"Wah, ada gebetan baru nih!" sindir Julia di kantin rumah sakit setelah akhirnya bertemu Raditya di akhir shift. Dia menyedot minumannya sampai tak tersisa lalu menyandarkan punggung ke kursi sambil melipat tangan di dada. "Kayaknya dari tatapan kamu, kalian berdua kenal dekat."
Raditya yang sedang menikmati seporsi nasi ayam geprek mengabaikan sejenak ocehan kekasihnya. Perutnya sudah melilit akibat tenaga yang sudah terkuras habis setelah melakukan kunjungan pasien, responsi dengan dokter bimbingannya, sampai mengajari anak-anak koas. Walau masih tahun kedua, banyak PPDS senior yang merekomendasikan Raditya sebagai tempat untuk belajar para calon dokter muda. Alhasil, pujian itu menjadi beban besar di punggung. Kadang dia berpendapat kalau lebih baik menjadi dokter yang biasa-biasa saja daripada harus menonjol seperti ini. Sayang, sisi lain Raditya yang ambisius selalu berhasil menang.
"Kamu kok diem sih, Dit!" seru Julia makin kesal.
Raditya membuka botol air mineral, meneguknya dengan cepat melintasi kerongkongan yang melegakan dahaga. Betapa nikmat ayam geprek langganannya yang bisa menaikkan mood dokter itu. Energinya sudah ke angka seratus persen yang berarti dia siap menjadi pendengar baik Julia yang sedang merajuk seperti anak PAUD. "Kamu kenapa sih?"
"Astaga, kamu B aja gitu jadi bahan omongan anak-anak di WA?" Julia mendelik seperti ingin mencekik Raditya saat ini juga. "Kamu sama cewek itu kenal? Si Valentina Rossi? Nyebut namanya aja najis!"
"Kamu kok gitu sih!" ketus Raditya tak terima kalau nama istrinya disebut sebagai kotoran. "Nama itu doa, orang tuanya susah-susah ngasih nama kamu malah bilang najis. Lagian, kan kita satu rumah sakit," cerocosnya. "Lagian apa yang perlu dikhawatirkan? Besok paling anak-anak udah lupa. Kamu aja yang lebay, Julia."
"Tuh kan! Malah bela bocil itu! Kalau diinget-inget kamu udah enggak manggil aku Sayang lagi!" Julia merajuk, memajukan mulutnya benar-benar dibuat jengkel dengan pikiran Raditya yang terlewat santai. Harusnya lelaki itu tahu kalau sebagai pasangan kekasih mesti menjaga pandangan dan perasaan masing-masing. Apalagi mereka sudah terkenal sebagai pasangan harmonis dan romantis ala drama Korea. Tidak mungkin Julia akan merusak reputasinya demi seorang bocah bernama Valentina Rossi.
"Aku enggak bela siapa-siapa, cuma harusnya kamu jangan gitu. Belum tentu dia beneran menaruh rasa suka kan?"
Emang si Tina udah mulai suka sama aku? batin Raditya penasaran.
"Ya, pokoknya aku enggak suka kalau dia bilang gitu sampai nyebar di grup WA. Nyebelin banget," omel Julia.
Raditya terkekeh lalu mencubit pipi tirus Julia. "Apa sih Sayang? Kamu makin gemesin loh kalau ngambek gini."
"Jangan cubit-cubit!" Julia menepis tangan Raditya sambil merengut. "Aku enggak suka ya kalau kamu ketemu itu bocah! Gayanya kecentilan."
"Emang," timpal Raditya membenarkan sikap Valentina yang agak genit. Tapi baginya malah lucu dan menggemaskan versi Valentina bukan perempuan lain. "Udah lah, anak kecil kok kamu urusin."
"Habisnya ..." Julia menarik kursi agar lebih dekat dengan Raditya lalu menggelayut manja di lengan kekasihnya itu. "Cemburu tahu kalau cewek deket sama kamu."
Raditya hanya tertawa dan tak sengaja ekor matanya menangkap sosok Valentina yang justru mengacungkan jari tengah padanya. Raditya membalas acungan jari itu kemudian mengibaskan tangan seolah mengusir Valentina agar tidak terlihat Julia yang hatinya sedang tak menentu. Hanya cari ini yang bisa Raditya lakukan untuk mendinginkan emosi Julia daripada mengundang perang dunia ketiga. Dia hafal betul bagaimana karakter Julia kalau ada seseorang yang memancing amarahnya. Raditya tidak ingin hal itu terjadi selagi mereka berada di lingkungan yang sama apalagi sampai terendus pihak kampus.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Devil Resident (END)
Romance(Romance-Medical) Menikah adalah sebuah bencana bagi Valentina di saat mimpinya belum sempat digapai. Apalagi harus menutupi status sebagai istri sang iblis-Raditya Neandro-dari kekasih, Brian Darmawan. Sayang, semua rahasia yang ditutupnya rapat m...