Flashback.
;Axel part first meet w/Bumi
"Mom i meet a gurl, she nice, she good. Asal mam tau she give me her money after I made her skirt dirty"
"Why you made ladies skirt dirty boy!? what are you doing hey? talk to me now!"
"Astaga mam, just a few hours ago I tell you about my problem. I lose my money, my pocket masa mama udah lupa? Bensin juga habis mam, we just stayed here again a week ago in case mom forgot"
"So?"
"I really don't have any friends after coming here mom"
"Oh I know what you mean, she is pretty?"
"Its not what I mean ibu besar"
"Really?"
"Egh forget it, i want to take a shower and go to sleep"
"Just do what you want"—
Morning's side ;Bumi part
"Ata seminggu ini kan papa engga di rumah"
"Iya bang, Eleo juga tau papa engga dirumah"
"Hahaha kamu ada ada aja ta ta""Ya kan bener, iya kan Eleo?"
miawww, ya hanya begitu respont Eleo. Eleo? kucing pemberian sang papa disaat Bumi atau yang kalian kenal Ata menginjak bangku smp kelas 2. Kucing berjenis kelamin laki laki dengan bulu berwarna putih abu abu.
"Maaf ya ata harusnya abang gantiin posisi papa selama papa di rumah nenek. Tapi abang harus tugas praktek kuliah di Semarang jadi engga bisa jagain kamu"
"Gausah di jaga bang, kan ada bang Alviz sama mama disini, semangat ya prakteknya"
"Sekali lagi maaf ya, nanti abang bawain kamu hadiah deh"
"Abang berangkat kapan?"Senyuman Al merekah, tangan nya terulur mengusap helaian rambut sang adik.
"Abang belum tau, pengumumannya nanti sore. Kemungkinan ga lama dari pengumuman itu sendiri biasanya dua tiga hari, itu kalau kata kating. Tapi katanya bakal di majuin buat angkatan abang, ya masih abu abu lah tanggal pemberangkatannya"
"Nanti ata bantu packing yaaa"–
Minggu kedua setelah keberangkatan sang sulung. Keadaan rumah menjadi jauh berbeda.
"Woi bangun lo udah siang, kerjain tugas rumah! jangan males malesan aja!"
"I iya bang"
"Cih jangan panggil gua abang selama bang al ama papa kaga di rumah"Senyum terpaksa terpatri diwajah Ata. Tak banyak yang tahu menahu soal hal ini. Kaki jenjangnya ia seret menuju dapur.
"Masak apa ya? sup? atau oseng oseng? kayanya west food enak"
Alhasil ia memilih memasak makanan kesukaan sang abang. Yang ntah apa namanya. Yang pasti terdapat bakso, dan segala jenis seafood didalamnya. Hampir satu jam setengah ia berkutat dengan peralatan dapur. Setelah ia selesai menyajikan makanan dan minuman untuk makan malam, ia membawa badannya menuju kamar mandi. Membersihkan badan sekaligus menyiapkan peralatan untuk daftar ulang di esok hari.
"BUMI! MASAKAN APA INI! KAMU KAN TAU ANAK SAYA GABISA MAKAN TELUR!"
Badannya meremang. Ingatanya dipaksa mengngat kejadian beberapa hari lalu saat kakinya tak sengaja menendang vas bunga milik sang ibu. Dengan berat hati ia berjalan keluar dari kamar, batin dan jiwanya berharap keadilan dapat ia dapat dari rumah ini.
"A-aku ga pernah masak telur mah. At-ta cuman bikin bakso seafood asam manis tanpa telur. Dirumah lan engga nyediain tellur kalau papa sama bang al engga dirumah"
"Alah itu akal akalan kamu aja kan! Kamu mau lari dari tanggung jawab kan! ngaku kam anak sialan!"
"Engga sama sekali mah, ata bener bener ngga ada masak telur"
Tanpa mendengar penjelasan tubuhnya terus dipukul higga hampir tumbang. Air mata setia menemani wajah cantiknya bebeapa minggu belakangan ini. Hampir seluruh bagian tubuhnya penuh lebam biru. Setelah puas memukuli sang ibu pergi beranjak meninggalkan sang anak yang sudah tergeletak lemah.
Ia menyeret tubuh kurusnya menuju kamar pribadinya dan langsung tertidur pulas. Di esok harinya, ia terbangun dalam keadaan badan penuh lebam. Rasa perih, dan sakit menyeruak hingga ujung kaki. Pipi yang semula kering kini basah lagi akibat menahan rasa perih disekujur tubuh.
Memasak, bersiap dan langsung berangkat menuju SMK untuk melakukan daftar ulang. Ya ia resmi diterima dan harus melakukan daftar ulang.
-
Banyak yang melihatnya miris, berjalan seorang diri dengan kondisi kaki dan lengan dibalut perban. Ya Ata menutupnya dengan perban, alasannya sederhana untuk mencari alasan masuk akal dengan kecelakan ringan sewaktu membeli makanan ringan.
Di ujung koridor terlihat seseorang yang pertama kali menjadi temannya di sekolah kejuruan ini. Senyumannya merekah dan diikuti dengan lambaian tangan. Kaki jenjangnya berlarian kecil kearah Ata.
"Hai! kok lo sendiri nyokap lo mana?"
Senyuman Ata menjadi luntur, lalu kembali tersenyum.
"Mamah itu Designer jadi wajar kalo engga bisa antar aku ke sekolah. Banyak schedule dihari ini yang udah keseringan mamah tunda. Jadi gitu deh"
"Ah tapi wajib ditemani orang tua loh, gausah panik gitu. Nanti kita didampingin mamah gua aja. Oiya itu luka lo gapapa? luka kenapa sih?"
"Makasih banget lho udah mau bantu aku. Eh biasa aku bontot yang bandel bekasan jatuh aja ini mah"
"O-ohh okay, eh ini uang lo yang waktu itu. Gua ga menerima penolakan sih wkwkw"
"Apasihh engga perlu dikembaliin juga gapapaa. Tapi makasih lagi yaa hehe lumayan buat beli ice cream"
"Dasar bocil"

KAMU SEDANG MEMBACA
Altabumi G.A.
FanfictionTidak dapat lagi di kembalikan apa lagi di rubah seperti semula. Pilu dan menyakitkan bagi siapapun yang mendengar erangannya. Hadir dalam gelapnya ruang pengap. Membalikkan semua kejadian yang selama ini berlalu. Cerita singkat ini di mulai dari 13...