06 (Last Chapter Flashback)

99 14 6
                                    

Double up!

'Musim dingin abadi'


Sugawara berhasil terbangun. Ia melihat keberadaan Tsukishima yang membawa nampan makanan. Kamarnya yang kacau terlihat lebih bersih.

"Senpai makanlah ini. Kau tidak bisa terus menerus mengandalkan makanan cepat saji"

"hmm... terimakasih"

"Maaf telah menerobos masuk senpai. Aku berusaha menghubungimu tapi ponselmu tidak aktif"

"Tidak apa. Aku berterima kasih. Jika kau tidak kemari mungkin aku akan makan mi instan lagi haha..."

"Senpai kau tidak ingin mengatakan sesuatu" tanya Tsukishima

"Hmm.. terimakasih kau selalu menjagaku. Meskipun kita belum lama mengenal tapi kau lebih sering melindungiku aku senpai yang payah bukan..." Sugawara menggaruk pipinya dengan telunjuk.

"Jika senpai tidak ingin bercerita aku tidak memaksa." Tsukishima memberikan obat pada Sugawara dan mengambil mangkuk kosong.

"Maaf Tsukishima" Sugawara menunduk merasa bersalah. Ia merasakan handuk dingin menyentuh kulit dahinya.

"Berbaringlah. Senpai harus banyak istirahat. Aku tahu aku tak berhak ikut campur. Tapi senpai, adakalanya kita egois untuk membuat pilihan hidup"

Sugawara menutup wajahnya dengan jaket Ushijima. Tsukishima melihat bahu senpainya naik turun dan isakan kecil. Ia tak bermaksud menyakiti tapi rasanya senpainya terlalu banyak menelan rasa sakit demi kebahagiaan orang lain. Dia selalu memikirkan orang lain daripada hidupnya. Saat kapten Seijoh meminta Kageyama sebagai setter mungkin tanpa sadar telah menyakiti hati Sugawara. Tapi dia selalu mendukung dan berpikir positif menyadari kelemahannya dan bersedia duduk dibangku cadangan demi alpha bodoh itu.

"Aku akan pulang senpai. Tidurlah.."

Tsukishima melangkah pergi meninggalkan apartemen. Menuruni tangga dan menemukan dua orang alpha dominan berkelahi.

*
*
*

"Apa kau tinggal disini sekarang?" ucap laki-lai bersurai olive. Seperti biasa raut wajah serius sedikit polos atau mungkin bodoh.

"Bukankah kau familiar dengan tempat ini"

Ushijima menutup matanya mereka sedang bersandar di tangga besi. Tak banyak orang di gedung ini karena rata-rata dihuni pekerja yang pulang larut malam.

"Apa yang ingin kau bicarakan?"

"Omegamu sedang membutuhkanmu"

"Kenapa kau peduli?" Ushijima melipat lengannya seolah menginterogasi.

"Kau menyukainya...?" lanjut Ushijima.

"Tidak..."

"Lalu..."

"Dia sedang sekarat karena kau. Apa yang kau pikirkan selama ini hah... Dia tengah mengandung anakmu kau ingin membuatnya mati perlahan..."

"Bertahan atau mati itu pilihan. Dia sudah punya pilihannya jadi aku tidak berhak memaksa. Dan satu lagi, dia bukan omegaku karena sampai kapanpun aku tak akan berhubungan dengan omega. Ini yang terakhir."

Oikawa mengepalkan tangannya ia mencoba menahan emosinya bersiap meledak.

"Jika tidak ada hal lain. Aku akan pergi."

Oikawa menarik kerah leher pria itu seolah akan mencekiknya feromon yang berhasil ia tahan berakhir meledak menjadi kemarahan.

"KAU BAJINGAN BRENGSEK!!! AKU TAU IBUMU PASTI YANG MEMBUATNYA DIKELUARKAN DARI KARASUNO. ANJING GILA SEPERTIMU LAYAK MATI!!!"

RESETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang