Lo gak akan pernah bisa kalo selalu nyontek
~ Claire denycia ~Claire menatap tajam cowok yang disebelah nya. sudah berapa kali mereka berdebat dihari pertama kali mereka diduduk kan bersama. ya hari ini adalah hari dimana Claire denycia dan Kenzo ravael helga diduduk kan bersama. baru hari pertama saja mereka sudah berdebat berapa kali.
"Lo bisa gak sih, gak usah nyontek!?" bentak Claire. mata nya menatap tajam mata Rafael, Claire sudah lelah dengan Rafael yang memohon untuk diberikan contekan.
"Gue gak nyontek Cla, cuman liat doang loh" jawab Rafael memberikan pembelaan yang tidak masuk akal yang membuat Claire semakin emosi terhadap nya.
Sekarang adalah pelajaran matematika. dari dulu Rafael selalu menyontek dengan teman nya dan duduk paling belakang. dan sekarang dia diduduk kan dengan seorang Claire yang mendapatkan rangking 3,tahun kemarin.
"Dari mana gak nyontek Rafael? sama aja, lo nyontohin jawaban gue, ya berarti nyontek!" suara Claire sudah semakin meninggi. dia sudah tidak tau lagi harus bagaimana menghadapi Rafael. baru sehari duduk bersama saja dia sudah begini apalagi kedepan nya.
"Kali ini aja ya Cla, gua ga ngerti sama sekali" mohon Rafael yang tidak berhenti memohon kepada Claire. seorang Rafael pertama kali nya memohon ke seorang wanita hanya untuk contekan matematika.
"Gak paham? yaudah sini gua ajarin aja."
"Gak usah ribet deh Cla, mending langsung kasih gue contekan nya jadi gak ribet." jawab Rafael dengan santai nya.
"Wah gila nih orang, diajarin gak mau, mana maksa banget minta contekan!" jelas Claire marah, dia sudah bingung dengan isi kepala cowok yang disebelah nya ini.
"Nah udah tau gue gila, masih aja diladenin. sini bagi jawaban nya." tanpa aba-aba Rafael merampas buku matematika milik Claire disaat Claire sedang lengah.
"Wah gila. balikin buku gue!" Claire mencoba mengambil buku nya kembali. dan tentu Rafael tidak memberikan nya dan tetap memegang buku claire dengan sekuat tenaga. dan Claire mencoba membuka tangan Rafael dari buku nya.
"Pelit banget sih!"
"Iya, emang. kenapa?!" karena sudah lelah dengan Rafael. akhirnya Claire mengalah dan memberikan contekan kepada Rafael.
~~~~~~
Sekarang jamkos, dan tetap saja tidak boleh berisik. Rafael dan Claire hanya duduk ditempat. Claire memang lebih suka duduk ditempat nya sendiri, dari pada harus ke kursi teman nya."Lo ngapain?" tanya Claire kepada Rafael yang sedang menempelkan stempel label ke baju Claire. entah kenapa Rafael melakukan itu mungkin karena dia bosan.
"Shut. lo gak liat gue ngapain?" ucap Rafael yang langsung menatap mata Claire. dari jarak yang lumayan dekat.
"Ya lo ngapain coba nempelin label ke baju gua? kayak gak ada kerjaan aja."
"Emang. jadi lo diem aja ya, gak usah banyak bacot."
Aneh. hanya itu yang ada di dalam pikiran Claire saat melihat tingkah laku Rafael kepada nya yang menurut nya itu lucu. tidak pernah seumur hidup Claire dia mendapatkan perlakuan seperti yang dilakukan Rafael. dia hanya tersenyum melihat Rafael menempelkan label ke baju nya.
~~~
"Lo ngapain cla?" tanya Melody kepada Claire. yang sedang menempelkan label yang ditempelkan Rafael ke baju nya tadi. ia tempelkan dibuku.
"H-hah? anu gue cumen nyimpen label ke buku doang sih"
"Ngapain nyimpen label? kan lo ada banyak." tentu Melody merasa aneh dengan tingkah laku sahabat nya satu ini. menyimpan label yang ada dibaju nya dan disimpan dibuku kesayangan nya Claire. tentu saja membuat Melody heran.
"Ya gapapa dong, cuman nyimpen doang. lucu gitu label nya jadi gue simpen." jawaban aneh yang membuat Melody menjadi lebih heran.
Tiba-tiba Barsha sahabat Claire dan Melody, menjawab omongan Claire.
"Itu loh dy, itu kan label yang ditempel sama Rafael pas jamkos tadi."
"Hah?! kok lo simpen Cla!?" Melody sangat kaget saat tau label yang dari baju Claire dan Claire pindahkan ke buku kesayangan nya ternyata Rafael yang menempel nya.
"Eh? anu gapapa kok gue cuman nyimpen buat jadi kenangan doang."
"Lo suka sama Rafael Cla?" tanya Melody histeris. dan itu membuat claire melotot.
"Mana mungkin lah. gue cuman nyimpen buat jadi kenangan doang dy mana mungkin gue mudah banget suka sama orang yang baru aja duduk sama gue. gue aja walaupun selalu satu kelas sama dia, gak pernah ngobrol sekali pun. masa iya baru sehari duduk sebelahan langsung suka." jawab Claire meyakinkan Melody kalau dia tidak menyukai Rafael.
"Iya tuh dy mana mungkin seorang Claire denycia mau sama Kenzo rafael helga yang super nakal, yang selalu nyontek, dan selalu jadi inceran guru bk." ucap Barsha ikut angkat bicara. entahlah dia memang tidak suka dengan Rafael di mata nya Rafael hanya lah murid yang sangat nakal.
"Iya juga sih, cuman masa dia nempelin label ke baju lo sih Cla? lo baper gak?" tanya Melody penasaran, dia masih tidak percaya saja seorang Rafael begini ke seorang wanita? apa tidak aneh.
"Ya mana gue tau. palingan gara-gara gabut dy, dan masalah baper. gue bingung jawab nya gimana gua anak nya di apa in aja baper."
"I know. pasti rasa nya kayak mau kayang, cuman ya lo jangan suka sama dia ya Cla." balas Barsha. entahlah dia hanya tidak mau sahabat nya menyukai seseorang yang sepertinya tidak niat sekolah.
"Iya barsha gak bakal gue suka sama cowok kayak dia."
"Good."
~~~
Istirahat telah selesai. dan seperti biasa Rafael selalu telat masuk setelah istirahat, entah kenapa dia selalu telat masuk. untung saja guru juga belum masuk.
"Hai pelit" sapa Rafael kepada Claire yang sedang sibuk mengeluarkan buku pelajaran dari tas nya.
"Pelit lo bilang? kan tadi udah gue kasih." Claire sudah tidak tau lagi dengan isi pikiran Rafael, baru saja datang dan langsung mengejek Claire dengan kata-kata pelit.
"Ya lo nya kayak ngasih terpaksa."
"Kan emang terpaksa bego!" Claire sudah benar-benar emosi menghadapi cowok yang disebelah nya ini.
"Lo baik banget sih, nanti gue liat lagi ya" tanpa malu Rafael mengucapkan nya dengan santai, yang membuat emosi Claire meledak.
~~~
𝒉𝒂𝒊 𝒎𝒂𝒌𝒂𝒔𝒊𝒊𝒊𝒊 𝒃𝒂𝒏𝒚𝒂𝒌 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒖𝒅𝒂𝒉 𝒃𝒂𝒄𝒂, 𝒅𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈𝒈𝒖 𝒑𝒂𝒓𝒕 𝒔𝒆𝒍𝒂𝒏𝒋𝒖𝒕𝒏𝒚𝒂 𝒚𝒂!
KAMU SEDANG MEMBACA
Mover Heart
Novela Juvenil"sekali ini aja ya" "gak." "lo kan baik, mau ya" "gak ya, kapan bisa nya lo kalo nyontek mulu." tegas Claire kepada Rafael yang memaksa nya memberikan contekan.