Chapter 5

85 8 0
                                    

Malam terus berlalu, langit mulai semakin mengelap dan jalanan malam semakin sepi. Akhirnya Arka pun sampai ke rumahnya.

Ia memasukkan motornya ke garasi dan beranjak masuk ke dalam rumahnya.

Tik..tik

Terlihat jam yang menunjukkan pukul 11 malam. Dengan pandangan yang lesu dan lelah Arka pun berjalan ke arah kamarnya untuk beristirahat.

Kasur yang empuk dan selimut yang hangat sungguh menyenangkan pikirnya. Sesampainya ia di kamar, Arka pun langsung merebahkan tubuhnya dan mulai memejamkan matanya.

Di lain tempat

Terlihat sebuah mobil hitam di ikuti mobilnya lainnya berada di depan perkarangan rumah Arka.

Tak lama keluarlah segerombolan pria berjas hitam dan alat bantu suara di telinga kirinya.

"Tuan kami sudah sampai di depan rumahnya." ucap salah satu pria tersebut sambil menekan tombol on di telinganya yg kini tersambung langsung tuannya.

"Kalian masuklah dan bawa anak itu, jika dia memberontak bius saja."

"Baik tuan akan kami laksanakan."

Segerombolan pria berbaju hitam itu pun berjalan menuju pintu rumah Arka.

Tek..tek

"pintunya di kunci." ujar salah satu pria berbaju hitam itu.

"Coba pakai ini." ucap pria lain sambil memberi jepit rambut yang entah dari mana ia dapatkan.

Srekk....srekk

Tek..(pintu terbuka)

Setelah berusaha sekian lama akhirnya mereka pun berhasil membuka pintu tersebut.

Mereka berjalan dengan mengendap-ngedap sambil melihat keadaan ruangan yang nampaknya sepi.

Di dalam kamar

Sedangkan sang tuan rumah kini terlihat masih tertidur di balik selimut hangatnya tanpa menyadari bahwa ada seseorang yang memasuki rumahnya.

Trang..(benda pecah)

"Eungh astaga bunyi apa itu?"

Arka yang mendengar suara bencah itupun perlahan turun dari ranjangnya.

Dengan wajah yang masih mengantuk ia pun berjalan ke arah pintu kamar.

Sesampainya ia di ruangan tamu, ia pun melihat sebuah vas bunga pecah dan berserakan.

"Kok ini bisa jatuh ya?"

"Apa karena kucing? Ah tapi nggak mungkin lah kan gue nggak pernah memelihara kucing." ucap Arka sambil melihat vas bunga tersebut dengan tatapan bertanya-tanya.

"Atau mungkin hantu, asem kok gue jadi tiba-tiba merinding gini mana baru jam 1 pagi lagi."

"Ah bodoh amatlah lebih baik gue beresin nih pecahan vas bunga  daripada nanti terkena ke kaki kan nggak lucu." sambungnya

Arka pun berjalan ke arah dapur untuk mengambil penyapu dan tempat sampah. Namun tiba-tiba..

"Loh kok ini ada kaki? Kaki siapa ini eehh tunggu-tunggu...emgh le..pasin gue."

Tak lama Arka pun pingsan akibat obat bius yang pria berbaju hitam itu tancapkan pada leher Arka.

Salah satu pria itu pun menggendong Arka arah pintu keluar dan memasukkan Arka ke dalam mobil yang mereka kendarai tadi.

"Tuan kami telah mendapatkan anak itu." ucap salah satu pria tersebut yang terlihat sedang menelepon seseorang.

"Bagus, bawa dia ke mansion segera."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 06, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Arka AditamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang