31. Always Safe with You

2K 250 4
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

Harry tidak ingin berbicara dengan siapa-siapa ketika bubuk Floo sudah berhasil membawanya ke lobi rumah sakit St. Mungos, walau kini Ayahnya sudah berjalan mendekatinya, tampak seperti sudah menunggu Harry dari tadi.

“Harry,” panggil Ayahnya, namun tidak ada suara yang dapat dikeluarkan oleh Harry untuk membalas panggilannya. Matanya sudah perih. Dia hanya ingin berada sesegera mungkin di dekat Draco untuk meyakinkan dirinya sendiri bahwa Draco sudah berada di tempat aman sekarang. Jauh dari marabahaya yang dapat menyakitinya.

“Di kamar mana, Dad?” tanya Harry dengan suara serak, menahan dirinya sendiri untuk tidak bergetar saat menanyakannya—yang tentu saja gagal.

Ayahnya menghela napas, memeluk Harry sekilas sebelum menuntunnya ke sebuah lift yang mengangkut mereka ke lantai enam, menuju area Curse Damage. Tubuh Harry masih kaku saat Ayahnya menenangkannya dan menjelaskan bahwa Draco sudah ditangani dan baik-baik saja sekarang. Malahan, dirinya sudah sadar dan sedang ditemani oleh Ibunya serta Sirius. Karena seberapa banyak kata yang diucapkan Ayahnya, tidak akan membuat Harry benar-benar tenang sebelum memastikannya dengan kedua mata kepalanya sendiri bahwa Draco benar-benar tidak apa-apa.

Jadi ketika Harry memasuki sebuah ruangan bercat hijau muda, mengabaikan Ibunya serta Om Sirius yang tengah berdiri di samping ranjang, Harry segera berderap menuju Draco—yang kini tengah berbaring menggunakan jubah khas rumah sakit.

Draco-nya, terbaring dengan begitu lemah, tengah menatapnya nanar. Matanya berkilat karena air mata yang entah sejak kapan sudah terbendung. Tanpa menunggu waktu lebih lama lagi, Harry langsung menangkup kedua pipinya.

“Haz,” bisik Draco parau ketika Harry membawa kedua dahi mereka untuk saling bersentuhan. Harry menghela napasnya dengan dalam, membawa aroma tubuh Draco banyak-banyak sebagai bukti bahwa memang benar Draco lah yang berada di hadapannya.

“Harry,” bisik Draco lagi dengan lemah setelah entah berapa lama, nadanya kini jauh lebih melembut, membuat Harry tersadar dan membuka matanya. Harry menjauhkan wajahnya untuk bisa menatap mata perak Draco lebih jelas, kemudian berkata dengan tegas.

“Kamu nggak akan kembali ke rumah itu. Dengar aku, Draco? Kamu nggak akan kembali ke sana.” ujarnya. Mendengarnya membuat air mata yang sebelumnya sudah berkumpul di ujung mata Draco kini meleleh dan bergulir membasahi pipinya. Dengan ujung ibu jarinya, Harry menyekanya lembut.

You’re safe with me and my family.” bisik Harry lagi lirih, dan dirinya melihat Draco mengangguk lemah.

I always feel safe with you,” balas Draco sama lirihnya.

.

✓ Rumor Has ItTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang