26. Intervention

1.7K 222 1
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

Harry mengetuk-ngetukkan jemarinya di atas meja dengan gelisah, kalkun panggang dan kentang tumbuk di depannya sama sekali diabaikan. Alih-alih, sudut matanya sibuk melirik berkali-kali ke arah meja Slytherin, dimana beberapa menit lalu Zabini bangkit berdiri dan keluar dari Aula, menyisakan Parkinson yang kini tengah menatap layar ponsel sambil menggigiti kuku.

Gerak-gerik kedua teman baik Draco itu benar-benar aneh. Jadi, Harry tidak salah kan jika menyimpulkan bahwa ada sesuatu yang terjadi dengan Draco? Mengingat sudah dua hari ini Harry tidak melihat Draco makan di Aula.

Mate, kalkun panggangnya kalo ga dimakan, gue ambil ya?” suara Ron di sebelahnya dengan mulut penuh kalkun terdengar. Harry mengangguk sekenanya, lalu kembali menatap layar ponselnya lagi, mengecek kali saja Draco membalas pesannya. Tapi nihil. Memang terlihat tanda bahwa Draco sudah membacanya, tetapi balasan yang ingin Harry baca tak kunjung juga datang.

Ketika Harry mengangkat kepalanya lagi, dia menemukan Hermione yang duduk di seberangnya sedang menatapnya lurus.

“Kenapa?” tanya Harry, bingung karena ditatap seperti itu oleh Hermione. Ron—yang kini juga menyadari tatapan Hermione pada Harry—langsung berhenti mengunyah kalkunnya.

“Kamu lagi mikirin apa, Harry?” tanya Hermione, nadanya hati-hati.

Harry menelan ludah, lalu menggeleng pelan.

“Nggak mikir apa-apa kok,” jawab Harry, lalu tidak bisa menahan dirinya untuk melirik sekali lagi ke arah meja Slytherin. Lirikan yang langsung berhasil ditangkap oleh Ron.

“Oh,” bisik Ron seolah langsung paham apa yang sedang Harry pikirkan. “Malfoy ya?” tanyanya.

Harry langsung melebarkan matanya, begitu terkejut dengan Ron yang langsung tepat sasaran. Bingung harus berkomentar bagaimana, Harry pada akhirnya cuma bisa diam.

“Lo khawatir soal Malfoy yang ga makan malam?” tanya Ron, kini sudah mulai menyendok kentang tumbuknya lagi. Entah kenapa Harry merasa malu begitu Ron menanyakannya, karena kalau ditanya begitu, Harry jadi merasa kalau dia tidak punya alasan untuk khawatir. Toh, cuma tidak makan malam kan? Memangnya seseorang bisa celaka hanya karena tidak makan malam?

Tapi sudah dua hari loh. Suara di kepala Harry protes.

“Udah lo chat belum, si Malfoy? Tanya kenapa ga makan malam?” tanya Ron lagi dengan santai, namun tetap dengan suara yang begitu pelan hingga sekeliling mereka tidak mungkin mendengarnya, kecuali mungkin Hermione. Dibuktikan dengan Hermione yang sedetik kemudian mengangguk, menyetujui saran pacarnya. Harry langsung sedikit menunduk sambil menggaruk belakang lehernya yang tidak gatal.

“Udah gue chat sih, tapi ga dibalas dari tadi,” jawabnya lirih. Ketika temannya seolah masih menunggu lanjutannya, Harry menambahkan, “Tapi barusan Zabini tiba-tiba keluar dari Aula, ekspresi si Parkinson juga kayak khawatir banget. Gue… jadi sedikit kepikiran.” Harry mengakui.

Ada jeda beberapa detik sampai suara Hermione terdengar.

“Aku ada nomor Parkinson, soalnya kemarin sempat satu kelompok pas kelas Rune Kuno. Mau minta? Kamu bisa tanya ke dia biar ga kepikiran terus…” tawarnya.

Harry langsung mengangkat kepalanya, menatap ke arah Hermione seolah gadis di depannya adalah malaikat penyelamat yang dikirim oleh Tuhan ke dunia.

“Yang bener? Boleh deh, Mione. Minta kontak Parkinson ya.”

Ketika bunyi ‘ping’ kecil terdengar dari ponselnya sedetik kemudian, Harry menyangka itu adalah pesan dari Hermione yang mengirimnya kontak Parkinson. Namun alih-alih, dia malah menemukan sebuah nomor yang belum pernah dia simpan sebelumnya.

.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

✓ Rumor Has ItTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang