Chapter 3

83 6 0
                                    


Sementara itu Arka yang sedang mengendarai motornya tanpa sadar menitikkan air matanya.

"Hiks... Hiks kenapa? Kenapa setelah gue berusaha untuk melupakan masa lalu tersebut dan berusaha menjalani hidup gue yang baru, orang itu malah kembali hiks kenapa." Ujar Arka sambil melajukan motornya membelah jalanan malam yang nampak sepi dengan kelajuan penuh.

"Gue lelah hiks... Gue lelah!! Bunda tolong bawa Arka bunda hiks Arka capek." Ujar Arka.

Saat Arka berucap hal tersebut terlihat dari kejauhan terdapat pantai yang sangat indah. Ia pun memberhentikan motornya dan mulai menjalankan kakinya menuju pantai tersebut untuk menenangkan dirinya.

Sesampainya Arka di pantai tersebut ia pun mendudukkan tubuhnya di dekat pohon kelapa sambil menyandarkan badannya ke pohon tersebut.

Matanya terus-menerus melihat ke atas sambil memandang sekumpulan bintang-bintang di kejauhan. Hembusan angin malam dan suara ombak kini menambah suasana di pantai tersebut.

Namun,tanpa ia sadari ternyata sejak tadi ada sepang mata yang terus-menerus melihat dirinya dari kejauhan.

Orang tersebut pun mulai melangkahkan kakinya menuju ke arah Arka berada dan...























Bukk...

"Eh lu siapa?" Tanya Arka kepada orang tersebut yang tadi menepuk bahu kanannya.

"Gue Zaki Elhandra,sorry ya gue ngagetin lu soalnya dari tadi gue liatin, lu melamun mulu sambil liatin langit jadi gue samperin deh, yaa siapa tahu lu butuh teman ngobrol gitu kan." Jawab Zaki sambil tersenyum dan duduk di sebelah Arka.

"Gue Arka Aditama, gue cuman pengen liatin bintang aja tapi tanpa sadar gue melamun deh hehehe." Jawab Arka sambil cengegesan.

"Gue tahu lu ada masalah, soalnya nampak dari kedua mata lu yang merah dan berair." Ujar Zaki.

"Keliatan ya?" Gumam Arka.

"Gue memang ada masalah tapi bukan masalah besar kok jadi sans aja." Jawab Arka.

"lu kalau ada masalah cerita aja ke gue nggak usah sungkan, anggap aja gue temen lu sendiri." Ujar zaki.

"Gue cuma lelah aja, rumah yang dulu gue pikir sebagai tempat untuk gue beristirahat sekarang menjadi neraka bagi gue, rumah yang dulunya harmonis menjadi suram bagi gue. Orang yang dulunya gue anggap sebagai super hiro kini malah menggusir gue hanya karena mempercayai orang baru di bandingkan darah dagingnya sendiri. Gue yang kini mulai berusaha melupakan itu semua malah dengan gampangnya orang itu datang kembali di kehidupan gue dan menyuruh gue untuk kembali Hiks.. Gue capek hiks... Perasaan gue sakit, marah, sedih,lelah kini bercampur menjadi satu." Ujar Arka sambil terinsak.

Zaki yang mendengar perkataan tersebut pun entah mengapa menjadi ikut merasakan hal yang sama oleh Arka.

Zaki yang tak tega melihat Arka yang mulai terinsak pun mulai memeluk Arka seakan-akan ingin membagi masalah yang di rasakan Arka kepada dirinya.

"Sutt... Tenang hm gue tahu lu pasti bisa untuk menghadapi masalah ini. Lu hebat bisa melewati ini semua sampai sejauh ini. Sekarang tenang yaa jangan menangis lagi, ada gue di sini misalnya lu butuh teman cerita lu bisa datangin gue di sini, gue akan selalu siap buat dengerin cerita lu." Ujar Zaki sambil mengelus rambut Arka dan memeluknya.

"Mn thank ya Zak lu udah mau dengerin curhatan gue padahal kita baru juga ketemu jadi nggak enak gue." Ujar Arka.

"Iya, nggak apa-apa kok sans aja." Jawab Zaki.

"Oh ya gue boleh minta no Hp lu nggak, yaa itung-itung untuk nambah pertemanan." Tanya Arka.

"Iya boleh, sini hp lu biar gue ketik nomornya." Ujar Zaki

Lalu Arka pun memberikan hp nya kepada zaki dan zaki pun mulai mengetikkan nomornya di hp Arka.

Setelah selesai mengetikkan nomor hp zaki pun memberikan hp itu kembali kepada Arka.

"Thank ya zaki lu udah mau beri nomor lu ke gue sekaligus mau dengerin cerita gue." Ujar Arka.

"Iya sama sama Arka." Balas Zaki sambil tersenyum lembut kepada Arka.

"Oh ya gue pulang dulu ya soalnya udah larut nih." Ujar Arka.

"Oh ya udah lu hati-hati pulangnya jangan ngebut-ngebut." Balas Zaki.

"Siap." Jawab Arka sambil memasang helm nya kembali dan mulai menghidupkan motornya.

Setelah berpamitan kepada Zaki, Arka pun langsung melajukan motornya menelusuri jalanan yang sudah sepi.



Arka AditamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang