Chapter 42

923 84 175
                                    

"Tapi menurutku, Tuhan itu baik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tapi menurutku, Tuhan itu baik. Tapi menurutku Tuhan, itu baik. Merangkai ceritaku sehebat ini."
— Nang Minor [Pete Pongsakorn Saengtham]








•••








Sesampainya di kediaman Sangngern, sikap Pete terlihat begitu waspada akan situasi sekitar. Bahkan insting keibuan Pete bisa di acungi jempol karena pria cantik itu hanya fokus melindungi kedua bayinya yang bersembunyi di rahimnya.

Kaki jenjangnya pun melangkah perlahan mengikuti sang kepala pelayan yang berjalan tepat di hadapannya. Iris mata bulat milik Pete bisa melihat foto-foto masa kecil milik Travis yang di pajang dengan apik di beberapa sisi ruang utama kediaman Sangngern.

"Bibi?" Panggil Pete pada wanita parubaya yang berjalan menyusuri lorong panjang di mansion luas itu. Karena perasaan Pete sedang tidaklah enak sama sekali dengan ini semua.

"Anda harus ikut saya Nang Pete karena ini perintah khusus Khun Safe." Jelas wanita tua itu pada pria cantik yang menatapnya dengan penuh tanda tanya.

Pete hanya bisa pasrah dan mengikuti langkah pelayan senior itu sambil melihat kearah sekelilingnya. Hingga akhirnya terlihat beberapa pelayan lain yang berjejer rapi di ujung pintu lorong. Semua pelayan itu menunduk hormat kearah Pete yang baru saja datang.

"Kenapa aku di bawa kesini?" Tanya Pete dengan rasa ingin tahunya.

Pelayan tua itu hanya tersenyum tipis kearah calon Nyonya rumahnya. "Silakan masuk? Karena saya hanya menjalankan perintah Khun Safe."

Pete digiring memasuki ruang bawah tanah, dimana tempat itu cukuplah redup. Dia pun mendudukan dirinya di sisi ranjang yang berada di ruang bawah tanah yang cukup bersih.

Cekrek!!!

Seketika pria cantik itu terkejut ketika mendapati kehadiran Safe yang baru saja membuka pintu. Disana, hanya mereka berdua bahkan ruangan itu kedap suara hingga tidak bisa di dengar dari arah luar.

Safe yang terlihat begitu nafsu pun segera menerjang tubuh Pete dan memojokannya pada dinding kamar yang terasa dingin. Bahkan pria berbadan tegap itu mencium leher Pete dengan brutal hingga meninggalkan bekas kemerahan.

"Ahhh.. L-lepashhh...!" Pete berusaha menolak kontak fisik dengan Safe.

Bahkan pria itu membawa tubuh Pete untuk berbaring di ranjang dan merobek paksa kemeja yang di pakai pria cantik itu dengan sangatlah kasar. Pete hanya bisa menangis ketika Safe berusaha memperkosa dirinya. "Lepaskah aku Safe hikss..."

"Mau melawan rupanya." Safe mengikat kedua tangan putih milik Pete. Hal itu membuat dada Pete membusung di tambah lagi perutnya yang berisi karena sang jabang bayi.

Sebuah jilatan dan gigitan kecil terasa nyata di dada Pete yang membengkak. Dimana Safe menyusu pada Ibunya layaknya seorang bayi. Parahnya lagi Safe melepaskan celananya dan mengocok penisnya. Dengan sekali hentakkan memasukan penisnya kedalam hole Pete.

02. WHY Seasons 2 | Posesif Obsesif Psycho [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang