20. The Match

1.6K 253 3
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

Harry tidak pernah bosan merasakan euforia saat permukaan tangannya bertemu dengan bola Snitch. Jadi ketika dirinya berhasil menggenggam bola emas itu dengan erat dan sorak-sorai di seluruh stadion bergema, dia tidak dapat menahan diri untuk menyeringai lebar. Diangkatnya bola Snitch ke udara bersama dengan bunyi peluit Madam Hooch, menandakan bahwa pertandingannya telah berakhir dengan kemenangan Gryffindor. Di kejauhan, Harry dapat mendengar suara pekikan senang dari Angelina, kapten timnya.


Namun ada yang berbeda pada kemenangan kali ini. Jika biasanya Harry akan langsung mendarat begitu Gryffindor dinyatakan menang, maka kali ini, dirinya malah mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Mencari satu sosok yang sebelum ini keberadaannya tidak pernah Harry pedulikan saat berada di lapangan.

Mata abu-abu perak yang berada di tribun timur Slytherin itu tengah menatapnya lekat, membuat dada Harry seperti terhempas sesuatu. Ketika Harry balas mengunci pandangannya, dirinya melihat pemilik mata berambut pirang platina itu tersenyum simpul.

Jika saja rumor antara dirinya dengan pemilik mata itu tidak membuatnya berada dalam situasi yang tidak aman, maka Harry bersumpah, detik ini juga, dia akan men-transfigurasi bola Snitch-nya menjadi bunga—mungkin bunga Narcissus kesukaan Draco—lalu memberikannya pada si pirang platina itu, tanda untuk mempersembahkan kemenangan ini padanya.

Karena Harry ingin melihat senyum itu terkembang lebih lama.

.

To be continued

✓ Rumor Has ItTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang