Chapter 5: The Journey Has Ended

13.9K 1.1K 149
                                    

Perjalanan waktu ke masa lalu, tidaklah serumit kelihatannya. Rinnegan milik Sasuke menjadi alat utama untuk membuka gerbang, dengan timeline yang anehnya Kurama bisa tahu.

Waktu Naruto bertanya, mengapa bijuu yang hobi tidur siang itu bisa mengetahuinya, Kurama dengan santai hanya menjawab bahwa 'aku adalah monster chakra murni, suamimu itu tidak bisa menghapus ingatanku'

Jawaban itu sangat aneh, seolah-olah Kurama telah melalui atau menyaksikan peristiwa meresahkan ini. Jika dipikir-pikir, timeline yang mereka tuju adalah zaman dimana Sandaime Hokage masih menjabat, lebih tepatnya beberapa minggu sebelum peristiwa jembatan Kannabi.

Dan dalam periode waktu itu, Minato serta Kushina masihlah hidup dengan sehat dan bahagia. Dengan Kurama yang masih tersegel dalam perut Kushina.

Jadi ini seperti paradoks?

Naruto terkekeh geli. Ternyata, Kurama telah jauh melihat masa depan. Namun, si bajingan orange itu tidak pernah mengatakan apa-apa soal ini. Tetapi tak masalah, Naruto tetap mencintai bijuu nakal itu.

"Mengapa kau senyum-senyum sendiri begitu?" Sasuke bertanya sembari mengangkat alis. "Apa kau baik-baik saja? Atau mungkin kepala pirangmu itu terbentur sesuatu?"

Sikap menjengkelkan suaminya membuat si pirang mendengus kesal. "Hentikan, Teme. Jangan jadi bajingan di saat seperti ini. Aku baik-baik saja, hanya mengetahui hal-hal lucu"

"Hn, Dobe. Selama kau baik-baik saja"

Naruto mencibir, berpura-pura kesal pada suaminya yang pendiam. Namun, jauh di lubuk hatinya, Naruto khawatir dengan kemungkinan pertemuan Sasuke dengan keluarga masa lalunya.

Bagaimana jika dia sedih dan tidak bisa mengatasinya?

Naruto sendiri sedikit menggeliat saat memikirkan hantu masa lalunya sendiri. Tou-san dan Kaa-sannya.

Ia ragu dirinya bisa mengontrol emosinya. Membayangkan bertemu dengan mereka kembali setelah semua neraka yang ia lalui. Naruto benar-benar harus mengandalkan akal sehatnya untuk menghadapi malapetaka yang akan datang. Gelombang emosi yang tidak stabil, pasti akan menghantamnya dengan keras dan mencabik-cabiknya.

Jika aku saja seperti ini, bagaimana Sasuke nantinya?

Ketakutan itu mengenang di perutnya. Suaminya juga telah melalui neraka untuk sampai di titik ini. Naruto tidak bisa berbuat banyak, yang ia bisa hanya menawarkan dukungan dan bahu untuk suaminya bersandar dan berkeluh kesah.

Aku akan menenangkannya, aku pasti akan menghiburnya

Menguatkan dirinya sendiri dengan optimisme yang hanya setitik debu ditengah badai pikiran negatif, Naruto dengan acuh tak acuh berpikir bahwa keluarga Uchiha pasti tidak akan terlibat kali in─

"Hentikan omong kosongmu. Keluarga Uchiha sialan itu juga ada di sana nantinya"

Well, jika sudah begini, yang bisa Naruto lakukan hanyalah menenangkan si bajingan itu jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dan dramatis yang dapat menyebabkan lebih banyak masalah.

Dan dengan satu pemikiran itu, gerbang dimensi telah terbuka lebar. Sebuah portal berwarna ungu kehitaman dengan aksen merah yang tampak menyeramkan itu muncul di hadapannya. Ia melirik Kakashi, Shikamaru, dan Sakura yang berdiri dengan setia di belakangnya. Naruto tersenyum cerah pada mereka dan berkata, "Aku menitipkan desa pada kalian sebentar, ya!"

Kakashi tertawa, "Ya. Nikmati waktu kalian di sana. Jangan khawatirkan kami"

"Sungguh merepotkan seperti biasa, Naruto" 

Unexpected Incident [SasuNaru]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang