Chapter IV : Serbuan Masa Lalu

298 15 1
                                    


Terbangun dengan suara alarm, Fuji mengulet sebentar, lalu menendang selimutnya turun dari tempat tidur. Tidurnya semalam nyenyak banget, rasa letihnya kemarin malam terbayar lunas. Menimbang-nimbang sebentar, Fuji membuka pintu kamarnya, melangkah keluar. Sayup-sayup Fuji dapat mendengar alunan suara seseorang yang sedang mengaji, sofa tempat Thoriq semalam ia tinggalkan tidak ada siapa-siapa. Fuji melangkah ke ruang kerja Thoriq, dia mengintip sedikit dari balik pintu, Thoriq tampak sedang mengaji di balik meja kerjanya. Thoriq berhenti sebentar ketika mendengar Fuji muncul dari balik pintu, lalu ia kembali melanjutkan ngajinya sampai beberapa saat. Suara adzan subuh berkumandang. Thoriq menghentikan ngajinya.

"Kita solat jamaah ya, sayang." Ujar Thoriq sambil menyimpan Alquran nya di dalam laci kerjanya. Fuji mengangguk, lalu ia berjalan ke arah kamar mandi untuk berwudhu.

Mereka berdua kemudian solat subuh diruang kerja Thoriq. Selesai solat, Thoriq mendekati Fuji, mencium kening istrinya lembut.

"Kamu masi ngambek?" Tanyanya pelan.

Fuji menggeleng.

"Maaf ya kak, aku bocah banget semalam" Fuji menunduk malu.

"Its okay sayang, aku malah seneng kamu cemburu. Artinya kamu sayang aku.." Thoriq menjawil pipi Fuji.

"Isshh.." Fuji geli dengan tingkah pede suaminya.

"Aku buatin sarapan ya, kamu mandi gih.." Thoriq melangkah ke dapur.

Selesai mandi, Fuji mendapati 2 piring spagetti di atas meja makan. Thoriq sedang mengambil air, suaminya itu juga sudah rapi dengan pakaian kantornya.

"Yuk sini sarapan sayang" ajak Thoriq sambil meletakkan segelas air perasan jeruk dan air putih di atas meja.

"Besok-besok aku yang buatin sarapan ya" ujar Fuji sambil duduk di hadapan Thoriq.

Thoriq tersenyum dan mengangguk.

"Aku sarapan overnight muesli juga gapapa sayang. Kamu ga usah ribet-ribet masak." Kata Thoriq kemudian sambil menyendokkan sesuap spagetti ke dalam mulutnya.

"Kamu ga biasa sarapan nasi ? Uduk gitu, apa nasi goreng" tanya Fuji kemudian.

Thoriq yang lagi minum agak tersedak, buru2 menyelesaikan minumnya dan mengelap mulutnya dengan tisu.

"Emang pagi-pagi kamu cukup waktu masak nasi uduk buat kita berdua sarapan?" Thoriq balik nanya.

Fuji meringis malu.

"Ya beli lah.." jawabnya singkat.

Thoriq tertawa geli.

"Ya kalo gitu mending kita sarapan oat aja sayang. Apa buat pancake gitu, lebih simpel dan sehat dimakan pagi-pagi kan. Emang kamu tim sarapan berat ya ?" Selidik Thoriq.

Fuji menggeleng lalu mengangguk, membuat Thoriq gemas.

"Aku bisa makan nasi pagi-pagi. Tapi klo sarapan-sarapan sehat juga aku bisa. Perutku fleksibel" jawab Fuji sambil tersenyum.

"Surprisingly sayang.. melihat badan kamu bagus, ku pikir kamu jaga makan" Thoriq berdecak kagum.

"Badanku biasa aja kak" Fuji menyuap spagetti terakhirnya sebelum mengakhiri sarapannya dengan segelas air perasan jeruk.

"Nope. You're my seductive wifey.." goda Thoriq sambil mengedipkan sebelah matanya ke arah Fuji.

Seketika ada semburat merah menjalar di wajah Fuji.

"Kak.." protes Fuji. Thoriq lantas tertawa.

Fuji kemudian berdiri dari kursinya dan membereskan meja makan.

TERJEBAK ASMARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang