Chapter 2

112 9 0
                                    

Tring... Tring

Terdengar bunyi jam alarm yang ada di samping tempat tidur, Arka pun berusaha bangun dari tempat tidurnya sambil mengumpulkan seluruh nyawanya yang sepertinya tersisa sekitar 5 persen lagi dan mematikan alarm yang masih berbunyi nyaring.

"Ugh,ini jam berapa dah?" Gumam Arka sambil melihat jam alarm tersebut.

"Etdah buset udah jam 8 malam aja,  perasaan gue tadi baru nutup mata bentar eh udah jam segini aja." Ujarnya.

"Oh iya, kan gue tadi ada janji ikut balap jam 9 malam, lebih baik gue makan dulu aja deh baru gue berangkat ke arena balapan." Sambungnya Arka.

Arka pun mulai menuruni badannya dari kasur dan melangkahkan kakinya menuju dapur.

Sesampainya ia di dapur, Arka pun mulai mencari bahan makanan yang ada di kulkas dan hanya ia temukan hanyalah satu bungkus mie instan dan satu buah telur ayam.

"Yah udah deh masak ini aja daripada gue nanti balapan dengan perut keroncongan kan nggak lucu, kalau gue kalah cuma gara-gara perut keroncongan." Ujarnya.

Arka pun mulai memasak mienya dengan tambahan telur ayam (author yang ngetik author juga yang lapar 😩).

5 menit kemudian mie yang Arka masak pun sudah jadi, Arka pun mulai memakannya dengan lahap.

Selesai memakan mienya, Arka pun bersiap untuk pergi ke arena balap dengan setelan jaket yang melekat pada tubuhnya sehingga dirinya tidak akan merasa kedinginan karena angin malam yang menusuk kulitnya.

Arka pun memasang helmnya dan mulai menjalankan motornya menembus jalan malam yang terlihat banyak sekali pengendara lain yang sepertinya habis pulang dari berkerja. Arka pun terus mengendarai motornya dengan kecepatan sedang sambil menikmati angin malam yang terasa sejuk dan menyegarkan baginya.

20 menit kemudian...

Arka pun akhirnya sampai ke arena balap dan terdengarlah deguman motor-motor yang melaju dilintasan dan suara sorakan dari para penonton yang ada di arena balap tersebut.

"Oi datang juga lu akhirnya, gue kira lu nggak bakalan datang." Ujar Fikri sambil melangkahkan kakinya menuju ke tempat Arka berada.

Fikri Vinoansa adalah salah satu teman Arka saat dia bekerja di sebuah cafe saat ini. Yap benar sekali, semenjak kejadian itu Arka mulai menjadi anak yang mandiri, ya bisa di bilang dia berkerja sambil sekolah untuk memenuhi kebutuhannya saat ini.

"Datang dong, tapi sorry ya gue agak telat datangnya." Jawab Arka sambil melepaskan helm yang masih melekat di kepalanya.

"Yoii, nggak apa-apa sans aja." Jawab Fikri.

"Bdw yang jadi lawan gue siapa?" Tanya Arka.

"Gue juga kurang tahu tapi yang gue denger sih yang jadi lawan lu itu salah satu anggota dari geng leus." Jawab Fikri.

"Geng Leus? Memangnya mereka siapa kok gue baru dengar ya?" Tanya Arka kepada Fikri dengan wajah bingungnya.

"Haduh.. Arka.. Arka lu hidup di zaman berapa sih kok nggak tahu, hadeh." Jawab Fikri.

"Jadi, lawan yang bakal lawan itu adalah geng yang terkenal dengan kekejamannya dan kebrutalannya saat bertarung, lalu mereka itu merupakan salah satu geng terkuat yang ada di sini." Sambung Fikri dengan panjang lebar.

Sedangkan yang dijelaskan malah asik melihat sekumpulan pembalap lain yang ada di sebelahnya sambil mengganguk-nganggukan kepalanya.

"Oi lu dengerin gak yang gue ucapin tadi." Ujar Fikri.

"Iya, gue dengerin kok." Jawab Arka.

"Mohon perhatiannya semua, untuk pertandingan selanjutnya akan di mulai dalam 3 menit lagi jadi mohon untuk semua peserta untuk segera bersiap di garis balapan."

Arka AditamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang