Chapter 4🔞⚠️

365 26 25
                                    

Dini hari, aku terbangun karena bermimpi tentang Chanyeol, sejak bertemu dia tadi siang, pria itu selalu menghantui pikiranku.

Siapa namanya? Park Chanyeol?

Karena penasaran aku pun mengambil ponsel ku dan mengetikan kata kunci Park Chanyeol di platform Google, dan benar biografi pria itu muncul disana.

Seorang CEO muda yang sukses di perusahaan ternama Park Corp dan sekarang ia menetap tinggal di Barcelona. Tepat seperti yang di katakan oleh Sehun.

Lalu mengapa Chanyeol mengunjungi Korea dan berkata baru pulang dari Amerika? apa mungkin saat ini ia ada perjalanan bisnis dari Amerika ke Korea Selatan? tapi ketika aku cari berita itu tidak ada artikel yang memuat tentang Chanyeol beberapa minggu ini.

Apa aku hanya halusinasi? aku rasa tidak mungkin karena semuanya terlihat begitu nyata, lihatlah bahkan hasil cupangan nya saja masih bertengger sempurna di leherku.

Tapi bagaimana pesan itu bisa menghilang begitu saja dari room chat Sehun? apa ia tidak sengaja menghapusnya?

Ah entahlah, kepalaku pusing memikirkannya.
Aku harus menemui Chanyeol untuk tau jawabannya, harus. Aku tidak bisa menunda lagi.

Aku segera beranjak dari ranjangku, mengenakan coat, memakai sepatu, mengambil kunci mobil dan melesat pergi menuju studio itu.

Sesampainya disana aku di kejutkan dengan kehadiran Chanyeol yang sedang memainkan pianonya, membawakan sebuah lagu Linkin Park yang berjudul Heavy. (play on mulmed)

Suaranya sangat indah, ia memiliki suara yang serak dan dalam, membuat siapapun akan nyaman jika mendengar suaranya.

"Nara?"

Chanyeol menyadari kedatanganku, namun aku hanya diam sambil memandangi Chanyeol yang juga menatapku, seketika itu Chanyeol menghentikan kegiatannya dan mulai berjalan menghampiriku.

Ketika orang lain mungkin akan takut padanya setelah apa yang aku lalui, aku justru memeluknya saat ia berada di hadapanku.

"Kau menghilang begitu saja Chanyeol" ujarku memeluknya erat karena tidak ingin lagi ia menghilang bagai di telan bumi.

Chanyeol membalas pelukanku dan terkekeh mendengar ucapanku, "Apa kau merindukanku?"

Sial, wajahku pasti sudah semerah tomat sekarang.
Bagaimana bisa ada orang yang berkata sepercaya diri itu tentang rindu padahal kami baru saja bertemu? tapi jika di pikir-pikir, untuk apa juga aku niat sekali menemuinya tengah malam begini.

"Ti-tidak, aku hanya ingin bertanya kau kemana?"

"Aku hanya keluar sebentar saat kau tertidur, ketika aku kembali kau sudah pergi" jawab Chanyeol sembari melepas pelukanku dan membawaku untuk duduk.

Ketika aku ingin duduk di kursi, ia malah menarik ku untuk duduk di pangkuannya, aku sedikit terkejut namun Chanyeol segera menyandarkan kepalaku di dada bidangnya saat tubuhnya yang besar itu melingkupi seluruh tubuh kecilku.

"Tapi bagaimana caranya aku tidur saat—Ahh!" Aku kembali tersentak saat kedua tangan besar Chanyeol tiba-tiba meremas bokongku membuat tubuh ku berdesir.

"Kau tidak merindukanku, tapi merindukan sentuhanku, bukankah begitu?" tanya Chanyeol menghentikan remasannya yang membuatku mendongakan wajah untuk menatapnya.

"Sialan, aku baru ingat kau meninggalkan jejak sebanyak ini di leherku"

Chanyeol tertawa saat beralih menatap leherku yang di hiasi oleh maha karyanya, "Itu belum seberapa, aku bisa membuatnya lebih banyak lagi di seluruh tubuhmu"

Tangan Chanyeol mulai merangkak naik ke atas pahaku, mengusapnya lembut untuk memancing gairahku.

"Ja-jangan, besok pagi aku ada kuliah Chanyeol"

Aku mencoba bergerak melepaskan diri dari rengkuhan tubuh besarnya, namun Chanyeol malah semakin merapatkan diriku padanya.

"Ssstt, seharusnya kau sudah tau resikonya datang kesini tengah malam"

Saat aku hendak kembali memprotesnya, Chanyeol segera membungkam bibirku dengan bibir tebalnya tapi aku sempat menghindar hingga bibirnya hanya menyentuh pipiku.

"Jelaskan dulu padaku, bagaimana caramu memanipulasi Sehun"

***

"Hyung! kapan kau ke Korea? apa kau tidak rindu denganku?" ucap Sehun dengan seseorang di balik teleponnya.

"Tidak, untuk apa aku ke Korea aku sedang berlibur di Jepang" balas seseorang itu yang membuat Sehun mendecak sebal, sudah lama sekali setelah memberikan studio musiknya ia tidak pernah lagi menemui Sehun.

"Ck, tapi aku merindukanmu, Chanyeol Hyung" ucap Sehun dengan suara merajuk yang di buat-buat, membuat seseorang itu terkekeh mendengarnya.

"Ah jangan coba menipuku Oh Sehun, aku tau kau pasti sedang ingin di belikan sesuatu, ya kan?" tebaknya yang membuat Sehun tertawa kencang, karna sepertinya Hyung nya ini sangat tau apa yang di inginkan oleh Sehun.

"Ya, uangmu kan uangku juga" canda Sehun yang membuat pria itu tertawa di balik teleponnya.

"Mana ada, cepat kau mau apa nanti aku belikan"

Tanpa Chanyeol ketahui Sehun tersenyum lebar, Hyung nya ini memang sangat baik atau memang mudah sekali untuk di kadali? bahkan Sehun sendiri pun tau pin ATM yang di miliki oleh Chanyeol, maka tak jarang Chanyeol mendapatkan notifikasi tagihan credit card nya membludak karena ulah Sehun.

"Aku tidak ingin apa-apa, aku hanya ingin tau apa kau sedang di Korea atau tidak, Hyung?"

Nada suara Sehun mulai berubah serius, ia ingin memastikan apakah Chanyeol tengah membohonginya atau tidak? karna ia cukup menaruh curiga bahwa Chanyeol sedang berada di Korea saat ini.

"Tidak Hun, memangnya kenapa?"

"Lalu siapa yang di maksud oleh Nara?"

"Nara siapa?"

"Itu.. Nara yang aku berikan studio musikmu padanya, dia bilang kau berada di studio musikmu tadi siang"

Hening, Chanyeol terdiam sejenak mendengar pernyataan yang di ucapkan pria itu.

"Hyung?" panggil Sehun saat merasa Chanyeol tidak menjawabnya.

"Tidak, aku tidak. Apa kau yakin yang di lihatnya memang benar aku? atau dia sedang mengonsumsi obat-obat tertentu, mungkin?"

"Maksudmu, dia mengonsumsi obat yang bisa membuatnya halusinasi?"

Masuk akal, jika benar Chanyeol sedang tidak berada di Korea, mungkin Nara hanya terkena pengaruh halusinasi dari obat yang mungkin sedang di konsumsinya.

"Bisa jadi, saat ini aku sedang tidak di Korea, Hun. Bagaimana mungkin aku bisa ke studio musik itu"

Benar juga, jika Chanyeol ke Korea sudah pasti pria itu akan menemui dirinya, karena mereka berdua sangat akrab, apalagi kenyataan bahwa Chanyeol menyayangi Sehun layaknya adiknya sendiri.

"Hyung, kau sedang tidak membohongiku 'kan?"

"Tidak lah, untuk apa juga aku bohong"
Tegas Chanyeol dari balik teleponnya.

"Ah ya kau benar, besok aku akan coba memastikannya" final Sehun kemudian mematikan telepon tersebut.

***

udah mau masuk inti cerita nih, yg mau aku cepet update ayo vote dan komen yah! Follow juga boleh nanti aku follback hihi, maaci erii🍒
btw, special update for celebrating Chanyeol discharge🥳 yuhu~ welcome back ayang loey🥰✨

LOEY STUDIO ; PCYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang