Terkadang yang selalu ditunjukkan bukan berarti itu yang dirasakan.
~ Kenzo rafael helga ~Telinga para siswa dikelas saat ini sudah panas. guru olahraga mereka dari awal masuk sampai sudah hampir 1 jam hanya mengoceh tidak jelas. dan itu membuat para siswa kesal.
"Dulu kalau dijaman saya, kalau misal kena marah guru, saat pulang ke rumah langsung dipukulin kedua orang tua saya. kalau jaman sekarang mah guru marah dikit, orang tua nya malah marah ke guru tersebut." oceh guru olahraga itu. yang dari tadi tidak berhenti membedakan jaman nya dengan jaman sekarang.
"Gue juga masih gitu sampai sekarang." bisik Rafael. yang tentu Claire yang mendengar nya terkejut.
"Hah!? maksudnya?"
"Udah lupain aja." setelah mengeluarkan kata-kata yang membuat Claire terkejut, Rafael dengan santai menyuruh Claire melupakan nya.
"Okay.." Claire hanya menurut. dia tidak mau ikut campur urusan Rafael. tapi tentu saja Claire masih memikirkan apa yang dimaksud dengan Rafael.
~~~
Claire, Melody, dan Barsha duduk santai dikantin. mereka menunggu mie ayam pesanan mereka. dan tentu saja ada saja yang mereka obrolkan.
"Eh lo pada tau gak sih. tadi pas guru olahraga ngoceh gak jelas, dan dibagian dia bilang kena pukul orang tua. Rafael bilang, dia juga masih gitu. Maksud dia apa ya?" tentu saja Claire membahas nya. Karena Claire terus memikirkan perkataan Rafael.
"Hah!? dia bilang gitu Cla?" Melody histeris mendengar nya.
"Iya. Aneh bgt kan, maksud nya apa ya?"
"Eh gue inget. Dulu pas kita kelas 10 tahun kemarin. Gue pernah liat Rafael curhat sama pak Ibra dimeja guru. Dan yang gue denger pak Ibra bilang, kalau udah gak sanggup mending kamu pergi." jelas Barsha. Yang membuat Claire membulatkan mata nya.
"Lah iya. gua denger juga pas itu." lanjut Melody. yang membuat Claire heran.
"Kok kalian pada denger? sedangkan gue yang duduk didepan meja guru gak tau sama sekali." Claire tiap tahun selalu duduk paling depan. tapi aneh nya dia tidak tau sama sekali tentang Rafael.
"Lo mah dulu kan bodo amat banget Cla. Dan sekarang kenapa lo pengen tau?" tanya Melody.
"Iya gapapa. gue cuman penasaran."
"Kayak nya nih ya Rafael itu ada masalah sama keluarga nya." lanjut Barsha. Yang hanya dibenak Claire hanya rasa penasaran terhadap Rafael.
~~~
Claire hanya memperhatikan Rafael. entahlah dia dulu tidak pernah tau kalau ada cowok yang seperti Rafael ini. Rafael yang nakal, suka nyontek, incaran guru bk. dan dari tadi Claire mencium wangi yang sangat enak. seperti wangi bayi.
"Kenapa lo ngeliat gua gitu amat." tanya Rafael yang membuyarkan lamunan Claire.
"Dih pede amat lo. Siapa juga yang ngeliatin lo." bohong Claire. Claire malu kalau Rafael tau dia memperhatikan nya.
"Eh, lo udah selesai ipa?" tanya Rafael. yang tentu saja ingin menyontek.
"Udah."
"Bagi dong." tanpa aba-aba Rafael merampas buku milik Claire. tapi Claire hanya diam. Dia malas berdebat dengan Rafael karena pasti tidak ada ujung nya. Harus dia dulu yang mengalah.
~~~
Claire hanya memperhatikan buku ipa nya. Nilai nya sangat kecil, dan tentu saja membuat Claire kecewa. Rafael yang melihat Claire kecewa hanya tersenyum.
"Wah bagus nilai gue." ucap Rafael. entah kenapa dia bicara seperti itu. apa karena hanya ingin menghibur Claire, atau memang dia bersyukur dengan nilai nya.
"Bagus dari mana? nilai nya kecil loh." jawab Claire. Ia mendapatkan nilai 60. Menurut Claire nilai kecil itu mengganggu. Bagaimana karena hanya nilai ia kecil, posisi rangking dia tergeser.
"Gini ya Cla. dengerin gue. Lo itu udah berusaha, ini hasil yang lo dapetin. memang ini lumayan kecil, tapi bagi gue ini besar loh Cla. kalau gue yang kerjain belum tentu dapet nilai sebesar ini. Jadi lo harus bersyukur dapet nilai segini. Ini yang nama nya belajar, lo harus semangat buat naikkin nih nilai." jelas Rafael. yang membuat Claire tersentuh. Claire tidak menyangka Rafael berkata seperti itu. Apa yang dipikirkan orang-orang tentang Rafael itu tidak benar. Yang mereka tau Rafael hanya sampah sekolah. orang yang seperti tidak niat sekolah.
"Tapi kalo posisi rangking gue tergeser gimana?"
"Gak bakal Cla. Nanti nih ya, lo rangking dua. Gue rangking satu." Claire yang mendengar itu hanya tertawa.
"Kok lo yang rangking satu sih? lo aja nyontek ke gue, masa lo yang rangking 1."
"Gue belum selesai ngomong udah dipotong aja. Itu dimimpi Cla, bukan beneran." Claire yang mendengar nya hanya tertawa. entah Rafael memang benar mimpi seperti itu atau hanya mengarang agar bisa menghibur claire. Tapi itu membuat Claire benar-benar terhibur. Mereka berdua tertawa bersama dan jarak mereka lumayan dekat.
~~~
Pak Ibra menatap sinis Claire yang berposisi duduk didepan nya. pak Ibra sempat marah karena posisi duduk Claire dan Rafael dekat. Ya pak Ibra guru agama jadi mungkin dia tidak menyukai posisi duduk Claire dan Rafael.
"Cla minta jawaban dong." Rafael yang tidak mendapatkan jawaban apapun dari mulut Claire. dia langsung terus-terusan menyenggol pundak Claire. dan itu membuat Claire terganggu.
"Apa sih Raf!?"
"Eh kenapa kalian malah dekat lagi! dan kamu Rafael kenapa?" tegas pak Ibra. Dan membuat Claire takut. Dia jadi menyalahkan Rafael.
"Lah pak? kan kami itu duduk sebelahan ya pasti deket dong." jawab Rafael tanpa rasa takut. Dan jawaban Rafael membuat Claire tambah panik. Ingin rasanya Claire marah-marah tidak jelas ke Rafael sekarang.
"Ya kalian ini juga kenapa duduk nya seperti ini!" lanjut pak Ibra.
"Kami diduduk kan diposisi seperti ini atas perintah wali kelas kami." dengan berani nya Rafael menjawab omongan pak Ibra. yang membuat Claire tidak habis pikir dengan isi kepala Rafael.
~~~
barsha adeline
𝒉𝒂𝒊 𝒎𝒂𝒌𝒂𝒔𝒊𝒊𝒊𝒊 𝒃𝒂𝒏𝒚𝒂𝒌 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒖𝒅𝒂𝒉 𝒃𝒂𝒄𝒂, 𝒅𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈𝒈𝒖 𝒑𝒂𝒓𝒕 𝒔𝒆𝒍𝒂𝒏𝒋𝒖𝒕𝒏𝒚𝒂 𝒚𝒂!
KAMU SEDANG MEMBACA
Mover Heart
Roman pour Adolescents"sekali ini aja ya" "gak." "lo kan baik, mau ya" "gak ya, kapan bisa nya lo kalo nyontek mulu." tegas Claire kepada Rafael yang memaksa nya memberikan contekan.