"Malam pelan-pelan turun, runcing gigi angin menusuk kulitku, bertengkar dengan gigil dan dinding, saat itu, aku ingat kamu."
— Sam Chalach Tantijibul•••
"Sudah berapa bulan kamu tidak pernah mampir ke apartement? Apa kamu sudah melupakan diriku?"
Time menyempatkan waktunya berkunjung ke apartement milik simpanannya, bahkan dia menatap dingin kearah ruang mewah yang ia pijaki. Mata tajam pun melirik kearah Tem yang tersenyum kearahnya, bahkan senyuman itu terlihat tidak berarti di matanya.
Jemari kekarnya pun mengulurkan sebuah dokumen kearah meja keluarga yang berada tepat di antara dirinya dan Tem. Pria cantik itu pun mengambil dokumen itu dan membacanya dalam diam.
Seketika matanya melebar di saat melihat dokumen cerai di jemari tangannya, bahkan Time hanya menatapnya dingin.
"Mari kita bercerai!"
Tem meraih lengan jas milik suaminya dan meminta sebuah kejelasan, bagaimana bisa prianya itu ingin menceraikan dirinya. Bahkan dia yakin alasan mengapa suaminya itu ingin bercerai adalah Tay yang sepantasnya harus di salahkan.
"Time! Aku yakin Tay yang memaksamu untuk menceraikan diriku! Time ini hanya sebuah candaan bukan?"
Pria arogan itu pun memberikan sebuah pena, dan ia mendudukan dirinya di sofa sambil melihat kearah simpanannya.
"Aku sudah nyaman dengan rumah lamaku, Tem!"
Tem tersentak ketika mendengar penuturan dari prianya yang mengambil keputusan dalam sepihak, dia sangat kecewa, bahkan untuk mundur saja Tem sudah tidak bisa. Bahkan Tiem sudah menanda tangani surai cerai itu.
"Aku... tidak mau bercerai?"
"Baiklah, bila kau butuh uang aku akan memberikannya sesuai perjanjian pra nikah kita." Time juga sudah memberikan separuh materinya untuk simpanannya, walaupun materinya itu tak sebanyak yang ia berikan kepada Tay. "Sekarang tanda tangani suratnya?"
"Jangan melalukan hal yang konyol." Ucap Tem.
"Aku tidak melakukan hal yang konyol, bahkan hubungan kita sudah tidak seperti dulu lagi." Time sudah mulai bosan.
"Bajingan kamu."
Saat Tem ingin merobek surai cerai itu, dengan segera Time mencegahnya dan memaksa pria cantik itu menurut. Mata bulat milik Tem memandang kearah suaminya dengan berkaca-kaca. Time hanya menyeringai.
"Bila aku bajingan, lalu kenapa kau mau menjadi simpananku?" Ujar Time, bahkan mata tajamnya melihat kearah simpanannya itu.
"Tay sudah menguasai dirimu."
KAMU SEDANG MEMBACA
02. WHY Seasons 2 | Posesif Obsesif Psycho [END]
Fanfiction[WHY Seasons 2 "Posesif Obsesif Psycho"] "Sepotong kayu yang terendam dalam genangan air, lalu berdiri kokoh dan menjadi penopang seperti raja."