"Hadirnya adalah kebahagianku. Diamku adalah caraku untuk mencintainya."
— Venice Kornwit Treerapanyakun
•••
Malam ini keluarga Treerapanyakun mengadakan pesta di salah satu club terbaik di kota Pattaya.
Tetapi Macau pulang ke Bangkok lebih awal, hal itu tidak memungkinkan dia mengikuti pesta. Sementara Kim masih melanjutkan perkerjannya yang tertunda. Kinn mengadakan pesta untuk para rekan dan kolega bisnisnnya.
Bahkan kedua putra mahkota saling bertemu, mereka bersikap acuh tak acuh satu sama lainnya.
"Wristband, ayo masuk."
Dengan begitu lembut Nang Main membawa putranya untuk berbaur pada pesta. Wristband sedikit tak menyukai pesta ini karena kehadiran Venice. Hal itu jelas dari sorotan mata tajamnya.
Venice menikmati wisky yang berada di tangannya, lalu pemuda tampan itu menyandarkan punggungnya pada kepala sofa tempat duduknya dan menawarkan gelasnya yang berisi wisky pada sepupunya itu. Meskipun seperti itu Wristband masih bisa menahan amarahnya dan menikmati rum yang berada di atas mejanya.
Keduanya adalah pewaris tahta keluarga Treerapanyakun.
Kinn hanya melihat interaksi singkat keponakannya dan sang putra, bahkan suara musik terdengar begitu kencang serta para pole dance sibuk memberikan penampilan terbaiknya. Porsche dan Pete terlihat bergabung di dalam pesta untuk mendampingi suaminya.
Iris mata Venice tak sengaja, melihat Joseph yang sibuk berbicara pelan dengan sosok manis yang terlihat familiar.
Dengan segera Venice melupakanya, dia melihat kearah Wristband yang berdiri di samping Kinn. Semua itu... tidaklah terlihat begitu menarik untuk Venice. Tetapi Wristband ingin bersikap melebihi dirinya. Padahal kemampuan mereka sudah berada di porsinya masing-masing. Boleh diakui bahwa Kinn terlalu berambisi menurut keponakannya.
Semua orang terlihat sibuk melihat kearah pemimpin Klan Main bersama putra mahkotanya, sedangkan Venice sibuk memainkan cincinya untuk menghilangkan rasa bosannya.
"Venice, dengarkan Wristband sedang menyapaikan sesuatu." Pelan Pete, bahkan jemari tangan pria cantik itu memegang tangan kekar milik sang putra. "Jangan sibuk sendiri, kamu harus menghargai orang lain yang sedang berbicara."
Dengan pasrah, Venice melihat kearah Wristband yang sibuk menyapaikan sebuah pidato panjang yang membosankan. Hingga akhirnya Tuan muda Minor, mendengar bahwa sepupunya itu tengah menyindir dirinya.
"Ada sesuatu yang ingin aku sampaikan, tetapi ini hanya sebuah kalimat ungkapan." Tukar Wristband. "Aku pernah mendengar kisah seorang pangeran yang menelan kebahagiaannya di dalam kegelapan, lalu sayapnya akan patah berkali-kali ketika dia akan muncul ke permukaan."
KAMU SEDANG MEMBACA
02. WHY Seasons 2 | Posesif Obsesif Psycho [END]
Fanfiction[WHY Seasons 2 "Posesif Obsesif Psycho"] "Sepotong kayu yang terendam dalam genangan air, lalu berdiri kokoh dan menjadi penopang seperti raja."