengan sayang,Xander sempat terdiam beberapa saat sebelum
Menganguk mengerti,daddy nya sedang ada urusan dia tidak boleh mengganggu atau pun merusuh.

"Ìya Andel tunggu dicini."Jawab Xander dengan pelan dengan menatap daddy nya dengan kedua mata bulat nya yang mengerjab- ngerjab.

"Anak pintar." Setelah mengatakan itu Ivander langsung berjalan keluar menuju ruang rapat,meninggalkan Xander sendirian yang sedang duduk sendirian di sofa,anak itu sudah terbiasa mandiri walau usia nya masih terbilang sangat kecil.

________

Xander menggerakan kedua kaki mungil nya dengan perasaan bosan,sesekali menatap pintu berwarna putih yang masih tertutup rapat.

Tok...Tok...

Mendengar suara ketukan pintu,dengan susah payah Xander berusaha turun dari sofa,kemudian berjalan menuju pintu.sedikit berjinjit supaya bisa mengcapai knop pintu dan terbuka!

Kedua mata Xander mengerjab dengan pelan menatap pemuda didepan nya.

"Capa?" Tanya nya dengan kepala yang sedikit dimiring kan.

"Aku Nial." Ucap Nial dengan senyum,pemuda itu menatap balita didepan nya yang terlihat sangat menggemaskan.

"Nial?" Tanya Xander lagi sambil berjalan dan menggenggam tangan Nial.

"Iyaa,hari ini aku bakalan kerja disini."Ucap Nial mengatakan tujuan nya datang kesini.

"Telja dicini?cama daddy?" Jawab Xander lagi sambil menggandeng tangan Nial yang terlihat kecil juga,tidak sebesar daddy nya.

"Tuan Ivander ayah nya kamu?" Tanya Nial dengan mengambil temlat duduk di sofa,tidak lupa mengangkat tubuh gempal Xander yang terlihat sedikit kesusahan untuk naik.

"Butan ayah,tapi daddy."Ucap Xander dengan penuh tekanan di akhir kalimat.

"Eh iya deng Daddy,maaf." Ucap Nial dengan senyum sehingga kedua lesung pipi nya terlihat.

"Wah! Tata Nial juga punya lecung tayac Andel!" Ucap Xander dengan heboh dengan tersenyum memperlihatkan lesung pipi nya juga walau hanya satu.

"Eh ya! kok bisa sama!".Nial terlihat terkejut serta tertawa membuat Xander ikut tertawa juga.

"Tita tama tata!jangan-jangan tita tembal lagi!"

"Hahahaha."Nial tidak bisa menyembunyikan rasa gemas nya sehingga secara refleks tertawa dengan kencang di ikuti Xander yang juga tertawa.

Bersambung..

Votmen nya_

DUDA{M-PREG} [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang