Part 7

1.3K 133 11
                                    

Sebagai permintaan maaf, Jaemin mengajak Donghyuck pergi keluar malam ini. Makan martabak keju susu dengan tawa seperti biasa, melupakan apa yang membuat keduanya tidak saling bicara.

Jaemin tengah menyuapi martabak pada Donghyuck yang dengan cepat melahap makanan kesukaannya. 

Pemandangan yang manis, namun harus berhenti karena ponsel Jaemin bergetar.

Sieun.

Itu yang dapat Donghyuck baca dari layar ponsel Jaemin.

Mengapa terasa tengah diduakan? Pikir Donghyuck begitu Jaemin dengan sigap membalas pesan singkat dari Sieun dengan senyum yang terpampang jelas.

Donghyuck geram, sangat. Acara makannya jadi begini, Jaemin mengabaikannya.

"Jae,"

Tidak berpaling dari ponsel, Jaemin hanya bergumam 'hm'.

"Kalau aku dan Sieun tenggelam di laut, dan kau ada di atas perahu, siapa yang akan kau selamatkan pertama kali?"

Jaemin membelalak dan pura-pura tidak mendengar dengan berkata 'hah'. Untuk memastikan bahwa Donghyuck memang bertanya apa dia akan memilihnya atau Sieun.

Jaemin bingung, ada apa dengan Donghyuck sebenarnya.

Donghyuck hanya mendelik ke arah Jaemin tanpa mengulang pertanyaannya.

"Perutku penuh, kenyang, dan ingin pulang." ujar Donghyuck sambil mengambil potongan martabak terakhir dan melahapnya habis.

Mengapa sekarang Jaemin bersikap sangat menyebalkan di matanya?

Biasanya Donghyuck tak pernah mau peduli apa yang Jaemin lakukan. Donghyuck harus bertanya pada siapa yeorobun?

Donghyuck merampas ponsel Jaemin dengan sengaja dan berjalan terlebih dahulu ke arah motor Jaemin berada. Dengan tidak sopan membaca pesan singkat antara Jaemin dan Sieun.

"Yak!" Jaemin mengambil ponselnya cepat dan membiarkan Donghyuck mencebikkan bibirnya.

Donghyuck lelah dengan sikap Jaemin yang benar-benar berubah.

Jaemin tidak lagi memakaikan helm untuk Donghyuck, hanya menyerahkan dan pandangan tetap fokus pada ponsel.

•••

"Donghyuck, apa aku harus menjawab pertanyaanmu di kedai tadi?"

Sesampainya di depan rumah Donghyuck, Jaemin teringat pertanyaan Donghyuck tadi.

Donghyuck mengerutkan kening dan biasanya Jaemin akan mengusak rambutnya karena baginya itu sangat menggemaskan. Tetapi kali ini tidak.

"Memang aku bertanya sesuatu?"

Jaemin tidak dapat menahannya lagi dan langsung mengusak surai Donghyuck yang selalu lembut menurut Jaemin.

"Tidak, kau tidak bertanya apa-apa. Ya sudah aku pulang dulu."

Jaemin menyalakan mesin lalu melaju dari hadapan Donghyuck setelah melambaikan tangan. Jaemin sudah tidak terlihat tapi Donghyuck masih berdiri di depan pagar.

Apa yang sebenarnya Donghyuck harapkan sebelum Jaemin pulang?

Ucapan selamat malam kah?

Halah, tidak penting menurut Donghyuck, dan akan selalu begitu walaupun ada sesuatu yang menggelitik di dalam dirinya.

Donghyuck lebih memilih untuk menghiraukannya.



Tibisiii
.
.
Jujur, menurutku pribadi sikap hyuck gak boleh gitu. Kan emang hyuck sendiri yang gak mau pacaran, jadi kalo jaemin suka sama orang lain terus sikapnya berubah ya wajar aja. Masa nanti kalo jaemin punya pacar, jaemin lebih romantis ke sahabatnya. Gimana perasaan pacarnya:(
But, tenang aja, ini cerita jaemhyuck kok.

Plis banget, kita sebagai cewek must be classy, ok? Jangan gampang baperan, apalagi gampang bucin ama cowok. Kecuali he deserved dibucinin ampe mampus.

Mi amor, Donghyuck || JaemhyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang