Kelanjutan....
Kai terus memeluk dan menciumi wajah Daren yang sudah terlelap dalam tidurnya.
Lalu ia menarik kejantanannya keluar dan..Plop...
Darah merah yang pekat mengalir keluar dari Lubang kenikmatan milik Daren yang meringis dalam tidurnya, kai lalu memakaikan selimut pada tubuhnya dan tubuh Daren lalu menyusul ke alam mimpi.
Keesokan harinya....
Daren terbangun dari tidurnya ia mencoba mengumpulkan kesadarannya dan setelah tersadar ia langsung teringat kejadian kemarin, ia menolehkan kepalanya kekanan dan melihat kai yang tertidur pulas dengan tubuh yang memeluknya erat.
"Anghh!.." Daren meringis ketika ia memiringkan badannya untuk melihat kai dengan lebih jelas namun sayangnya bagian intimnya sangat sakit dan ia meringis lumayan keras sehingga membuat kai terbangun.
Waktu ritual kemarin bukan hanya Daren yang merasakan sakit namun kai juga merasakan hanya saja tidak sesakit apa yang Daren rasakan."Kenapa?! Mana yang sakit?!." Kai yang mendengar ringisan Daren seketika langsung bangun dari tidurnya dan menatap Daren khawatir.
"Hanya sedikit tenanglah, apa aku menganggu tidur nyenyakmu?."
Daren yang memang orangnya sering merasa tidak enakan pun merasa bersalah karna membangunkan kai.
"Tidak." Balas Kai dingin.
Daren hanya melongo tidak percaya, apakah perkataannya salah hingga kai membalas dingin perkataannya?.
Setelah mengatakan itu Kai beranjak dan pergi begitu saja.
"Apa itu!, Lelaki bajingan itu seenaknya saja meninggalkan aku! Tenang saja aku bisa sendiri dan tidak memerlukan bantuan lelaki itu!."
Dengan gerakan diiringi ringisan Daren mencoba duduk dan berhasil ia membenarkan letak pakaiannya dan jubahnya.
Ia berjalan perlahan lahan hingga sampai didepan pintu ketika ia ingin membuka pintu itu seseorang telah membuka nya terlebih dahulu dan orang itu adalah kai.
"Kau!, Kenapa kau beranjak dari ranjang?!."
Tanya kai yang emosi melihat Daren.
"Aku ingin mandi, lalu kenapa kau kembali? Dan juga terlihat emosi?!." Daren yang sedikit dibentak tidak terima, apa apaan itu.
"Kenapa kau tidak menungguku?!." Tanya kai.
"Aku tidak mau! Aku masih bisa sendiri!."
Daren yang memang masih merasa sakit ditambah kai yang tidak jelas membuat moodnya turun dan emosi.
Daren berjalan pelan pelan melewati kai yang berdiri di depan pintu.
"AAAAA! Apa yang kau lakukan!, Turunkan aku! Akhhssss!."
Kai yang muak pun langsung menggendong Daren dan membawanya pergi ke kamarnya, Daren terus memberontak yang membuatnya meringis karna bagian intimnya terasa nyeri.
"Diam!."
Daren diam seketika disaat kai mengeluarkan hawa yang tidak menyenangkan.
Disaat sampai dikamar mandi kai langsung menurunkan Daren dan membantunya melepaskan pakaian Daren namun ditahan oleh yang punya.
"Aku bisa sendiri!." Daren menepis tangan Kai yang membuat emosi kai semakin memuncak.
"Diam!." Kai membentak Daren bukankah setelah menikah seharusnya hubungan mereka semakin romantis? Ini malah sebaliknya, sebenarnya Kai tadi merasa marah karena Daren bertanya apakah ia mengganggu tidurnya, kai tidak suka ketika Daren lebih memilih menahan rasa sakitnya dibandingkan dengan membangun lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[BL] Inkubulus
Fantasyhaii readerss ini kelanjutan cerita dari novel sebelumya yang berjudul sirene, buat kalian yang belum tahu monggo dibaca dulu. Bagaimana jika keturunan vampir dan makhluk incubulus bersatu dalam sebuah pernikahan? Akankah semuanya berjalan sesuai ke...