Setelah Senin, otomatis besoknya hari selasa.
Ocha naik motornya jam 06.40 agak awal untuk berangkat sekolah. Belum makan, bahkan tak membawa bekal padahal sekolah akan selesai jam 15.30 Ocha tau.
Hari ini mood Ocha agak kurang bagus, di karenakan berita duka yang baru di lontarkan kemarin malam ketika dia keluar untuk sparing voli. Kucing kesayangan Ocha mati tertabrak motor saat bermain dengan saudaranya di jalan. Biasa lah ya, kucing kalo lagi main ga inget tempat.
Ekspresi wajah Ocha kusam, di balik maskernya semua orang tau mood Ocha hari ini kurang bagus. Alis berkerut dan tatapan mata selalu tajam membuat teman sekelas dia enggan untuk mengajak dia berbicara.
Ocha tidak mau melepas masker, dia tau ekspresi wajah dia hari ini sangat jelek. Karena dia marah kepada orang yang telah menabrak kucing mungil kesayangan dia. Sakit bet gilak kucing kesayangan mati. Bayangin aja
Ocha duduk, menghiraukan selaga aktivitas di ruang kelasnya. Yah bisa di bilang tumben Ocha berangkat jam 06.45 bisanya juga 3 menit sebelum bel masuk Ocha baru datang.
Malas, itu yang terlintas di pikiran Ocha. Entah males makan, ngomong, jalan, ngunyah. Kalo udah malas ya dia malas melakukan apapun. Dia hanya menaruh tangan di atas untuk menopang kepalanya sampai bel masuk berbunyi.
Jam pertama Bahasa Inggris, Ocha tau guru ini akan mengomel jika tau ekspresi wajah Ocha kusam. Dengan terpaksa dia menunjukkan ekspresi agak senang dia agar tidak di protes gurunya. Selalu saja, memang ekspresi Ocha seperti itu.
Menunggu pak guru datang, sekedar info Ocha aslinya duduk di bangku depan wkwkw. Kemarin karena Senin karena ada 2 orang izin. Ocha dan teman sebangkunya pindah tempat duduk.
Hendak menoleh, Ocha menebak pasti Lily modus. Dan benar dugaan Ocha. Lily sedang asyik memainkan Tumbler baru Arya, tersenyum sambil menatap Arya. Aselik dah Ocha juga pengen sebenarnya bisa natap Arya kayak gitu tapi Ocha sadar.
Benar, putus asa. Itu yang Ocha pikirkan mengenai Arya. Dia hanya berharap Arya juga mau mengobrol dengan dia. Sayang, Ocha selalu di tolak Arya. Enggak gini lho maksudnya, Ocha pengen ngobrol dengan Arya namun tidak tau topik apa yang harus di berikan. Alhasil Ocha hanya bisa memulai topik dengan Reza.
Balik lagi. Di balik masker dan kerudungnya, tatapan tajam Ocha tak luput ketika Lily mencoba mengambil hape Arya dan membuka galeri Arya. Setelahnya memvideo apapun yang ada di galeri Arya tanpa seizin Arya.
WATEHEL DUDE KELEWAT BATAS BANGET.
Arya mengambil paksa hapenya. Well, Arya tau Lily dan Eva kepo dengan galeri dia. Arya tak tau jika mereka berdua memvideo galeri dia. Kita tidak tau, Arya keberatan atau tidak.
Ocha ingin bilang seperti itu kayak,
"tadi galeri mu di video Lily"
atau
"yakin dek, udah di hapus?"
Demik dah. Ocha ingin sekali mengobrol dengan Arya namun dia gengsi, dia tidak tau harus memulai dari mana. Pasalnya Arya selalu bersikap dingin dan cuek padanya. Apa sih?! Aku salah?? Itu yang selalu di pikirkan Ocha. Dia makin dalam dengan overthingkingnya.
Setelah menyaksikan keasyikan Lily dan Eva yang menggoda Arya. Guru BIG pun akhirnya datang, mengucapkan salam di lanjut absen kelas dan mengisi jurnal.
"Do you mind if you help me to take a picture then share in your class group?"
Bangku depan pinggir Ocha kebinggugan.
"Aduh pak"
"Lho kenapa ayok di jawab"
Panik, itu yang Riyan rasakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
D A H L A H
Teen FictionHEWWOOO Isinya cuma Ocha yang lagi mantau Lily cari perhatian ke Arya, Ocha nahan Iri. udah gitu aja aslinya. ------------------------------------------------------- "ck. Lu bego atau gimana? klo suka bilang, ajak ngobrol kek gimana kek, jangan dili...