Hari ini, Naya sedang tidak semangat bekerja. Entahlah, badannya terasa lemas dan ingin sekali beristirahat. Kemarin ketika Adrian mengatakan kalau orang tuanya ingin bertemu dengan Naya, Naya menolak awalnya. Tapi Adrian terus membujuk sehingga Naya tidak bisa menolak lagi dan memutuskan untuk pergi sekarang setelah ashar, sekarang waktu baru menunjukkan pukul dua siang.
"Nay, tolong anterin ini ke meja sepuluh ya," ucap Yanti yang belum menyadari wajah Naya yang sedikit pucat.
"Iya." Naya segera mengambil nampan yang berisi dua gelas jus jeruk. Dia segera mengantarkannya ke meja sepuluh yang Yanti maksud.
Terlihat dua wanita dengan pakaian ketat tengah berbincang ria, sesekali mereka tertawa karena lelucon yang mereka lontarkan. Ralat, bukan lelucon melainkan sebuah hinaan untuk orang yang mereka ghibah kan.
Semakin mendekat, maka langkah Naya semakin tertatih. Dia merasakan pusing hebat di kepalanya, bayangannya pun mengabur. Tapi, Naya masih tetap bertahan.
Dia menyodorkan nampan tersebut, namun entah kenapa tangannya lemas dan akhirnya kedua minuman itu tumpah mengenai baju mereka. Naya tersentak kaget, dia segera mengambil tissue berniat untuk membersihkan baju mereka tapi malah bentakan yang Naya terima.
"Lo bisa becus kerja gak sih? Liat, baju kita jadi basah karena ulah lo!" bentak wanita yang memakai baju berwarna merah menyala.
"Maaf, Kak. Saya gak sengaja, tadi tangan saya lemas jadi..."
"Alah, itu cuma akal-akalan lo aja 'kan?" Wanita yang memakai baju berwarna merah maroon pun ikut angkat bicara.
"Pokonya gue gak mau tau, lo harus ganti rugi! Baju kita ini mahal, gaji lo selama sebulan aja mana cukup!" ucap wanita yang memakai baju merah menyala itu.
Semakin banyak suara yang masuk ke telinga, semakin pusing yang Naya rasakan. Belum lagi pengunjung yang lain, mereka juga memperhatikan dan berbisik-bisik. Sungguh Naya malu, baru kali ini Naya berbuat kesalahan.
"Lo tuli apa gimana?" Tiba-tiba seseorang menarik rambut Naya membuatnya meringis kesakitan. Naya sedang lemah, dia tidak punya tenaga untuk melawan, hanya sebuah kata mohon yang keluar dari mulut gadis cantik itu.
"Saya mohon lepas Kak, sakit." Naya memegang rambut yang wanita itu tarik guna mengurangi rasa sakit akibat tarikan tersebut. Tapi, semuanya percuma.
"Makanya jangan pernah cari gara-gara sama gue!"
"Lepas!" Seorang pria datang lalu menghempaskan tangan wanita itu yang menarik rambut Naya.
"Lo siap.... Adrian?"
"Lisa," gumam Adrian yang berhasil Naya dengar karena saat ini Adrian sedang menopang tubuh Naya.
Wajah sangar wanita itu kini telah berubah menjadi sayu dan manja. Dia merengek. "Adrian, dia udah numpahin jus ke baju aku, jadi aku marah sama dia," ujar wanita itu.
"Tapi tidak seharusnya dengan kekerasan 'kan? Bisa jadi dia gak sengaja atau..."
"Pak, saya gak papa. Lagian saya yang salah, maaf ya Pak karena saya pengujung di sini jadi gak nyaman." Naya berusaha melepaskan tangan Adrian di kedua bahunya.
"Sekali lagi saya minta maaf Kak, nanti saya ganti baju Kakak." Setelah mengatakan hal itu Naya melangkahkan kakinya untuk pergi dari sana, tapi baru satu langkah Naya berjalan, tiba-tiba tubuhnya ambruk pingsan.
"Naya!" teriak Yanti yang baru saja menghampiri.
***
"Engh."
KAMU SEDANG MEMBACA
Mantan? [On Going]
Novela JuvenilSetelah sekian lama sebuah kisah cinta Nayana dan Adrian selesai. Kini, Adrian kembali untuk memulai kembali kisah mereka. Akankah mereka bisa seperti dulu lagi? Apakah Naya akan kembali menerima Adrian setelah dia menyakitinya dengan kepergian? Ik...