Part 9

736 71 3
                                    

Jaemin mengetuk lemari di depannya dengan tidak terburu-buru. Jihyo juga di sana, panik dengan apa yang terjadi walaupun ia tahu Donghyuck kenapa sebenarnya.

Hanya Jihyo yang tahu.

"Aku di sini Donghyuck, kau bisa menangis di tempat favoritmu."

Tidak ada jawaban dari dalam lemari.

Tersenyum di saat seperti ini sungguh adalah hal bodoh, tetapi Jihyo tidak bisa menahannya.

Bagaimana caranya agar Jaemin dan Donghyuck bisa saling mencintai layaknya sepasang kekasih?

Jaemin benar-benar bisa diandalkan.

"Donghyuck?" Jaemin mencoba memanggil pria yang masih betah berada di dalam lemari.

"Kumohon jangan sekarang,"

Jaemin melihat ke arah Jihyo dengan kerutan di kening. Tapi Jihyo malah ikut menangis, Jaemin semakin tidak tahu apa yang harus ia lakukan.

Apa ia harus menghubungi Daniel untuk menenangkan Jihyo?

Namun kalimat Donghyuck selanjutnya membuat keduanya membeku.

"Kumohon tidak lagi, appa."

Kemudian kembali terdengar Donghyuck yang menangis tersedu-sedu.

Jaemin ingin meminta penjelasan pada Jihyo, namun ia urungkan niatnya melihat Jihyo yang masih tertunduk.

Jaemin mengambil air untuk Jihyo dan mengusap punggungnya pelan. Ia akan bertanya dan meminta penjelasan lain waktu.

Pasti ada sesuatu yang telah terjadi antara Donghyuck dan ayahnya. Karena Jaemin tahu ayah Donghyuck adalah seorang penjudi dan sering mabuk-mabukkan.

Lalu terbesit di pikiran, mungkinkah ayah Donghyuck pernah melakukan sesuatu yang membahayakan pada anaknya sendiri?

"Donghyuck-ku sayang, Jaemin-mu di sini. Aku bawa buah naga, keluar ya?"

Sama seperti sebelumnya, tidak ada jawaban.

Lantas Jaemin menyerah?

Tidak akan pernah.

Tibisiii!!

Mi amor, Donghyuck || JaemhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang